S:47

16.9K 1K 82
                                    

Assalamualaikum semuaaa

Jangan lupa buat dukung terus book "Sequoia"
dengan cara vote dan komen

Enjoy your time guys!

.
.

~ Sequoia ~

Hari ini di pondok akan mengadakan acara yang cukup besar, yaitu 7 bulanan Wina dan ulang tahun ke-5 Rayyan. Orang-orang pondok mulai sibuk menyiapkan segala hal terkait acara nanti malam. Hanya pengajian yang akan diikuti oleh para santri dan pengurus pondok serta mengundang beberapa anak yatim dari panti asuhan.

"Anak Abi udah besar sekarang."

Rayyan yang tengah duduk anteng sambil memakan kue pun menyahuti ucapan abinya.

"Iya dong, bi. Masa kecil terus, 'kan sebentar lagi mau jadi Abang," ucap pria kecil itu.

Gus Razzan mencubit pipi Rayyan. Gemas dengan tingkah anaknya yang menurutnya itu lucu. Dari tadi anak itu hanya duduk sambil menikmati sepiring kue yang dikasih khusus untuknya. Kalau sudah bertemu dengan makanan, anak itu akan diam anteng.

"Rayyan mau hadiah apa dari Abi?" Tanya Gus Razzan.

"Apa ya?"

Kemudian ia langsung turun dari kursi dan berdiri didepan Gus Razzan dengan mata yang berbinar. Sepertinya anak itu sudah menemukan apa yang ia inginkan sebagai kado ulang tahunnya.

Namun sedetik kemudian, wajah yang tadinya riang menjadi suram. Gus Razzan yang sadar pun langsung menanyakannya kepada Rayyan.

"Kenapa, sayang?" aura lembut Gus Razzan membuat Rayyan semakin tertunduk. Pria itu meraih anaknya untuk duduk di pangkuannya.

"Enggak papa, bi."

"Tadi 'kan Abi nanya, kamu mau hadiah apa dari Abi. Kamu mau apa?" Bagi Gus Razzan, apapun yang diminta oleh anaknya akan ia usahakan mengabulkannya, selagi itu hal yang baik dan tidak aneh-aneh.

"Tapi Abi ..." Gus Razzan yakin ada sesuatu yang anaknya ini sembunyikan.

"Katakan saja, nak. Tidak usah ragu," ucapnya.

"Rayyan mau hadiahnya, umi tiup lilin bareng Rayyan nanti," ungkap pria kecil itu.

Gus Razzan terdiam. Kali ini ia mungkin tidak bisa mengabulkan permintaan anaknya itu. Permintaan berat yang membuat hati Gus Razzan terhenyut sakit mendengarnya.

"Abi ..." Gus Razzan langsung tersadar dari lamunannya.

"Permintaan aku kali ini gak papa kok gak dikabulkan. Itu cuma harapan aku aja," ucap Rayyan.

Anak ini dipaksa dewasa oleh keadaan. Dan ia mampu dalam mengerti kondisi dan perasaan Gus Razzan, itu yang membuat Gus Razzan selalu bersyukur.

"Maaf, nak. Maaf kali ini Abi belum bisa mengabulkannya," sesal Gus Razzan. Karena semua itu pasti tidak bisa ia kabulkan sebab semuanya ada ditangan Tuhan.

Rayyan menggeleng. "Tidak perlu minta maaf, Abi. Seharusnya aku yang minta maaf sama Abi karena sudah membuat Abi merasa sedih."

SEQUOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang