Part 23

1K 140 24
                                    

Malam hari di ruang makan terlihat Rose yang tidak ada nafsu makan, dia melamun sambil memainkan makanan, fikiran nya tertuju pada sang Eomma yang sakit, apa Eomma nya akan pergi meninggalkan dirinya seperti Appa nya dulu? Tapi dia belum siap untuk kehilangan Eomma nya, belum meminta maaf terhadap apa yang dia lakukan selama ini.

Berfikir kenapa takdir hidupnya seperti ini harus berada di tubuh seorang bayi kecil, kenapa dia tidak menyusul Appa nya saja, apa ini balasan untuk dirinya yang selalu melawan kepada Eomma selama dia hidup? perlahan lahan tetesan air mata mengalir jatuh, ada rasa rindu, sakit dan kecewa yang bercampur jadi satu di dalam diri nya.

Pemandangan itu tidak luput dari tatapan mata kucing milik Mommy nya, Jennie yang dari tadi melihat anak yang mengaduk aduk makanan tanpa berniat untuk memakan nya, dia juga terkejut saat melihat air mata yang mengalir di pipi anaknya.

"Sayang, kenapa menangis? Ada apa nak?" tanya Jennie khawatir memegang wajah anak nya

Rose menggeleng lalu memeluk tubuh Mommy nya, dia menangis terisak sedangkan Mommy mengelus punggung Rose memberikan ketenangan walau ia merasa heran dan bingung kenapa anak nya begitu terlihat sedih bahkan tidak bersemangat.

Ada apa dengan putriku? Apa dia sakit tapi kenapa dia terlihat sangat sedih? Apa yang terjadi pada nya? Jennie bertanya tanya dalam hati

Lisa yang disana hanya diam sambil memandang keponakan nya, dia juga bingung kenapa Rose selalu menangis dan terlihat sedih sekali.

"Lili, apa yang terjadi pada Rosie? Tadi kalian kemana?" tanya Jennie menatap adiknya

"Aku tidak tahu eonnie, tadi kami pergi ke rumah sakit membesuk orang tua teman baru ku," jawab Lisa

"Apa? Lisa, kenapa Rosie di bawa ke rumah sakit, jelas jelas anak kecil seperti Rosie nggak boleh ke rumah sakit, apa lagi berdekatan dengan orang yang sakit juga," omel Jennie

Lisa langsung menunduk," Maaf eonnie, lain kali aku tidak akan membawa Rosie ke rumah sakit,"

"Ngapain aja kalian di rumah sakit hm? Terus Rosie ngapain?"

"Kita cuma ngobrol ngobrol dan bercanda aja eonnie, kalo Rosie asyik bermain bersama Eomma Dara dan Mommy Chaerin.. Eomma Dara sakit kanker darah eonnie," jawab Lisa

Jennie tersentak kaget mendengar nya, dia menghembuskan napas kasar menatap adik nya datar.

"Terus Rosie di cium sama mereka? Sama ahjumma Dara?" tanya Jennie menatap datar

"Iya eonnie, Rosie juga terlihat senang bahkan dia juga mencium pipi Eomma Dara,"

"Jadi kamu biarin Rosie di cium oleh Ahjumma Dara? Lalisa kim, Rosie masih kecil Lis, nggak boleh di cium cium gitu aja, apa lagi sama orang yang sakit dan juga orang lain," marah Jennie

"Kalo Rosie sakit bagaimana? Anak kecil itu rentan kena sakit atau pun virus yang menular, apa lagi di rumah sakit Lisa.. Lihat dari pulang rumah sakit keponakan mu menangis dan nggak nafsu makan," sembur Jennie

Jennie menggendong sang anak meninggalkan ruang makan yang menyisakan Lisa yang memandang kepergian eonnie nya, dia menghela nafas samar menyandarkan tubuh di kursi, dia merasa bersalah dan benar kata eonnie nya bahwa anak kecil belum boleh di bawa ke rumah sakit. Lisa mengusap wajah nya beranjak dari duduk berjalan menuju ruang keluarga dimana sang eonnie berada.

Jennie mengusap punggung Rose yang menempel pada nya, wajah bocah kecil itu tampak sedih, hati nya sedang tidak baik baik saja.

"Jennie eonnie, Lili minta maaf, aku salah eonnie, maafkan Lili," ucap Lisa duduk di samping sang eonnie

THE SOUL MOVES (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang