02

33.3K 3K 71
                                    

Taeyong mengerjabkan matanya ketika merasakan udara hangat disekitar, ia mulai mengusap kedua mata dan membukanya secara perlahan.

Suara kicau burung dan hembusan angin langsung menerpa tubuhnya, membuat helaian rambut Taeyong yang lumayan memanjang dengan poni menutupi kedua mata itu terbawa angin sepoi-sepoi.

"Ah sudah pagi ya" ia meringis kecil merasakan kepalanya yang agak pusing, seingatnya semalam ia sudah lelah dan meminta Mark untuk berhenti sejenak, tapi tak terasa malah tertidur hingga pagi.

Mark, oh iya dimana bocah it- Taeyong tersentak ketika merasakan pergerakan dipangkuannya. Ia menunduk dan mendapati singa kecil itu meletakkan kepalanya dipaha Taeyong sebagai bantalan sementara dirinya tidur.

"Apa dia tidak lelah dalam wujud singa terus?" Taeyong terkekeh, ia usap lembut kepala Mark yang masih terlelap, sebentar saja ia tidak akan membangunkan Mark langsung meski ia sedang buru-buru.

Tubuhnya juga perlu istirahat.

Menoleh kesana kemari, sepertinya mereka sudah melewati hutan dengan pepohonan besar menjulang. Disini pepohonannya biasa saja, mungkin mereka sudah dekat dengan istana.

Ia merutuk dalam hati, andai saja kemarin ia, Ten dan Winwin tidak menghilang dari kerumunan warga desa. Mereka pasti masih baik-baik saja dirumah.

"Paman Sooman dan paman Changmin pasti mencari anak-anaknya. Ini semua salahku, mereka pasti sial jika bersamaku"

Taeyong menghela nafas lelah, selama hidupnya ia tidak pernah mengingat wajah orang tuanya. Mereka meninggal sejak ia masih sangat kecil, ia diasuh oleh pamannya yang hidup di kota namun harus dikurung setiap hari. Bukan seperti diasuh melainkan di siksa, Taeyong meringis tiap kali mengingatnya.

"Mark.. Mark bangunlah kita harus terus berjalan"

Bocah singa itu bukannya bangun malah semakin merapatkan diri ke perut Taeyong.

"Sebentar eomma.. Minhyung masih mengantuk"

Taeyong terkekeh, dasar bocah ini.

"Hey Mark, aku melihat Haechan berjalan kemari" bisikan Taeyong membuat Mark langsung melebarkan kedua matanya dengan kepala terangkat dan menoleh kesana kemari.

"Mana?!! Mana Haechanie?? Manaa??!!"

Taeyong mendengus. Langsung berhasil untuk membangunkan bocah yang sedang jatuh cinta.

"Aku bercanda, ayo bangun dan kita lanjutkan perjalanan"

Mark langsung menatap lesu. "Kupikir benar ada Haechan, tapi tidak mungkin juga dia menghampiriku, mendekat saja takut"

Melihat wajah murung Mark membuat Taeyong jadi tak tega.

Keduanya berjalan sambil diam selama beberapa saat.

"Memangnya kenapa?" Taeyong mulai memancing percakapan karena sungguh lebih senang mendengar bocah itu cerewet seperti semalam daripada diam begini.

"Kau bisa melihat alasannya hyung, aku ini singa. Aku bukan bangsa serigala, dia pasti menganggap kalau aku ini aneh"

Taeyong mengerti, Mark ini langka. Baru kali ini Taeyong melihat bangsa singa secara langsung, dulu ia hanya mendengar desas-desus saja.

"Kau belum mencobanya bukan? Dekati saja dia dulu, aku yakin jika dia melihat kesungguhan dirimu. Dia akan menyukaimu"

Mark menatapnya antusias. "Benarkah??!!!"

Anggukan lucu Taeyong berikan sebagai balasan.

"Kau benar, dia pasti akan suka padaku suatu hari nanti soalnya Haechan itukan anak manis yang baik dan bla bla bla bla..."

Sweet Caramel [ JAEYONG ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang