Part 44

813 131 30
                                    

Hujan deras  mengguyur kota malam ini, petir yang kuat serta angin kencang membuat pohon pohon bergoyang goyang kesana kemari, dingin nya malam ini tidak membuat seorang wanita yang duduk termenung lamun menatap keluar jendela kaca ruang rawat.

Entah berapa kali dia menghela nafas memikirkan anak kesayangan yang belum juga membuka mata sudah satu bulan dua minggu tidak ada tanda tanda bocah kecil nakal nya itu bangun.

Dia teringat kembali perkataan dokter Jung mengatakan bahwa Jennie dan keluarga harus mengambil keputusan untuk melepas alat medis, dia juga mengatakan bahwa kasihan jika terus menerus menahan kepergian anak kecil itu.

"Rosie, ayo buka matamu nak? Kamu udah janji sama Mommy tidak akan pernah ninggalin Mommy.. Mommy merindukan mu" ucap Jennie menggenggam tangan mungil itu menatap wajah polos anaknya.

Menunduk kan kepala menahan air mata, Jennie merasakan sesak dan sakit di hatinya melihat anak nya yang tidak bangun bangun juga, dia tidak sadar jika ada seseorang berdiri di belakang nya hingga.

Bugh

Bruk

Jennie pingsan saat ada seorang pria menggunakan hoddie dan topi memukul tengkuk nya dengan kayu, pria itu juga melepas alat medis yang terpasang di tubuh Rose. Sebelum ada yang datang dia cepat cepat menggendong tubuh Jennie membawa kabur, bunyi mesin monitor terdengar nyaring membuat suster yang melewati ruang rawat bocah malang itu segera masuk hingga mata nya membulat lebar melihat tubuh kejang kejang bocah kecil itu.

Dia menekan tombol darurat seketika dokter berdatangan masuk ke dalam kamar rawat Rose menolong pasien nya memasang kembali alat medis.

Hanbin bersama Jisoo yang bekerja shif malam melangkah menuju kamar rawat Rose, sampai disana mereka terkejut melihat para dokter serta suster berusaha menyelamatkan nyawa anak nya.

"Dokter apa yang terjadi pada keponakan saya? Dimana adik saya?" tanya Jisoo khawatir

"Maaf dokter Kim, saya tidak tahu apa yang terjadi tadi pas saya melewati ruang pasien terdengar suara mesin monitor nyaring dan saat masuk saya melihat tubuh pasien kejang kejang bahkan selang infus terlepas, saya tidak melihat keberadaan adik anda, tapi saya menemukan ini dokter" jelas suster menunjuk kayu tergeletak di lantai

Deg

Hanbin dan Jisoo terdiam membeku mendengar jawaban suster, jantung mereka berdetak kencang seolah olah sesuatu terjadi pada Jennie, berfikir bahwa ada yang menculik Jennie serta melepas alat alat medis di tubuh Rose.

****

Di sebuah gedung tua pria itu menggendong Jennie masuk ke salah satu ruang sudah ada disana beberapa orang pria serta seorang wanita yang di yakini bahwa itu adalah bos nya, pria itu mendudukkan Jennie di kursi lalu mengikat Jennie.

"Kerja bagus.. apa kamu sudah melepaskan alat alat medis itu? biarkan bocah sialan itu mati dan Hanbin akan hancur berantakan kehilangan anak dan istri tercinta nya" wanita itu tersenyum penuh kemenangan

"Sudah bos, saya sudah melepaskan alat alat medis itu" ujar pria itu

Wanita itu mengangguk berjalan mendekat ke arah Jennie yang belum sadar, dia terkekeh pelan melihat wajah Jennie yang tirus dan lelah, dia mengkode kearah anak buah nya untuk menyiram Jennie agar bangun.

Byurr

Jennie terbangun karena merasa dingin,dia melihat kearah wanita itu, seketika mata nya membulat sempurna, dia juga melihat tubuh nya yang di ikat di kursi membuat dia tidak bisa bergerak.

"Hai Jennie Kim, kita bertemu kembali," wanita itu tersenyum senang

Jennie menatap sengit wanita di hadapannya.

THE SOUL MOVES (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang