Flashback Hinata & Yuta 1

123 13 0
                                    

Sosok gadis cantik yang baru berusia 14 tahun itu terus menangis di pusara kedua orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosok gadis cantik yang baru berusia 14 tahun itu terus menangis di pusara kedua orang tuanya. Membuat orang yang mendengarnya akan menjadi iba. Ayaka Maziah Hinata , gadis itu menjadi sebatang kara tepat sehari setelah ulang tahunnya. Kedua orang tuanya mengalami kecelakaan tunggal karena jalanan yang licin setelah hujan.  Hancur sudah dunia Hinata, dengan wajah penuh air mata dia mencoba untuk berdiri namun mungkin mental gadis ini sedikit terguncang belum lagi keadaannya saat ini sungguh membuatnya berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, saat gadis itu akan berdiri tiba-tiba tubuhnya luruh ke tanah, kesadarannya hilang, gadis itu jatuh pingsan. Orang-orang dengan sigap menolong gadis itu membawanya ke rumah sakit terdekat.
Di lain tempat ada sepasang suami istri yang begitu syok akan kabar yang menimpa kedua sahabatnya. Masih syok dengan keadaan, keduanya di tambahi syok saat mengetahui bahwa gadis kecil anak sahabat mereka pingsan di depan mata. Keduanya langsung mengikuti orang-orang yang membawa Hinata ke rumah sakit.

" Dad..... Gimana ini??... Dia masih kecil tapi udah di kasih cobaan sebesar ini!" Nyonya Nakamoto Sakura memulai percakapan dengan suaminya.
" Mulai sekarang kita yang akan menjadi tempatnya bernaung mom!" Keputusan telak telah diambil oleh Tuan  Shatoshi Nakamoto .
" Iya dad.... Jangan sampai anak ini kekurangan kasih sayang... Mommy bakalan memperlakukan anak ini seperti mommy memperlakukan Yuta!" Ucap nyonya Nakamoto seraya mengelus surai gadis yang belum juga mau membuka matanya.
Hinata sudah pingsan selama 2 jam dan belum sadarkan diri.
"Eunggggg"
Lenguhan itu menghentikan keduanya , menatap gadis kecil yang baru saja membuka matanya.
" Hiks..... Hiks..... Hiks..... Mama...  Papa...." Tangisan lirih itu sungguh memilukan.
" Tata sama siapa sekarang ma???..... Nanti yang jemput Tata sekolah siapa??? Kalau Tata kangen gimana??? Yang masak buat Tata siapa??? Yang melukin Tata kalau tidur siapa???? Yang belain Tata dari orang yang selalu bully Tata siapa?? Temen curhat Tata siapa??? Yang anterin Tata les vokal siapa???? Mama.... Papa.... Hiks.... hiks...." Tangan mungil dengan infus yang terpasang itu menangkup wajahnya mencoba menyembunyikan tangisnya yang sia-sia. Seolah tak menyadari bahwa ada orang lain yang ada di ruangan itu... Bahkan selain kedua orang dewasa itu ada sesosok remaja yang hanya diam dan duduk di sofa dalam ruangan itu.
Tiba-tiba sosok remaja itu bangkit lalu memeluk tubuh yang bergetar karena tangisan itu dari samping.
"Cup...cup...cup .. udah nangisnya .... Ntar mukanya bengkak kalau kamu nangis terus"
Bukannya mereda tangisan itu kian memggema.
" Huwaaaaaaaa..... Tata di peluk siapa ini???? Kenapa mukanya nyebelin!!!.... Huwaaaaa mamaaaaaa papaaaaa"
Sosok remaja itu langsung melepaskan pelukannya.
" Heh.... Enak aja di bilang ngeselin ... Ini aku lagi berbaik hati lho" ucap remaja itu sambil berkecak pinggang.
" Sayang..... Hinata...... Dengerin tante mau?" Tanya nyonya Nakamoto seraya duduk di tepi ranjang tempat Hinata berbaring. Tangisan itu akhirnya mulai melirih..... Hinata mencoba untuk menatap orang yang mengajaknya berbicara. Senyum itu terlihat begitu teduh,,,, Hinata jadi teringat sosok mamanya.
"Dengerin tante yaaa sayang..... Hinata gak sendirian di dunia ini, ada Tante... Ada om.... Ada Yuta juga!"
Perlahan kepalanya mengangguk, lalu tanpa ragu nyonya Nakamoto memeluk tubuh kecil itu.
" Mulai sekarang Hinata tinggal di rumah Tante sama Om ya nak!" Pinta nyonya Nakamoto.
" Biar Hinata gak sendirian di rumah sayang..... Nanti tinggal sama kita aja.... Mau yaaa sayang....!????" Tambah nyonya Nakamoto.
" Nanti ada Yuta yg bisa jadi teman Hinata... Nanti di jemput Om kalau pulang sekolah... Nanti Tante yang bakalan pelukin Hinata kalau mau tidur. Nanti Hinata sekolah di sekolah yang sama dengan Yuta. Biar Yuta bisa jagain Hinata. Kalau mau les vokal nanti di temenin juga sama Tante..., Pokoknya Hinata gak perlu takut sendirian di dunia ini..  masih ada kami yang menjadi dunia baru Hinata." Ucap nyonya Nakamoto dengan suara yg bergetar menahan tangisannya sambil mengelus punggung sempit Hinata.
Perlahan Hinata melepaskan pelukannya dan menatap kepada ketiga orang itu. Dengan sedikit ragu kepala Hinata mengangguk mengiyakan ajakan nyonya Nakamoto. Ya..   mau bagaimana lagi... Daripada dia harus tinggal sendirian di rumahnya. Hinata masih terlalu belia untuk tinggal seorang diri.
" Udah ya nangisnya sayang...." Pinta tuan Shatoshi Nakamoto kepada Hinata.
" Iya udah nangisnya gak sadar apa ingusnya kemana-mana" kata Yuta .
" Yuta !!!!! Hinata lagi sedih jangan di godain mulu!"

****

Seminggu kemudian Hinata sudah benar-benar tinggal bersama dengan pasangan Nakamoto itu. Bahkan dirinya sudah mulai membiasakan diri untuk memanggil keduanya dengan sebutan mommy dan daddy. Tentu saja karena bujukan dari pasangan Nakamoto itu. Anak dari pasangan itu juga mulai akrab dengan Hinata. Seperti pagi ini.....

" Mom.... Lihat kak Yuta jail banget sama Tata mom!" Adu Hinata karena kaos kaki yang akan dipakainya malah di lempar tinggi-tinggi sampai nyangkut di atas lemari.

" Wleeeeeee" Yuta menjulurkan lidahnya untuk menggoda Hinata.

" Yuta !!!!! Berhenti godain Tata ...  Heran deh tiap mau berangkat sekolah kok drama dulu!" Kata sang mommy sambil menata sarapan di meja makan.

Dari arah belakang sang daddy sudah membawa kaos kaki baru untuk Hinata. Yaaa..... Mereka terlampau hafal dengan kelakuan keduanya.
" Ini sayang.... Cepat pakai ... Cuci tangan habis itu sarapan yaaa.... Daddy sama mommy tunggu di meja makan" sang daddy berkata sambil memberikan kaos kaki yang dibawanya.

" Dan kamu...." Tunjuk sang 2 kepada Yuta.
" Berhenti isengnya sekali aja bisa gak!" Sang Daddy melanjutkan ucapannya sambil menjewer telinga anak lelakinya.

" Ampun dad..... Ihhhh perih!" Yuta meringis merasakan telinganya yang panas karena jeweran daddy-nya.

" Minta maaf gak!???" Kata Hinata begitu dia sampai di meja makan .
" Gak" jawab Yuta singkat.
" Ihhh kak Yuta nya tuh mom kalau salah gak mau minta maaf!" Adu Hinata.
Kedua orang tua itu hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka akan kelakuan keduanya.

" Ayo sarapan sayang nanti telat... Biarin aja Yuta nya yaaa!  Ntar uang jajannya mommy potong!" Ucap sang mommy.
"Yessss" ucap Tata semangat.
" Gak adil " Yuta mencebikkan bibirnya.

Ketahuilah bahwa sesungguhnya mommy dan daddy nya tak akan benar-benar memotong uang jajannya. Hanya untuk menghentikan rengekan kecil dari Hinata aja.

" Yuta.... Jagain Hinata yaaa nanti di sekolah!" Pesan sang Daddy.
"Siap komandan!!!"
" Uang jajan berarti nambah dong dad???" Nego Yuta dengan daddy-nya sambil menaik turunkan alis matanya.

" Hmmmm" jawab sang Daddy singkat.
" Nanti kalau ada yang nakalin Tata bilang sama kak Yuta yaa sayang!" Pesan sang mommy, yang hanya di balas anggukan kepala oleh Hinata karena mulut anak kecil itu penuh dengan makanan sampai menggembung di pipinya. Membuat mereka merasa gemas ingin mencubit pipinya.

Kehidupan barunya dengan keluarga Nakamoto menjadikan hari- hari Hinata menjadi semakin berwarna.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


CINTA  ✅✅✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang