PART 8: usai disini

2.7K 479 111
                                    




note: ayaang, gue mau banget update ini cerita cepet-cepet tapi kan gue harus bekerja menjadi seorang karyawan yang baik dan benar agar bisa membiayai hidup hura-huraku ini dan membeli tiket konser pacar-pacar mahalku... tapi ayang tetep semangatin aku dong... caranya tuh cuma vote aja sama komen-komen. oke?





8.

Audi keluar kamarnya setelah siap dengan seragam sekolah, semalaman ia ga tidur, hanya berguling kekanan dan kiri memikirkan apa yang baru saja terjadi.

"Audi..." panggil mamanya.

"Ya, ma?" ia duduk dimeja makan dimana mamanya dan Sean duduk, "papa mana?"

"Masih di rumah sakit, bentar lagi mungkin pulang." Ujar mamanya.

"Ohh..." ia mengambil sepotong roti tawar.

"Audi..." ujar mamanya, "semalem kamu kemana?"





deg.





Audi terdiam.

"Kamu ga ada di kamar, kamu kemana?" mata mamanya tajam mengarah kemata Audi, sedang Sean diam saja disebelahnya.

"A-ah, masa?" Audi berusaha mengelak.

"Kamu pergi sama Himas?" tanya mamanya.

Audi menggeleng, "engga..."

Mamanya menghela nafas, "pas pulang mama pikir kamu udah tidur, walopun kamu ga ngunci pagar, tapi terus mama liat sendal rumah kamu ada didekat rak sepatu dan sepatu yang biasa kamu pakai ga ada... jadi mama masuk ke kamar kamu... ternyata bener, kamu ga ada. Kamu kemana?"

Audi menelan ludah dengan susah payah, "A-Audi..." ia merasakan suaranya gemetaran, ia benar-benar ga pandai bohong! Maka menangislah Audi pagi itu didepan mama dan kakaknya.


~~


"Kamu jemput Java di diskotik???"

"Mama jangan marah sama Java ya ma, please ma, please! Java punya alasan, Java kesepian, dia juga kehilangan ayahnya tapi bundanya di Bandung terus! Audi ga bisa nyalahin Java kalo Java jadi bandel, ma..." ujarnya masih menangis.

"Kamu kan bisa nunggu Sean!"

"Tapi Audi ga tau kapan Sean bakal pulang sama mama, maafin Audi ma..." ia merengek.

Akhinya Sean si dingin itu memeluk adiknya, "ma, bukan salah Audi ma, dia cuma panik sahabatnya nangis-nangis minta dijemput."

Ooh iya, tetap ada drama palsu yang terpaksa Audi ungkapkan, Java menangis minta dijemput. Maaf Java, harga dirimu sedikit menurun, tapi ini juga salah dia.

Mamanya menarik nafas berat, memegang pelipisnya sambil menggeleng tak percaya bahwa anaknya yang baru kelas 11 melakukan hal nekad seperti menyetir tengah malam ke sebuah kelab.

"Maafin Audi ma..." Audi masih menangis.


Tok tok.


Ketiga pemilik rumah menoleh kearah pintu depan.

"Pagi, tante—eh Audi kenapa?" Java berdiri didepan pintu.

Tatapan Audi langsung turun kebibir Java. Sialan. Umpat Audi dalam hati, ia betul-betul ga siap ketemu Java apapun alasannya.

"Java sini. Duduk sini." Ujar mama Audi tegas.





Java menunduk, sebetulnya ia berniat mampir untuk bicara pada Audi, untuk minta maaf soal apa terjadi diantara mereka berdua semalam tapi kini telinganya dipenuhi omelan ala ibu-ibu yang terpaksa ia terima walaupun rasanya ingin berontak.

LAGUNA (Jeno x Karina | Jenrina | bluesy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang