03

31.2K 2.8K 190
                                    

Taeyong menghela napas lega karena ternyata orang yang membantunya tak lain lagi adalah Mark, dia sudah dalam wujud manusianya.

Anak yang menggemaskan.

Benar bukan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar bukan?

Taeyong tersenyum kecil lantas mengusap lembut rambut hitam anak itu, membuat Mark malah nyaman dan memejamkan mata sambil memeluknya dari samping sejak tadi.

"Kau seperti mommy. Aku suka" ucapan Mark membuat Taeyong terkekeh, ia selalu senang dengan anak kecil begini.

"Aku harap suatu saat nanti aku akan diberi kesempatan untuk memiliki anak baik sepertimu Mark, jika tubuhku bisa" -batinnya nelangsa.

Sudah bukan rahasia umum lagi jika omega resesif sepertinya dianggap tak berguna karena sulit mendapatkan keturunan. Hanya bisa memuaskan napsu tanpa memberi tujuan pasti. Seorang anak atau penerus.

"Bolehkah aku bersembunyi disini Mark? Bagaimana kalau ada yang masuk dan memarahimu"

Mark melepaskan pelukannya, ia mendongak menatap sosok Taeyong yang nampak khawatir.

"Tidak akan, tidak ada yang mau masuk kamarku untuk saat ini. Tenang saja kau bebas bersembunyi disini"

Taeyong kembali tersenyum, ia menunduk menyamakan wajahnya dengan bocah umur 10 tahun itu.

"Kenapa tidak berubah jadi manusia sejak semalam saja? Kau manis sekali Mark"

Mark mendengus. "aku ini tampan, yang manis itu Haechan dan Hyung"

Tergelak, Taeyong mencubit pelan pipi Mark. Dia gemas sekali dengan bocah ini.

"Dimana ayah dan mommymu Mark?"

Mark tersenyum. "Ayah selalu sibuk jadi tidak punya waktu untukku. Mommy.. hehe aku tidak tahu. Aku sangat kesepian disini, aku tidak punya teman jadi aku sering keluar untuk berburu, anak-anak lain tidak mau berteman denganku, mungkin karna aku singa"

Taeyong menatap sendu, ia tarik lengan anak itu untuk duduk berdua diatas kasur besar diruangan ini. Yang Taeyong pikir tidak mungkin jika ini ruangan Mark sendiri pasti ini kamar bersama ayahnya, tapi mana mungkin seorang pemetik anggur mendapat kamar seluas dan sebagus ini? Ah sudahlah.

"Aku akan jadi temanmu mulai sekarang, bagaimana?"

Kedua mata Mark berbinar tapi sedetik kemudian ia menunduk sambil memainkan tangannya.

"D-daripada menjadi temanku, bagaimana kalau menjadi mommyku? Ijinkan aku memanggilmu bubu, aku.. a-aku suka pelukanmu, hangat"

Untuk beberapa saat, Taeyong terkejut tapi ia paham, Mark begitu kesepian hingga berkata demikian.

"Baiklah, tapi kau mau membantuku lagi kan?"

Mark mengangguk semangat. "Bagaimana kalau aku panggilkan ayah??!! Dia pasti bisa membantu kita, apapun itu"

Sweet Caramel [ JAEYONG ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang