kulangkahkan kakiku menuju salah satu kamar VIP rumah sakit ini. Sampai akhirnya aku menemukan kamat bernomor pintu 88
Kutarik napasku secara perlahan dan kehembuskan secara perlahan. Tanganku mulai memegang gagang pintu dan memutarnya.
Ceklekk....
Hening
Kuedarkan pandanganku keseluruh penjuru ruangan. Dan baru kusadari ada yang nihil. Jong In sunbae kemana dia?"Jong In sunbae" panggilku pelan sambil mengintari ruangan.
"Jong In sunbae" panggilku sekali lagi.
"Kau dimana?" LanjutkuCittt...
Terdengar suara decitan pintu, akupun menoleh. Dan betapa kagetnya aku begitu mengetahui Jong In sunbae berada disana dengan kursi rodanya dan seorang suster dibelakangnya. Tatapannya kosong, wajahnya pucat pasi.
"Pasien telah sadar beberapa menit yang lalu, dia meminta untuk di ajak keluar. Jadi saya mengajaknya. Namun dia ingin balik lagi. Memang aneh jika baru sadar pasien di perbolehkan keluar. Tapi ini keinginan pasien jadi kami pihak rumah sakit tak bisa menolaknga. Dan mohon maaf jika membuat anda khawatir. Saya akan melakukan tugas selanjutnya. Jadi mohon pasien agar istirahat dengan cukup dan jangan lupa dengan obat-obatanya diminum sejam lagi" jelas suster itu ramah sambil membawa Jong In mendekat kearahku."Baiklah, saya pergi dulu" pamitnya, aku pun hanya membalasnya dengan senyuman.
Saat suster itu benar-benar pergi. Aku tak langsung mengajak Jong In sunbae bicara. Dengan bodohnya aku memperhatikan wajahnya. Disaat sakitpun dia tampan.
"Siapa kau?"
DEG...
Dia bertanya padaku, dengan suaranya yang masih samar-samar. Apa yang harus ku jawab. Ya aku bukan siapa siapanya. Semua juga tahu."Aa sun..sunbae lebih baik kau beristirahat" niat awal ingin membantunya kekasur dia malah menepis tanganku dengan kasar.
"Aku bertanya, Kau siapa?!"
1 detik
2 detik
3 detik"Cepat jawab!" Suaranya meninggi walaupun tidak begitu keras.
"Aa.. aku, aku orang yang akan menunggumu selama dirawat disini" jawabku takut.
"Aku tak membutuhkanmu. Cepat pergi!" Dia mengusirku. Ya mengusirku, aku tak masalah jika harus diusir. Tapi tanggung jawabku belum selesai.
"Tapi ini tugas" ujarku pelan tanpa berani menatap Jong In sunbae yang masih dengan tatapan kosongnya
"PERGI!"
Aku tersentak kaget kali ini. Suaranya benar benar keras layaknya orang gila.Seorang suster pun datang dengan tergesa-gesa "Ada apa?" Tanya suster tersebut.
"Aku ingin dia pergi" Jong In lebih dulu menyaut dan menatap tajam kearahku. Aku tak berani menatapnya balik.
"Tapi orang tuamu menyuruhku untuk menunggumu disini" sahutku.
"Nona lebih baik anda keluar. Biarkan dia tenang terlebih dahulu, barulah anda bisa mencoba mengajaknya berbicara. Kurasa ada masalah yang berputar diotaknya sehingga ia menjadi seperti ini" jelas suster tersebut.
"Baiklah. Aku pergi" ucapku pasrah. Dia memang benar-benar keras kepala, Kau harus sabar Yoon Hi.
***
Author POV
"Jangan sentuh my baby honey, CABE!!!" Suara bass Chanyeol menggema diseluruh ruangan tempat geng mereka biasa berkumpul.
"Ya siapa yang menyentuhnya IDIOT!!! Aku hanya lewat dan tak sengaja menabraknya. Adakah nama yang lebih alay untuk benda itu" Baekhyun yang dikata cabe oleh Chanyeol tak mau kalah. Ia membela diri.