[END]
"Menyukai mu sama seperti mendapatkan nilai sempurna dalam Matematika, sikapmu yang rumit dipahami dan mustahil untuk dimiliki."- Sabila Anastasia.
Saat pertama kali melihat Khanza kakak kelasnya, Bila langsung menyukai cowok itu setelah eye...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading
***
'Tin.. tinn..'
Suara motor yang tiba-tiba terparkir di kerumunan membuat beberapa murid berjalan mundur.
Cowok itu melepas helmnya sebentar langsung terlihat rambutnya yang acak-acakan sedikit ikal, cowok dibelakang boncengannya sudah turun duluan tanpa mengunakan helm.
Semua siswi yang berada didekat mereka menoleh dan mulai berbisik-bisik sementara kedua cowok jangkung itu menuruni semua barang bawaannya.
"Za, mana anak-anak club Drama yang lain? Cuma kita doang nih?" Ucap Zero celingak-celinguk diantara kerumunan murid-murid yang semuanya adalah anak SMP Sanjana.
Khanza mengenakan tas ransel hitamnya, "mereka masih dijalan, tadi yang kita lihat dijalan, kayaknya bentar lagi mereka sampe," ujar cowok itu.
"Lho? Yang tadi rame-rame yang lagi nanjak, itu anak-anak Drama?" Tanya Zero yang mendapatkan anggukan kepala Khanza.
"Ayo, duduk dulu aja." Ajak Khanza melangkah menaiki tangga batu kearah saung yang ada ditanah berbukit diatas lapangan, yang terdapat banyak sebagian cowok kelas 9.
Zero dan Khanza meletakan tas dan barang bawaannya di saung itu, kedua cowok itu lalu pergi mendekati Iqbal dkk yang sedang duduk menatapi murid yang sedang tampil di bawah sana.
"Eh Bal!" Sapa Khanza bertos pada Iqbal dan bergantian pada cowok yang ada disana.
"Woi Za," sapa balik Iqbal.
Khanz dan Zero ikut duduk di kursi batu yang menghadap ke lapangan dibawah. Sebenarnya itu ada tempat untuk melihat pemandangan perbukitan yang membentang dihadapan mereka.
"Bila ya itu?" Tanya Zero menyipitkan matanya kearah dua orang yang sedang menari di tengah-tengah.
Iqbal mengangguk, "Hooh," ujar cowok itu cengengesan melirik Khanza yang terus menatap kearah dua gadis itu.
