Part 5

2.2K 183 1
                                    

@SeoulNationalHospital
18.00 KST

   Yoon Hi berjalan lunglai menuju kamara VIP nomor 88. Ia lelah dan butuh beristirahat. Namun tanggung jawabnya ini belum selesai. Ya mau bagaimana lagi.

   Sesampainya didepan kamar, Yoon Hi tak langsung masuk. Ia melirik sekilas ke arah jendela dan memastikan Jong In.

   "Dia sudah sadar rupanya" gumamnya. Ketika melihat Jong In yang hanya diam menatap langit langit kamar.

    "Lebih baik aku tak usah mengganggunya dulu. Aku tahu dia butuh waktu menyendiri" Yoon Hi beralih menuju kursi tunggu. Sambil sesekali menggerakan otot ototnya karena kelelahan. Ia pun memejamkan matanya sejenak.

***
Jong In POV

    Apakah hanya aku laki laki paling lemah saat ini? Bahkan untuk keluar dari tempat yang paling kubenci ini aku harus benar benar mengeluarkan tenagaku.

    Aku hanya berdiam diri diatas ranjang rumah sakit ini. Kemana kedua orang tuaku? Apa mereka sudah tak peduli padaku dan lebih mementingkan pekerjaannya? Bahkan disaat aku tersadar dari komaku mereka tidak ada. Menunggupun tidak, hanya alat alat medis ini yang menjadi saksi bisu dibalik sadarnya aku.

    Soo Jung? Haha bodoh kau Kim Jong In. Bahkan ia sudah tak peduli padamu dan lebih mementingkan laki laki yang tak jauh brengsek sama sepertinya. Ya, jujur aku akui aku salah satu laki laki terbrengsek yang pernah ada.

   Aku ingin udara segar sekarang. Kemana suster yang berjaga. Apa mereka sedang bergosip. Sudahlah aku tak peduli, aku hanya ingin keluar mencari udara, itu saja.

    Dengan tenaga yang masih tersisa. Aku mulai turun dari ranjangku. Aku tak menggunakan kursi roda sama sekali. Ya, kurasa aku cukup kuat untuk berjalan.

    Saat tiba didepan pintu kamar. Aku melirik sekilas kearah luar melalui jendela. Gadis itu, bukankah dia yang kemarin kubentak. Untuk apa dia tertidut disana. Menungguku? Hahaha bodoh. Mana mungkin ia berani menungguku karena bentakanku kemarin.

    Tapi seragam sekolah itu, sama denganku. Apa kita satu sekolah? Pasti iya. Kurasa ia langsung kesini tanpa  beristirahat. Kasian juga dia.

    Kim Jong In jangan kasihan pada gadis yang tak kau kenal. Aku mulai melanjutkan aktivitas semulaku. Saat aku melewatinya ia tidur sangat pulas. Apakah selelah itu, ckck. Manis, gumamku tanpa sengaja. Dan berlalu pergi.

    "Jong In sunbae!!!" Panggilnya

     Cepat sekali bangun. Aku tak menoleh, melanjutkan perjalananku. Sangat pelan.
Hingga akhirnya derup langkah mendekatiku. Sudah kutebak pasti gadis asing itu lagi.

    "Baliklah kekamarmu sunbae, kau belum pulih sepenuhnya. Kau perlu beristirahat" ucapnya sambil terus mengikuti langkahku yang cukup pelan.

    Aku berhenti secara spontan. Dan secara tak sengaja ia menabrakku. Bodoh.

    "Ahh.. appo" ringisnya.

    Aku membalikkan badanku menghadapnya yang tengah meringis kesakitan karena terbentur punggungku. Apakah sesakit itu? Cihh berlebihan.

   "Aku bosan" jawabku datar tanpa ekspresi sekali pun. Kurasa aku mulai terima akan kedatangannya yang tiba-tiba.

   "Tapi tidak harus keluar juga sunbae, diluar dingin eoh. Kau bisa saja sakit lagi" ujarnya kemudian dengan raut wajah sedikit terlihat ketakutan. Ck

   "Aku tak peduli, aku hanya ingin mencari udara" sahutku kemudian lanjut berjalan tanpa memperdulikannya yang tengah meneriaki namaku dan mengejarku. Apa dia gila ini rumah sakit. Sudah kupastikan aku dan dia menjadi pusat perhatian.

Nothing [Kai FF] Completed✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang