•MIH20•

15.9K 860 42
                                    


Suasana tenang merujuk sunyi tersebar di setiap celah rumah minimalis itu, hanya suara ketikan dan gumam kebingungan serta kunyahan yang terdengar menandakan masih ada kehidupan di rumah itu. Sejumlah gelas susu berbaris acak memenuhi kolong meja kecil, Kulit jeruk beserta bungkusan cemilan berserakan di atas meja dan sofa sebagai paesan, tumpahan susu mengotori karpet bulu rasfor kesayangan tuan rumah. Keadaan ruang tamu yang sudah seperti kandang singa, tidak mengusik sang tuan rumah yang sedang bergelut dengan laptopnya.

mulut Dera tidak berhenti mengunyah memasok semangat. Kedua tangannya berselancar di atas keyboard laptop, berupaya bekerja dengan fokus maksimal, tapi mulutnya tidak mau mengganggur. Dera juga sesekali berdiri, karena ia tengah hamil besar, tidak baik jika terlalu lama duduk. Dera pikir,  jika ia menjadi owner, maka ia akan bebas dan tinggal terima cuan. Tapi ia keliru, sangat keliru.

"Ha-ha-ha! Akhirnya selesai juga!" seruan Dera menghancurkan keheningan yang baru saja akan tercipta.

Mematikan laptop, lantas menyandarkan tubuhnya, menyelonjorkan kedua kakinya lalu meregangkan jari-jari tangannya yang tegang.

Menunduk melihat perutnya yang kemudian hari akan menghasilkan manusia kecil, tangannya spontan bergerak mengelusnya lagi. Perasaanya tiba-tiba muram, ia ingin menemui Leo dan menyuruh Leo memijit kakinya, mengelus rambut juga perutnya, ia ingin memeluk Leo saat ini juga.

Tanpa banyak pikir lagi, Dera beranjak mengambil Hoodie yang tersampir di sofa dan menghubungi Rifki meminta untuk mengantarnya ke Restoran.

Setelahnya Dera ke kamar untuk bersiap-siap, mematut diri di depan cermin, mengambil lipstik merah gelap lalu mengaplikasikan di bibirnya. Tanpa memakai bedak, wajahnya sudah putih.

"Gausah ganti baju kali yah.." ucap Dera menimang-nimang, lantas memeriksa daster yang dikenakannya takut ada yang bolong apalagi jika di bagian pantat.

"Gausah ah, udah mau malam juga." yakin Dera setelah memastikan dasternya masih utuh, iapun segera memakai Hoodie lalu berjalan ke teras rumah menunggu jemputan Rifki.

Beberapa menit kemudian,

"Udah lama ra? Sorry tadi gw ngisi bensin dulu." Ujar Rifki menahan senyum. tangannya mengetuk-ngetuk tangki motornya, memerhatikan Dera yang tengah mengunci pintu rumah.

"Elleeh.. kode lo gak kreatif banget njirr, nanti deh kita singgah di pom bensin, gw beliin lo setengah liter." balas Dera membuang nafas jengah menghampiri Rifki.

"Heheh.. gak usah. Gw gak kayak gitu kok, becanda doang ra baperan amat! motor gw gak kenal kata mogok yah, lo gak pernahkan gw suruh turun di tengah jalan gegara kehabisan bensin, andelin gw terus yah ra."

Rifki tersenyum lagi, menarik-narik ujung rambut Dera.

Dera menepis tangan Rifki dan berucap,

"Idih! Siapa juga yang mau beliin lo bensin, gaji lo udah gw tambahin yah, gak usah sok gitu, yuk cabut!"

Kemudian Dera naik ke motor dibantu oleh Rifki.

Dera hampir saja terpesona dengan senyuman manis Rifki, gigi gingsul memang tidak bisa di abaikan begitu saja.

"Rif ayok gass!" perintah Dera saat sudah siap.

"Peluk gw, biar gak jatoh. Gw gak mau nambahin dedemit di dunia ini." ucap Rifki meliukkan pinggangnya.

Dera mengerinyit jijik, tangannya langsung mencubit pinggang Rifki yang seperti goyangan ular Nadin.

Awhh!

"Sorry pinggang lo bukan tipe gw, udah cepetan nying!" Rifki hanya bisa menggerutu di sepanjang jalan.

🦋🦋🦋

Dera baru saja menginjakkan kaki di Restoran Latte Me Live, tapi sudah disambut dengan kericuhan.

semua pengunjung mengerumuni meja di bagian pojok sana. Dapat Dera lihat seorang perempuan tengah mengamuk dan memaki-maki. Bisa-bisanya ia datang kesini di waktu yang tidak tepat. Aah..tidak juga, hitung-hitung hiburan.

"Rif yuk kesana tontonan gratis cuy!" Dera menoleh ke sampingnya, tapi kosong.

"Ish! Sama aja kayak Dian!" Derapun berjalan ke kerumunan itu, semakin Dekat Dera mendengar suara tangisan yang tidak asing, instingnya langsung merujuk pada Leo.

"Misi! Misi! Misi! Saya keluarga korban!"
Dera memecah kerumunan dengan trik jitu.

Nah.. kan, apa kata Dera, benar.
di sudut ruangan Leo sedang berjongkok bahunya bergetar, menangis tersedu-sedu.

"BAJINGAN! MAU ENAKNYA AJA! POKOKNYA GW MAU LO TANGGUNG JAW-AKHHWH!" Makian wanita itu berakhir dengan ringisan.

"KINTIL ALOK! JANGAN SEMBARANGAN YAH TANTE! BELUT SUAMI SAYA GAK MUNGKIN SUKA SAMA LOBANG REYOT BERKARAT!" teriak Dera menjambak rambut wanita itu.





SEBAGIAN PART DI UNPUB UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN 🙏

DAPATKAN CERITA LENGKAPNYA DI VERSI CETAK;)



TBC

 My Idiot Husband [END] VER. PDF✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang