S:46

16.5K 1K 46
                                    

Assalamualaikum semuaaa

Jangan lupa buat dukung terus book "Sequoia"
dengan cara vote dan komen

Enjoy your time guys!

.
.

~ Sequoia ~






"Assalamualaikum, cantiknya abang," sapa Gus Razzan kepada wanita didepannya.

"Bagaimana? Kamu senang 'kan sudah kembali ke kamarmu?"

"Pasti seneng 'kan," sambungnya.

Gus Razzan menatap wajah Ana dengan sendu. Ia membawa istrinya pulang ke pondok, agar dirawat disana. Bukan masalah uang ataupun semacamnya, hanya saja Gus Razzan sudah letih jika melihat istrinya harus berada di rumah sakit terus. Maka dari itu, ia membawa istrinya pulang ke ndalem saja. Peralatan yang menyangkut pada pemakaian saat istrinya koma pun turut dibawa.

Intinya, Ana koma dan dirawat di ndalem.

"Sekarang abang gak susah-susah lagi jika mau bertemu dengan kamu."

Dielusnya pucuk kepala Ana. Rasa sayang dan cinta itu tetap ada, bahkan Ana dalam kondisi sekarang pun tak melunturkan semua itu. Baginya, Ana itu satu-satunya wanita yang ia cinta dan yang mau ia ajak menua bersama.

"Sudah hampir satu tahun, zawjati. Tapi tetap sama, kamu membiarkan abang bertopang sendiri. Rayyan ... putra kita bahkan sudah hampir bisa berjalan dan berbicara. Wina sekarang sudah ada yang meminang dan Zahfran serta Raffan akan segera lulus dari pondok. Apa kamu gak mau melihat semuanya?"

"Apakah bunga tidurmu itu jauh lebih menyenangkn dibanding dengan kehidupan nyatamu?"

Entah berapa kali air mata itu turun dalam senggang waktu hampir setahun ini. Emosional nya sangat sulit terkontrol, penyebabnya satu, Ana. Banyak sekali doa yang ia rapalkan, tapi lagi-lagi Allah belum mengabulkannya.

Ia tidak marah dengan Allah, hanya saja ia kecewa terhadap dirinya sendiri. Mengapa ia harus lemah? Mengapa ia tidak bisa tegar sekarang ini? dan kenapa air mata ini selalu turun meskipun ia telah berjanji tidak akan mengeluarkan mutiara tersebut.

"Tolong sayang, bangun. Abang bukan lelaki yang kuat yang bisa menerima rasa sakit kehilagan kamu."


🤍🤍



"Rayyan! Mainnya jangan jauh-jauh, nak."

"Iya, Bunda!" pekik anak kecil iu.

Hari-hari berlalu. Sekarang tidak ada lagi yang namanya bayi Rayyan yang ada sekarang adalah si bocil Rayyan. Umur anak itu hampir menginjak 5 tahun, waktu yang cukup singkat terasa. Ternyata, sudah hampir 5 tahun pria kecil itu lahir didunia. Si pemilik senyuman manis yang sangat mirip dengan ayahnya.

"Abii!!" teriak Rayyan saat melihat Gus Razzan yang baru pulang dari madrasah.

Gus Razzan menggedong anak itu. "Anak abi main sama siapa niih?"

"Sama bunda." tunjuknya kearah wanita yang berada tak jauh dari mereka.

"Seru gak main sama bunda?"

Anak itu mengangguk dengan semangat. "Seru banget! Bunda tadi buatin aku kue, enak banget."

"Oh ya? Waaah abi harus cicipin niih kue buatan bunda," ujar Gus Razzan.

"Harus! Kue nya enak banget, Abi."

SEQUOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang