•MIH15•

17.3K 1K 17
                                    


🦋🦋🦋

Leo menatap tidak rela Dera yang berlalu dari balik jendela, ia juga ingin sekolah, ingin keluar rumah tapi Dera bilang besok aja hari Minggu. Mengingat perlakuan Dera tadi, Leo tidak bisa menahan tarikan di kedua sudut bibirnya, mengusap bibirnya lalu tersenyum malu,tadi pagi Dera membangunkannya dengan sangat manis dan lembut, Dera mencium seluruh wajahnya dan memeluknya erat. Leo ingin merasakan itu disetiap paginya,bolehkan ia berharap begitu?

Menoleh ke segala penjuru rumah hanya ia saja, tidak ada Dera. Seharusnya ini sudah biasa baginya kan ia sudah biasa seperti ini menunggu Dera pulang, Leo merasa aneh dengan dirinya sendiri, ia mendadak ingin selalu di samping Dera. Ia rindu Dera,
matanya mulai berair, ia suntuk di rumah terus,menonton tv juga sudah bosan, ingin melakukan sesuatu tapi takut nanti akan menjadi masalah lagi, bersyukur dua hari belakangan ini hubungannya dengan Dera mengalami kemajuan walau terkadang Dera masih ketus kepadanya.

Lalu pandangannya beralih ke ponsel Dera yang tergeletak di atas meja. Dera sengaja meninggalkan ponselnya dan mendownload beberapa jenis game agar Leo bisa memainkannya, tapi memangnya Leo bisa memainkannya? Dia saja terakhir menyentuh ponsel saat kelas 3 SMP, itupun bukan ponselnya, tapi ponsel kakaknya, mustahil ia dibelikan ponsel, bajunya saja semua bekasan Loan, kakaknya.

Dengan hati-hati Leo menggeser layar ponsel Dera, mata Leo memicing melihat wallpaper Dera, mengangkat baju untuk melihat perutnya yang sama sekali tidak ada bentuk kotaknya seperti foto wallpaper tersebut, yang ada hanya bayang-bayang samar tulang rusuknya, raut Leo kesal ia membuka kamera lalu dengan percaya dirinya ia memotret perutnya yang datar, ia menekan brutal saking emosinya.

Trock trock...

"Permisi.." suara seorang pria dan temannya mengetok pintu.

Leo menghentikan aktivitasnya, menyimpan kembali ponsel Dera,lalu dengan santai  Leo membuka pintu itu, belum juga badan Leo keluar, tangannya sudah ditarik kasar, baju Leo yang tersangkut di gagang pintu pun robek, Leo memberontak tapi mulutnya langsung di ikat kain lalu dua orang tersebut membawa Leo ke semak-semak dekat dengan kandang ayam tetangga Dera.

"Modelan gini? Sekali sentil langsung patah." Ujar lelaki itu, lalu menendang perut Leo.

"Akhmm!" Ringisan Leo tertahan, kedua tangannya terikat keatas.

"Bagusnya kita apain ni anak?" tanya lelaki satunya menendang kaki Leo, membuat Leo limbung.

"Bikin dia babak belur lah! Pake tanya lagi."

Lalu kedua lelaki itu meninju wajah dan perut Leo berkali-kali seperti meninju samsak. Air mata Leo sudah bercampur Dengan Darah, bibirnya pecah, mulut dan hidungnya mengeluarkan darah.

"Hohs..hoh..huhs.." nafas Leo terputus-putus, Leo berusaha mempertahankan kesadarannya, ingin melihat wajah kedua orang itu.

10 menit kemudian, kedua lelaki itu masih mengeroyok Leo yang sudah tidak mengeluarkan suara lagi alias pingsan, tubuhnya tergeletak mengenaskan di semak-semak itu. Kedua pria  yang sekarang sedang memvideo kondisi Leo, lalu mengirimkannya ke nomor yang sudah dikirimkan bos mereka.

"Yuk cabut, misi kita selesai hari ini." Mereka berdua berjalan keluar dari semak-semak meniggalkan Leo yang bisa saja mati disana.







SEBAGIAN PART DI UNPUB UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN 🙏

DAPATKAN CERITA LENGKAPNYA DI VERSI CETAK;)







TBC

 My Idiot Husband [END] VER. PDF✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang