S:50 (End)

32.3K 1.1K 32
                                    

Assalamualaikum semuaaa

Jangan lupa buat dukung terus book "Sequoia"
dengan cara vote dan komen

Enjoy your time guys!

.
.

~ Sequoia ~

Kalau kata orang, tidak ada penantian yang sia-sia. Semua akan mendapatkan balasannya, walaupun tidak diketahui kapan akan tiba saatnya. Sama seperti Razzan, penantian yang selama ini ia lakukan berbalas dengan hal yang indah. Siapa sangka, gadis yang dulu ia kenal sebagai kakak dari salah satu santri yang belajar di pondok milik orang tuanya sekarang sudah menjadi istrinya. Dan banyak kejadian-kejadian yang mungkin enggan untuk ia ingat kembali karena tidak mau mengingat bagaimana pahitnya masa-masa itu.

Ana, nama itu akan selalu ia langitkan dan akan selalu ia puja. Gadis manis lagi baik hati, yang berhasil menjadi dambaan hatinya hingga akhir nanti. Sampai kapan pun nama itu takkan terganti seiring berjalannya masa.

"Abi," panggil anaknya.

"Iya sayang, ada apa?"

"Bagaimana bisa Abi mendapatkan wanita seperti Umi? Aku rasa Umi itu bukan manusia," ujar Rayyan.

"Terus, Umi apa dong kalo bukan manusia?" Celetuk Ana yang berada disamping putranya itu.

"Malaikat, bidadari. Sepertinya Umi lebih cocok dengan sebutan itu."

Ana tersenyum mendengar ucapan anaknya. Ternyata memang benar jika buah tak jatuh jauh dari pohonnya. Sifat Razzan yang satu ini menurun sekali kepada putranya.

"Abi juga setuju sama kamu. Umi itu bukan manusia melainkan bidadari. Bidadari nya Abi dan jagoan Abi."

"Apa sih, bang," sahut Ana tersipu.

"Abiiiii, jawab dulu pertanyaanku tadi," desak Rayyan.

"Iya, jagoan. Jadi cerita Umi dan Abi itu panjang, jika Abi menceritakannya mungkin gak akan ada habisnya. Intinya, Abi jatuh hati kepada wanita yang Abi kenal sebagai kakak dari santri disini. Cukup sulit untuk Abi mendapatkan bidadari tersebut karena banyak sekali orang yang mau dengannya. Tapi, takdir Allah menuliskan bahwa bidadari tersebut jatuh ke tangan Abi, dan Abi sangat amat bersyukur atas itu,"

Razzan meraih tangan Ana, di genggamnya tangan mungil itu sembari dielus pelan.

"Dan bidadari tersebut Umi kamu, Umi Ana. Wanita tercantik Abi dan teristimewa Abi. Wanita yang mampu melahirkan jagoan kecil yang sangat pintar serta soleh dari rahimnya. Kalian adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepada Abi. Bagi Abi, kalian sudah cukup bahkan lebih dari cukup membuat hidup Abi bahagia," sambung Razzan.

Rayyan beranjak mendekati ayahnya. Ia menempatkan dirinya di tengah-tengah orang tuanya.

"Abi, Umi, aku sayaaaang sekali dengan kalian. Kita harus sama-sama terus yaaa."

"Insyaallah sayang," balas Ana.

"Aamiin, doa anak soleh selalu di kabulkan oleh Allah, nak."

Cukup panjang perjalanan mereka hingga bisa sampai ke titik ini. Tapi dengan tegar mereka melewatinya tanpa mengeluh sedikitpun. Kisah mereka indah, kisah yang di dambakan oleh banyak orang.

Perjalanan mereka masih panjang tentunya dengan lembaran baru yang akan mereka lukis. Tapi, hari ini kebahagiaan mereka berada di puncak paling tinggi. Harapan bersama sampai nanti selalu di langitkan melalui doa-doa.

Hari ini, berakhir sudah lembaran yang lalu bagi mereka. Mereka tutup lembaran buruk yang dulu dan akan membuka lembaran yang jauh lebih baik lagi.


~ Sequoia ~

Terimakasih semuaa yang sudah mengikuti book ini dari awal sampai akhir. Maaf jika endingnya nggak sesuai ekspektasi kalian.

Dan maaf karena terhambat aku yang hiatus beberapa bulan terakhir ini.

SALAM HANGAT DARI GUS RAZZAN SERTA NING ANA BUAT KALIAN🤍🤍

SEQUOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang