Hinata dan Yuta sudah sampai di kampus saat ini. Hinata langsung turun dan melepaskan helm yang ia kenakan dan langsung menyerahkannya kepada Yuta. " Makasih kak untuk tumpangannya! Tapi lain kali kakak gak perlu jemput Tata lagi!" Ucap Hinata setelahnya. Entahlah..... Dada Yuta berdenyut nyeri saat ini, mendengar Hinata yang mengatakan hal itu. " Udah jadi kewajiban kakak buat jagain kamu Ta" Jawab Yuta. " Tata udah bukan kewajiban kakak lagi sekarang, lebih baik kakak mulai untuk menata kehidupan kakak yang selama ini hancur karena Tata dan keegoisan mommy sama daddy!" Hinata berkata menatap lurus pada manik Yuta. Dapat Yuta lihat bahwa di mata itu sudah tidak ada binar lagi saat melihatnya, atau memang selama ini tidak pernah ada binar itu, terakhir kalinya dia menatap mata Hinata adalah saat dirinya dengan Hinata masih di kelas 1 SHS dulu. Berapa lama mata itu sudah tidak bercahaya, bahkan Yuta tak bisa memastikannya. Setelah berkata seperti itu Hinata lalu pergi begitu saja dari hadapan Yuta, Hinata tidak menampik keberadaannya tapi juga belum menerima keberadaannya posisi Yuta saat ini ada di tengah antara diterima dan ditolak . Yuta hanya menatap kepergian Hinata dengan sendu. Setelahnya Yuta turun dari motor dan langsung menuju ke kantin kampusnya. Disana dia langsung menghampiri kawanannya. " Eh boys... Bukannya pertunangan Lo sama Hinata batal yaaa??" Tanya Juan kepada Yuta. " Tapi tadi gw liat lo boncengin Hinata tuh!!" Johnny menambahinya. " Batal emang!" Singkat Yuta. " Nyesel yaa bro liat Hinata sekarang ini?? Bisa senyum selebar itu loh ternyata dia!" Jaemin menimpali omongan Yuta sambil menyeruput americano 8 shoot nya. " Cantik banget njirrrr..... Kemarin gw bilang ke Jeno buat bilangin ke Hinata buat buka bloknya ehhh beneran di buka dong!" Ucap Tian. " Ohhh kita semua juga di buka kok bloknya!! Semangat gw pagi ini liat postingan Hinata cantik banget njirrrr....." Tambah Johnny. Emang semenjak batalnya pertunangan Yuta temen-temennya ini sudah tidak canggung memuji Hinata didepan Yuta. " Gw belum liat Ig sih ntar gw buka dulu!" Jaemin berkata sambil membuka Ig di hpnya. Setelahnya dia menyemburkan kopi yg diminumnya. " Buset !!! Kalem woy! Baju gw basah !!! Bangsat emang!!" Ucap Renjun yg terkena semburan kopi Jaemin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Postingan Hinata.
********
" Bidadari gw emang no kaleng-kaleng!" Ucap Jaemin sambil menepuk dadanya sendiri merasa bangga. " Asal ngomong aja lu sat!!!! Calon bini gw itu!" Renjun mengeplak kepala Jaemin. " Kenapa kalian pada ributin dia sih?" Yuta merasa keheranan dengan segala perilaku teman-temannya. Selama ini memang teman-temannya selalu membicarakan Hinata tapi tidak pernah segamblang ini memuji Hinata didepannya. Setelah dipikir-pikir ,, memang Hinata-nya dari dulu sudah cantik. Apa masih bisa disebut Hinata-nya???? Setelah apa yang ia lakukan kepada gadis itu??? Apa terlambat untuk memulai semuanya dari awal???? Kenapa baru sekarang Yuta menyadari saat gadis itu sudah mulai jauh dari jangkauan-nya??? . Hinata tidak menjauhinya setelah semua ini, tapi Hinata juga tidak dekat dengannya. Jadi sekarang pun jika ada diantara teman-temannya yang mendekati gadis itu ia tidak berhak melarangnya. " Goblok!" Umpatnya pada dirinya sendiri.
*** Taman kampus***
" Ta..... !" Panggilan dari arah belakangnya membuat Hinata menutup buku yg sedang dibacanya. " Hah .....hahh...hahh!" Masih dengan nafas yg tersenggal-senggal karena habis berlari. Hinata yang melihat itu langsung memberikan botol minum yg sebelumnya sudah ia buka. " Minum dulu coba......!" Hinata menggeser duduknya memberikan space untuk orang itu duduk. Dan orang itupun langsung duduk di sebelahnya. " Tadi jadi berangkat sama siapa?" Tanyanya setelah minum dan menutup botolnya. " Kak Yuta..... !" Jawab Hinata pelan. " Bodoh!!!! Katanya mau move on tapi masih terima aja afeksi dari si gurita bangke!" Orang itu tak segan-segan menoyor kepala Hinata. " Ihhhh kan gak enak mau nolaknya beb!" Jawab Hinata yg sudah mempoutkan bibirnya, enak aja kepalanya main ditoyor. " Lu kalau mau move on ya gak usah mikirin perasaan dia dong! Katanya lu gak cinta sama dia! Sebenarnya gimana sih perasaan lu?" Penasaran dia tuh, soalnya Hinata orangnya kayak niat gak niat mau move on nya, ehhh tapi apa bisa disebut move on orang Hinata aja gak ada rasa. " Kalau gw terang-terangan jauhin dia , gw gak enak sama mommy sama daddy juga!" Hinata memang orang yang gak enakkan masih selalu memikirkan perasaan orang lain, walaupun perasaannya sendiri kadang harus ia kesampingkan. " Heh bodoh! Lu mending coba jalanin sama Jeno, Mayan buat dicoba-coba yaa di training dulu 3 bulan kalau cocok lanjut kalau gak yaa putus !" Enteng bener emang sahabatnya ini. Namanya Celine. " Cel.... Gw gak segila elo yg jadiin si Jivan pelarian karena ditolak Andre!" Hinata berujar sambil mencubit pipi sahabatnya itu. " Ishhhh.... Itu kan dulu, sekarang buktinya gw sama Jivan masih langgeng bahkan Jivan sweet ke gw!" Celine berbicara dengan nada merajuknya. " Perjalanan setiap orang beda-beda beb, ada yg gampang banget buat nemuin pasangannya ada juga yg bahkan sampai meninggal tidak menemukan pasangan.!" Hinata melanjutkan acara baca bukunya yang terganggu. " Ishhhh.... Lepas dulu bukunya, gw belum selesai ini, terus perasaan Lo ke Yuta gimana?" Kepo dia tuh, soalnya Hinata banyak yang deketin, dan Hinata bersikap sama kepada semuanya kecuali Jeno , kalau ke Jeno Hinata bisa gila-gilaan. Tapi ke yang lain yaa sifatnya bakalan sama kayak ke Yuta. " Gw gak punya perasaan apapun ke dia! Rasanya tuh hambar Cel, dengan semuanya pun sama hambar!" Jawabnya tapi masih tetap membaca bukunya. " Kalau ke si Jeno?" Tanya Celine , pokoknya dia lagi interogasi si Hinata. " Lo maunya gw jawab apa?" Tantang Hinata.
" Iya gw cinta sama dia!" Jawab Hinata. Celine membuka mulutnya sampai membentuk huruf o. " Itu yang mau Lo denger, tapi sorry Cel, gw anggep Jeno kayak Lo, gw Deket sama dia, kalau gw sama dia gw bisa jadi diri gw sendiri kayak kalau lagi sama Lo gini!" Lanjut Hinata. " Sama apaan Lo kalau ke dia tuh beda Ta!" Sungut Celine tak terima. " Bedanya dimana sih?" Tanya Hinata yang mulai jengah dengan pertanyaan Celine. " Dia sama Lo tuh bahasanya pakai 'aku kamu' mana ada Lo ke gw bilang aku kamu an segala!" " Tau deh Cel.... Toh jawaban gw gak ada yg bikin Lo puas kan?" Tanya Hinata sambil menutup bukunya dan berdiri dari tempat duduknya. " Mau kemana??? Kabur mulu kalau ditanya!" Kesel Celine tuh, punya sahabat labilnya minta ampun. " Ke kantin gw laper! Ikut gak??" Ajak Hinata. " Hehehhehhehehe..... Ikut Beb!" Celine beranjak dan menggandeng lengan Hinata. " Nyengir mulu!" Lalu keduanya tertawa bersama dan berjalan menuju kantin.
"Jalani aja apa adanya sekarang,, toh kalau memang takdir tak akan kemana. Untuk sekarang ini biarin aja dulu kayak gini. Aku mau tenang dulu. Mau menjalani hariku tanpa makian orang lain. Capek dimaki sana sini sama fans Jeno sama Yuta. " Ucap Hinata setengah berbisik kepada Celine. Yang ditanggapi Celine dengan anggukan kepala.