"Lo tau nama lengkapnya?"
"Yah..enggak tau sih, lo kan tau gw orangnya gimana, naro sisir di kamar mandi tapi nyarinya di kolong rumah, pokoknya yah namanya itu velo." Ucap Dian menggaruk-garuk kepalanya ragu.
"Kekuatan cinta pertama lo mane jenab? Giliran sempaknya aja inget." tanya Dera mengerinyit.
"Asal lo tau sempaknya yang buat gw jatuh cinta! btw dapur lo bersih banget." balas Dian, menyindir kondisi dapur Dera.
"Bersih banget.. Lo mau bersihin nggak? Gw ikhlas kok." Dera sambil menaikkan satu alisnya.
"Gak. Gw alergi." ucap Dian mendorong Dera, tapi terhenti saat melihat sesuatu yang berwarna ungu kegelapan alias bekas cipok!
Menutup mulut, menatap wajah Dera syok,
"De-dera lo dicipok siapa! Kalian udah baku cipok-cipokan?" Tanya Dian dramatis menunjuk-nunjuk leher Dera.
Dera mengerutkan kening, menepis tangan Dian.
"Lo lupa? Kami aja udah keluar masuk!"
Lalu Dera masuk kedapur, alisnya menukik, ia menghampiri Leo yang sedang membasuh wajahnya.
Mengulum mulut kesal,
"Cih, ngapain cuci muka hah! Mau caper di depan Dian? Gak usah sok ganteng,mana ada yang mau sama lo!" Ujar Dera menatap sinis Leo.
"Gak. Leo gak sok ganteng kok, Leokan emang ganteng rara, ini juga Leo cuci muka karna muka Leo putih-putih, nanti aja mandinya yah." ujar Leo mengambil tangan Dera lalu mengusapnya, agar Dera tidak jadi setan.
Dera menyentak tangannya,
"Sini lo!" Dera menarik tangan Leo, menuju ruang tamu, terlihatlah Dian dengan wajah muram."Gak usah masang muka kayak gitu, nih cek lehernya." Dera mendorong Leo ke arah Dian.
"Leo coba kamu nunduk, aku mau cek leher kamu bolehkan?" tanya Dian sok manis, Dera berdecih.
"Nunduk goblok!" Geram Dera saat melihat Leo yang planga-plongo ia merasa bingung ada yang lembut sama dia, perasaan dia pernah merasakan ini.
"rara dia mau cek apa di leher Leo?" tanya Leo, membuat Dera tambah geram.
"Gak usah banyak tanya, Dian lo kok malah bengong, cek gih."
"Kasar banget lo, sama suami juga, kalo lo gak mau sini Leo buat gw aja." Dian tak habis pikir dengan Sikap Dera.
Saat Dian ingin menyentuh leher Leo, Leo refleks menjauh,
"Gak mau! rara aja yang pegang kepala Leo." Ujar Leo mendekat ke arah Dera, Dian yang melihat itu, mencium tangannya siapa tau bau tai, sebab Leo tidak ingin disentuh.
"Gak bau tai kok. Tapi bau terasi, hehe.. tadi lupa sebelum kesini gw ngulek." nyengir Dian.
"Ada." ujar singkat Dera menyentuh tahi lalat Leo,
"Nah kan ada! Apa gw bilang." seru Dian.
Dera menatap mata Dian,
"Terus gw harus gimana? Gebetanmu suamiku."
Membuang nafas lalu Dian menatap Leo, sedang Leo menatap Dera. Mengangguk mengerti, segitiga Bermuda.
"Gw..bisa apa? Kak velo udah jadi suami lo. Lagian udah lama, dia juga udah gak ingat gw. Tapi Dera, gw mau bilang ke lo kalo bosan lo bisa kasi Leo ke gw, lucu soalnya ra dia gak berubah." ujar Dian tersenyum, tapi matanya merah seperti banteng.
alasan dia tidak pernah pacaran karena Dian menunggu velo menjemputnya bagaikan kisah putri cinderamata. Iya, hanya menunggu, tidak mencari, tidak berusaha, dia tidak tahu bahwa pangeran yang ia tunggu untuk menjemputnya sedang terkurung, tersiksa, larut dalam kegelapan hingga hampir mati. Untung ada orang goblok yang menariknya keluar, berkedok menyelamatkannya tapi malah lebih menyiksanya seperti boneka, dirobek lalu dijahit begitu terus-menerus.
Saat akan pergi meniggalkan halaman rumah Dera, Dian menepuk jidatnya, lalu turun dari motornya.
"Dera! Gw lupa astaga, gw kesini sebenarnya mau kasi tau lo kalo, lo gak jadi bunting."ujar Dian.
"Loh kenapa? Gw gk keguguran kok." balas Dera.
"Lo emang gak hamil dadar.. kita aja yang tolol, garis di tespek waktu itu cuman satu kan, itu negatif berarti gak hamil, kalo dua baru hamil, trus kata Bella lo harus cek lagi minggu depan, alasannya gw gak tau pokoknya lu cek aja yah." jelas Dian.
Dera ber Oh,
"Oke semoga gw ingat, Bagus deh gw gak hamil." ujar Dera lega.
Dian mengangguk setuju,
"Yaudah gw pulang dulu yah udah mau malam, bayy dadar.."Dianpun pulang kembali ke habitatnya.
Dera kembali masuk ke dapur membersihkan kekacauan yang Leo buat,
"LEO SINI BANTUIN GW!?" teriak Dera,dari dalam dapur.
"LEO LAGI MANDI RARA SEBENTAR YAH." balas teriak Leo, ia dengan cepat-cepat menyiram tubuhnya lalu memakai handuk asal-asalan, tidak peduli masih ada shampoo di rambutnya, ia lebih takut Dera marah.
"rara maaf tadi Leo mandi, sini Leo bantuin."
Leo akan mengambil alih pel Dera,
"Gw aja yang pel, lo buang tuh sampah." ucap Dera fokus mengepel, tanpa melihat Leo.
Setelah semuanya selesai, Dera menoleh ke arah Leo yang masih berdiri di sampingnya, sedari tadi menemaninya mencuci piring.
"Handuknya dibenerin nanti jatuh, lo mau gw jadiin sosis? Ayo ke kamar pake baju." ujar Dera menarik lengan Leo yang letoy.
"Pake ini lagi aja, gw belum beliin lo baju, besok deh pulang sekolah."
"Iya gak papa kok, Leo suka pake baju rara." Leo tersenyum lalu maju memeluk Dera, menunduk memandang wajah Dera.
Dera mendongak melihat wajah Leo, lalu turun ke perutnya astaga Leo kurus sekali, memegang perut Leo memastikan apakah ada daging.
"Lo kerempeng banget njirr." Dera mendongak melihat Leo yang masih menatapnya.
"rara Leo pengen peluk lama boleh yah.." bujuk Leo dengan suara berat semakin memeluk Dera erat, lalu membaringkannya di atas ranjang dan kembali memeluknya lagi, menghirup dalam aroma tubuh Dera yang khas.
Tersenyum senang dalam hati, kapan lagi coba Dera jinak seperti ini, apalagi saat ia merasakan sesuatu yang empuk.
SEBAGIAN PART DI UNPUB UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN🙏
DAPATKAN CERITA LENGKAPNYA DI VERSI CETAK;)
Cuma mo bilang, kalian bebas untuk mengkritik cerita ini, tidak ada batasan. Jangan ragu dan jangan bimbang, aku butuh kritikan kalian;)
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/308591260-288-k335977.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband [END] VER. PDF✔️
Teen FictionBagaimana perasaanmu ketika kamu dihamili pasien RSJ? Malu? Mau meninggal? Inilah yang dialami sodara kita... Adeera keysa yang hidup sebatang kara korban keegoisan orang tua. Ayah dan Ibunya memutuskan untuk bercerai saat ia duduk di bangku SMA kel...