Sehun POV
Ya, hari ini aku pulang lebih telat dari sahabat sahabatku yang lainya. karena aku masih ingin berlatih basket dilapangan indoor. Biasanya Jong In selalu bersamaku bermain disini. Aku masih bingung dengan keberadaan Jong In. Kemana dia?
Sudahlah, hari sudah menjelang malam lebih baik aku pulang. Aku mulai berkemas dan menuju taman sekolah untuk sampai diparkiran.
Saat aku berjalan disekitar taman sekolah kulihat seorang siswi yang mungkin honbaeku berjalan menuju kearahku. Kukira sudah tak ada siapa siapa disekolah ini. Dia berjalan dengan menundukan kepala. Aku cukup memperhatikannya dan sengaja berhenti dengan posisi lurus kedepan. Hingga akhirnya
BRUKKK....
Dia menabrakku dan terjatuh. Aku memasang wajah dinginku seakan akan tak peduli. Padahal ingin sekali aku menolongnya.
"Se... sehun sunbae" ujar gadis itu, dia memakai kaca mata.
"Mi..mianhae telah menabrakmu. Aku tak sengaja" lanjutnya, ia mulai berdiri.
"Tidak apa apa, bukan masalah" kulirik name tagnya sekilas "Park Ji Woo" dan berlalu pergi tetap pada wajah dingin ini.
Kurasa dia juga sudah pergi.***
Author POV
Malam pun tiba, gadis itu kini tengah berada diruang tunggu yang cukup sepi. Ia menggepalkan tangannya harap harap cemas.
"Kemana perginya keluarga Jong In sunbae. Apakah mereka tak peduli sama sekali" ujar gadis itu
Tak berselang lama, sebuah tangan menyentuh pundaknya. Ia kaget
"Siapa kau" tanyanya sambil menoleh.
"Tenang saja. Apa kau gadis bernama Im Yoon Hi?" Terlihat pria paruh baya dengan setelan berjas dan seorang perempuan paruh baya.
"Aa.. Iya Ajushi. Mianhae anda siapa? Apakah orang tua dari Jong In sunbae?" Tanga gadis itu, Yoon Hi. To the point.
"Ne, Kami orang tua Jong In. Maaf telah membuatmu repot. Dan terima kasih atas kebaikanmu yang mau menolong anakku. Jika saat itu tidak secepatnya dirujuk ke rumah sakit ini mungkin nyawanya tak akan terselamatkan. Sekali lagi terima kasih" jelas laki paruh baya itu.
"Tidak ajushi, ini tidak merepotkan. Aku melalukannya dengan iklas. Hmm... kata dokter Jong In sunbae baru akan sadar kurang lebih tiga atau dua hari lagi. Dia mengalami pendarahan cukup hebat dibagian kepalanya. Untungnya ia tak mengalami amnesia" ujar Yoon Hi panjang lebar.
"Ne, syukurlah. Lebih baik kau beristirahat pulang. Kami akan menunggunya hari ini. Jika kau ingin menunggunya besok tak masalah. Kau honbae Jong In disekolah bukan?"
"Ne ajushi. Ne, aku honbae Jong In di sekolah"
"Arraseo, Cepatlah beristirahat pulang kurasa kau sudah seharian disini. Dan sengaja libur untuk menunggu anak itu"
"Ghamsahmnida Ajushi Ajumma. Aku pulang lebih dulu. Tolong jaga Jong In kurasa ia perlu kehadiran kalian berdua" pamit Yoon Hi sambil tersenyum manis.
"Pasti Yoon Hi-ya" sahut ibu Jong In
"Anak itu baik sekali" ujar ayah Jong In sambil tersenyum.***
Keesokan harinya Yoon Hi bersekolah seperti biasa. Ia masih sangat lelah untuk membuka matanya. Dengan mata masih terkatup katup ia mulai berjalan menyusuri setiap gang sempit untuk sampai dijalan utama. Ia terlihat berjalan tanpa tentu arah.
PLETAKK..
Sebuah batu kecil mendarat mulus di keningnya. Alhasil ia meringis kesakitan dan baru tersadar.
"YA!!! Siapa yang melemparnya. Untung saja keningku tak berdarah. Cihh" Yoon Hi berdecak kesal dan melanjutkan perjalanannya. Ia tak ingin ada masalah pagi ini.
Tak cukup waktu lama ia sampai didepan gerbang sekolah dan secara kebetulan ia bertemu dengan teman sebangkunya. Bukan. Namun lebih dari seorang teman bisa dikatakan sahabat.
"YA!!! Im Yoon Hi kau kemana saja hahh" belum genap melewati gerbang sekolah. Ji Woo, sahabat Yoon Hi sudah berteriak tak jelas.
Yoon Hi hanya memutar bola matanya malas. Ia tak menghiraukan pertanyaan yang dilontarkan Ji Woo. Ia melanjutkan perjalanannya meninggalkan Ji Woo yang sedang berkacak pinggang.
"YA YA!!! Menyebalkannn!!" Pekik Ji Woo. Ia tak peduli siswa siswi lain menatapnya aneh. Ia langsung berjalan sambil menghentak hentakkan kakinya menyusul Yoon Hi yang tengah tertawa kecil melihat kelakuan sahabatnya yang seperti anak kecil.***
Bel istirahat berbunyi seperti biasa Yoon Hi dan Ji Woo pergi menuju sebuah pohon rindang yang letaknya tak jauh dari gedung sekolah. Keberadaan pohon ini tak banyak yang tahu. Hanya sebagian dari warga sekolah itu saja yang mengetahuinya. Mereka tampak sibuk, Yoon Hi sibuk dengan pikirannya sedangkan Ji Woo dengan bekal yang diberi ibunya.
"Kau tidak makan? Ini aku beri satu potong roti. Masih ada sisa dua" ujar Ji Woo
"Anii... aku tidak lapar kau makan saja semuanya. Kurasa kau lebih membutuhkannya" sahut Yoon Hi.
"Kau yakin?" Tanya Ji Woo. Sedangkan Yoon Hi mengangguk yakin.
"Hmm.. Yoon Hi-ya apa kau masih bekerja paruh waktu?" Tanya Ji Woo lagi.
"Masih, hanya saja minggu ini aku mengambil cuty karena ada urusan"
"Urusan apa?"
"Bukankah minggu ini kita banyak tugas. Yasudah aku mengambil cuty" jawab Yoon Hi berbohong. Untuk urusan yang satu ini ia memang harus berbohong.
"Begitukah, baiklah aku percaya" ucap Ji Woo.***
Sore hari pun tiba, Cafe berkelas dikawasan Gangnam kini ramai dikunjungi. Tak terkecuali anak anak SMA yang bersekolah disekitar sana. Tak jauh dari pintu masuk cafe terlihat empat orang gadis tengah berbincang-bincang ringan sambil menikmati hidangan yang telah mereka pesan sebelumnya.
"Aku tak habis pikir. Kemana perginya Jong in sunbae" ujar gadis dengan rambut kepang kudanya, Chan Young.
"Dan sahabat sahabatnya bahkan tidak tahu" sahut gadis bernama Kyung Ji
"Kurasa ia keluar negeri" sahut gadis lainny, Ah Ra
"Yang terpenting Chanyeol sunbae masih ada" seru gadis disebelah Ah Ra
"YA!! Min Chan kita membahas Jong In sunbae. Topikmu malah berputar balik" Kyung Ji berdecak kesal.
"Dia terlalu optimis dengan Chanyeol sunbae. Iya kan Min Chanie?" Tanya Chan Young layaknya seorang ibu bertanya pada anak tersayangnya.
"Ne" jawab Min Chan
"Gayamu berlebihan Chan Young" sungut Kyung Ji
"Bisakah kalian diam. Aku sedang membalas pesan dari Baekhyun sunbae" ujar Ah Ra tiba tiba dan membuat ketiga sahabatnya diam.
"Jangan membuat kami iri Ah Ra-ya. Kau bahkan telah berpacaran dengan idolamu sendiri. Sedangkan kita" ucap Min Chan kemudian. Kyung Ji dan Chan Young hanya mengangguk-angguk.
"Derita kalian"
"YA-_- menyebalkan"***
Yoon Hi POV
Akhirnya aku sampai di istana kecilku. Seperti janjiku kemarin, aku akan menunggu Jong In sunbae dirumah sakit. Entah apa yang membuatku mau menunggunya. Padahal bukan aku yang menabraknya, dan kita juga belum kenal satu sama lain. Bukan, mungkin hanya dia saja yang tak mengenalku. Ya aku juga tahu diri aku bukan siapa siapa disekolah. Sedangkan dia, yang kudengar orang tuanya adalah pemilik saham terbesar. Dan orang tuanya baik sekali, tak seperti yang kubayangkan.
Aku mulai berkemas-kemas. Membawa beberapa barang yang memang diperlukan. Uang sakuku cukup sampai dua minggu kedepan, syukurlah.
Setelah kukira siap barulah aku berjalan menuju halte bus untuk sampai dirumah sakit. Aku melakukannya dengan senang hati. Aku akan menunggunya untuk hari ini dan besok. Setelahnya jika masih ada waktu aku akan menghabiskan waktuku dirumah untuk berlibur sejenak dari pekerjaan paruh waktuku itu.***
Kini aku telah sampai didepan rumah sakit. Aku melihat kedua orang tua Jong In pergi dengan tergesa gesa. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengejarnya.
"Ajushi" cegatku. Mereka berdua berhenti dan menoleh.
"Aa Yoon Hi-ya ada apa?"
"Kalian akan kemana? Bagaimana keadaan Jong In sunbae" tanyaku
"Begini, tiba tiba saja ada panggilan yang mengharuskan kami keluar negeri selama dua hari. Jong In kutitipkan pada suster yang berjaga. Ia belum sadarkan diri. Kau mau menjaganya. Ia anak tunggal jadi tak ada yang menemaninya. Kami sengaja menutup nutupi keadaan Jong In dari sahabat-sahabatnya. Hanya kau yang tau. Alasan Jong In tak masuk karena ada pertemuan di luar negeri untuk perusahaan ayahnya, kami sengaja berbohong. Maaf merepotkanmu sebelumnya" jelas ayah Jong In.
"Aku tidak keberatan Ajushi semasih aku bisa. Tapi kenapa kalian menutup nutupinya?" Tanyaku
"Karena kami ingin yang terbaik buat anak kami. Kami tahu teman teman Jong In itu over, apalagi yang bernama Baekhyun dan Chanyeol. Ya kami hanya takut saat Jong In sakit dia malah bercanda didalam" jawab Ibu Jong In
"Arraseo. Berhati-hatilah dijalan. Aku akan berusaha sebaik mungkin" ucapku sambil tersenyum manis.
Ibu Jong In memelukku "Kau anak yang baik Yoon Hi-ya. Bertemanlah dengan Jong In. Dan ubahlah sikapnya yang keras kepala" ia pun melepaskan pelukannya setelah mengatakan itu semua.
Aku hanya tersenyum, dan mereka pun berlalu pergi menuju mobil.
"Jong In sunbae keras kepala" gumamku terus.
"Aku harus ekstra sabar"
kulangkahkan kakiku menuju salah satu kamar VIP rumah sakit ini. Sampai akhirnya aku menemukan kamat bernomor pintu 88
Kutarik napasku secara perlahan dan kehembuskan secara perlahan. Tanganku mulai memegang gagang pintu dan memutarnya.
Ceklekk....
Hening
Kuedarkan pandanganku keseluruh penjuru ruangan. Dan baru kusadari ada yang nihil. Jong In sunbae kemana dia?
YEAYY PART 2 Finish ^0^
Minta Comment dan Sarannya Chingu.
Maaf typo bertebaran. Gue buatnya cuma sejam jadi ga sempet ngeditSemoga suka.
Tunggu part selanjutnya ya
Thanks Juseyo ^^