S:33

18.1K 1.1K 24
                                    

Assalamualaikum semuaaa

Jangan lupa buat dukung terus book "Sequoia"
dengan cara vote dan komen

Enjoy your time guys!

.
.

~ Sequoia ~

Hari ini, Ana pergi mengikuti Gus Razzan yang akan mengisi ceramah pada salah satu masjid di kota nya. Malam hari sebelum kegiatan itu, kedua pasutri itu beradu cekcok yang tidak terlalu parah.

Si istri ingin ikut tetapi si suami melarang karena istrinya tengah mengandung.

Dan finalnya, perdebatan tersebut tetap dimenangkan oleh sang istri yang pastinya tidak bisa dibantah.

"Semua udah siap?" Tanya Gus Razzan memastikan.

"Sudah, Abang."

Gus Razzan harus memastikan perlengkapan dijalan harus siap, agar istrinya nyaman dalam perjalanan. Dirinya tidak menggunakan sopir, melainkan ia lah yang akan mengemudikan mobil itu sendiri.

"Gimana ya rasanya nanti lihat suami sendiri lagi ceramah?" Ana mulai memikirkan hal tersebut. Sebelumnya ia tak pernah melakukan kegiatan ini sebelum menikah.

"Ya pasti bangga lah, apalagi suaminya seganteng aku," sahut Gus Razzan.

"PD banget ..."

"Tapi iya sih, emang ganteng," sambungnya lagi yang membuat Gus Razzan tertawa.

"Kamu gak bakal bisa menolak pesona kegantengan aku ini, zawjati," ujarnya.

Ana terkekeh. Ucapan Gus Razzan memang benar, ia tak bisa menolak ketampanan yang dimiliki oleh pria itu.

"Abang paling jauh ceramah sampai mana?"

"Mungkin kota tetangga."

"Kok mungkin?"

"Ya Abang nggak pernah memperhatikan betul, yang penting Abang bisa menyampaikan apa yang Abang ketahui kepada orang lain."

"Rasanya pergi ceramah di temenin istri gimana?"

"Kalau itu jangan di tanya," Ana mengerutkan keningnya.

"Kenapa?"

"Jawabannya ya pasti bahagia banget lah. Kalau dulu sering pergi sendiri atau nggak di temenin orang pondok, sekarang kan udah ada ayang," jawab Gus Razzan.

"Emang siapa ayangnya?" Goda Ana.

"Ya siapa lagi kalau bukan cewek manis yang duduk disamping Abang ini."

Tangan kiri Gus Razzan menggenggam tangan kanan Ana, sesekali ia memasukkan gigi mobil tanpa melepas genggaman tersebut.

"Tadi malam aja gegayaan gak nyuruh aku ikut," gerutu Ana.

"Ya kan Abang takut kamu kecapean, kasian dedeknya nanti."

Selalu saja jawabannya pasti dedek lah yang digunakan.

"Apa jangan-jangan kamu mau lihat cewek cantik yaa, biar bisa leluasa mangkanya gak mau ajak aku."

SEQUOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang