PART 5: dan kau hadir

2.7K 544 93
                                    




notes: ayangg!! gimana performance stage couple kesayangan kita semua? ya ampun bener-bener hot & cold! gemessssszzsz... anyway ayaaang makasih supportnya dicerita ini, jangan lupa vote dulu sebelum baca yaa... nanti komen yaa... muahh





5.


"Itu siapa sih yang makan sama Java mulu?" tanya Himas saat ekskul dengan Nata. "pacar baru?"

"Ga tau." Jawab Nata singkat.

"Elu ya apa-apa jawabannya ga tau." Desis Himas, "cakep lho, kelas mana?"

"Ga tau."

"Hadeh!" Himas berlalu, jalan menuju kantin besar disebelah lapangan basket, "pacar lo, Jav?" tanya Himas langsung sesaat setelah ia melandaskan bokongnya di kursi kayu panjang sebelah Java.

Java tak menjawab Himas, malah ia berkata pada Audi, "diemin aja, orang gila."

"Anjeng!" Himas mengambil minum Java, "gue Himas, elo?"

Audi  melirik kearah Java, yang dilirik cuma mengangguk, "Audi, kak."

"Pacar Java?"

"Bukan, kak."

"Oooh elo mantannya adeknya Bonny ya??" tanya Himas.

Audi mengangguk.

"Jadi lo bukan pacarnya Java... ya udah jadi pacar gue aja—"

"Himas ah." Java menegakkan badan, "lo bau matahari."

"Ya namanya juga abis ekskul." Gumam Himas sambil tetap duduk meski agak jauh.

"Terus apa tadi lanjutin." Ujar Java menyuruh Audi melanjutkan percakapan yang terhenti tanpa memedulikan Himas.

"Iya duit gue abis, ini udah mau akhir bulan." Keluh Audi yang tiap hari harus menanggung uang makan Java.

"Ya udah besok bawa bekal." Jawab Java.

"Kasih duit kek, Jav, cewenya ngeluh ga ada duit malah suruh bawa bekal." Celetuk Himas.

Audi beranjak, "gue balik kelas dulu, mau nyalin PR." Ia mengambil sepuluh ribuan dari saku dan memberikannya ke Java, "jangan boros."

"Wanjeng, Java, mokondo!"

"Apaan sih." Nata datang menenteng bola basket.

"Sianjing, cewenya ngeluh ga ada duit bukannya Java ngasi duit malah minta duit, tuh ceban tuh dari cewenya!" ujar Himas sambil menunjuk selembar berwarna ungu ditangan Java.

"Ga tau apa-apa ga usah sotoy!" Java beranjak sambil menyeruput sisa minuman Audi yang ia tinggalkan.

"Dasar buaya ga modal." Ujar Himas.

"Bukan, bukan..." sahut Nata yang tau cerita sebenarnya kenapa Java terus dapat uang saku dari Audi, "bukan buaya, dia lintah darat."





~~





"Bun, tolong deh pijetin punggung ayah yang kiri tuh, kok agak nyut-nyutan." Ayah Java duduk dimeja makan dekat dapur.

"Kenapa, yah?" Java yang baru turun melihat ayahnya sedang dipijiti punggungnya.

"Kayanya ayah masuk angin deh dari kemarin." jawab laki-laki paruh baya itu. "atau salah tidur ya, bun? kok pegel banget badan sebelah kiri."

"Iya ayah kan kalo tidur hadap kirim terus, pegel itu..." Bundany amasih lanjut memijat.

Java tersenyum melihat ayah dan bundanya masih mesra sampai tua. "Bunda, punya bahan makanan apa?" tanya Java esok paginya.

LAGUNA (Jeno x Karina | Jenrina | bluesy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang