"YA!" Pekik Yoon Hi. Jong In dengan tiba tiba bangun dan memeluk Yoon Hi! Posisi mereka sangat tidak pantas untuk seseorang yang belum menikah.
"Cepat bangun dan bersihkan dirimu oppa" Yoon Hi dengan cepat menarik badannya. Ia mendengus kesal tatkala melihat mata Jong In terpejam kembali.
"Terserah kau! Aku akan keluar" kata Yoon Hi dan berlalu pergi. Dibalik itu Jong In tertawa kecil melihat Yoon Hi kesal karenanya. Ia segera beranjak bangun dan berjalan menuju kamar mandi.
Yoon Hi tengah duduk santai sambil membaca beberapa buku pelajaran. Namun sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal merusak konsentrasinya. Yoon Hi hanya menggerutu tak jelas segera dibuka pesan itu.
"Kau ingat aku? Cinta pertama bagimu. Semoga kau tak melupakanku karen sudah 5 tahun lamanya kita bersama. Aku benar benar minta maaf atas kejadian saat itu, aku benar benar menyesal. Bisakah aku bertemu denganmu lagi dan memperbaiki semuanya?"
Tangan Yoon Hi gemetar membaca pesan dari nomor tak dikenalnya itu. Ia tahu dan bisa menebak siapa orang itu. Orang yang membuat keluarganya hancur secara tak langsung. Orang yang sangat ia benci namun ia menyayanginya masih sampai sekarang walaupun sudah tergantikan oleh kehadiran Jong In. Orang yang membuatnya terpuruk dalam kesedihan. Orang yang membuatnya senang sekaligus sakit. Tanpa terasa bulir bulir bening itu sukses jatuh begitu mengingat kejadian tragis itu. Otaknya memaksa untuk memutar semua kejadian itu.
"Kau menangis?" Jong In menengokan kepalanya ke arah Yoon Hi. Yoon Hi yang kaget segera menyingkir.
"YA! Siapa yang menangis! Tadi mataku kemasukan sesuatu, untungnya dapat dikeluarkan" dusta Yoon Hi dengan segera ia menghapus air mata itu.
"Apa kau yakin?" Tanya Jong In mencoba untuk memastikan sekali lagi. Ia ikut duduk disebelah Yoon Hi.
"Tentu" Yoon Hi berpura pura membaca buku kembali, sedangkan Jong In ia asik memandang wajah Yoon Hi yang tengah (berpura pura) membaca buku.
"Apa aku terlalu cantik sampai oppa memandangku seperti itu?" Tanya Yoon Hi yang terlihat percaya diri. Ia bermaksud ingin mencairkan suasana yang tadinya sepi.
"Sangat!" Seru Jong In, sedangkan Yoon Hi memutar bola matanya malas. Ia tak habis pikir kenapa laki laki tampan dan kaya raya seperti Jong In menyukai wanita biasa sepertinya. Dulu memang Yoon Hi berasal dari keluarga berada namun semenjak kejadian itu semuanya berubah.
"Terserah" ucap Yoon Hi.
Jong In seketika mengingat sesuatu, sudah cukup lama mungkin. Tapi ia masih mengingat detail apa yang diucapkan oleh Yoon Hi saat mengigau waktu ia sakit.
"Yoon Hi-ya bolehkan aku mengajukan satu pertanyaan?" Tanya Jong In yang kali ini nadanya terdengar lebih serius.
"Tentu, silakan" ucap Yoon Hi dengan mata yang masih pura pura terfocus ke buku, padahak pikirannya melayang entah kemana.
"Myungsoo... apakah dia pernah menjadi bagian dari hidupmu?" Tanya Jong In hati hati.
Wajah Yoon Hi menegang, kali ini adegan pura pura focusnya hilang sudah. Ia menutup bukunya tatkala keringat dingin mulai mengucur secara perlahan. Ia tak berani menoleh kearah Jong In sedikitpun.
Sedangkan Jong In, ia sedikit khawatir melihat perubahan mimik wajah Yoon Hi yang sangat cepat. Namun ia yakin pasti ada sesuatu dibalik perubahan mimik wajah itu.
"A..ani..aniya, siapa dia? Aku saja baru mendengar namanya" sahut Yoon Hi. Ia tak berani menoleh sedikitpun.
Jong In merasa sikap Yoon Hi tak seperti biasanya. Ia yakin ada sesuatu yang ia tak tahu dibalik ucapan itu. Ia harus mencari tau sendiri. Ia tak mau membuat Yoon Hi tertekan karena pertanyaannya.