19 | Temu Kangen

455 29 0
                                    

Aku mejeng sendirian ditempat nongkrong tak jauh dari kantor. Dara mengirimiku lokasi ini, aku langsung meluncur kemari dengan nebeng sama Agus. Meskipun anak itu bersungut-sungut karena tak aku perbolehkan bertemu dengan Dara. Untung saja anak itu tak memaksa,jadi langsung balik ke kost begitu selesai mengantarku.

Aku sudah memesan es teh, karena ternyata untuk minuman ini saja harganya sudah 15 ribu. Apa-apaan. Pantesan aja sepi, aku membantin mengutuki tempat ku dan Dara ketemuan. 

Dara selalu suka tempat yang sepi untuk nongkrong, jadi tak peduli harga menunya berapa yang penting kriteria nomer satunya terpenuhi. Sebelum aku bekerja dulu, Dara rela mentraktirku sepuasnya hanya untuk mendengarkannya bercerita atau sekedar menemaninya karena mati kebosanan di rumah.

"Sa!" aku menoleh, Dara melambaikan tangannya padaku, sambil memesan sesuatu. Ia berlari kecil ke arahku dengan wajah sumringah, dan barang bawaannya banyak banget. 

"Haiii!" aku berdiri untuk melakukan cipika cipiki wajib dengannya. 

"Gilak, hampir 2 bulan gak ketemu ternyata lo seberharga itu dihidup gue." Dara duduk di sebrangku. Aku cukup terpesona dengan gaya rambut barunya, aku tidak pernah melihat Dara dengan rambut super pendek begini, ia keliatan dewasa banget. 

"Lo kurusan ya Ra?" Mengingat sahabatku ini adalah perempuan yang super menggemaskan karena bentuk tubuhnya yang bulat, aku cukup pangling melihat perubahannya.

Yang ku tanya malah mesem-mesem gak jelas, pasti anak ini diet lagi dan aku jadi terpukau karena kali ini dia berhasil melakukannya. 

"Sebenarnya gue ngajak ketemuan mau ngasih ini." Aku tidak bisa mengontrol raut wajahku saat Dara menyodorkan kartu undangan berwarna emas yang super mewah ke hadapanku. Untung saja cafe kecil ini beneran sepi, hanya ada satu pasangan dipojokkan yang sedang asik dengan dunianya. 

"Anwar? lo nikah sama kak Anwar?!" Ini lebih mencengangkan lagi untukku. Dara masih tersipu-sipu. Kak Anwar merupakan salah satu kating yang super kaya raya dijamanku kuliah dulu. Semua orang berlomba-lomba untuk merebut laki-laki manis yang sebenarnya tampangnya juga biasa aja. Tapi siapa yang gak pengen tiap hari dijemput pakai mobil BMW miliknya. 

"Ini sih hoki seumur hidup lo Ra! Gila gue inget banget waktu Kak Anwar neraktir anak-anak seangkatan kita waktu dia ulang tahun. Lo pake pelet apa?" Aku membolak-balik undangan itu, masih tak percaya.

"Pelet-pelet!" Dara mencecarku "Pelet gue cuma 1, kemurnian hati!" 

"Iya deh mbaakk!." 

"Awas ya kalo lo gak dateng, gue hancurin acara nikahan lo kalo lo nikah nanti!." Dara menatapku dengan tatapan super sengit. 

"Iya gue bakal dateng." 

"Harus sama pasangan, karena lo mau gue jadiin bridesmaid diacara nanti." 

"Duh, gue gak punya pasangan." 

"Pokoknya ajak siapa aja, atau nanti gue yang cariin lo pasangan!" 

"Enak aja!" Seruku tak terima "Gue emang gak ada pasangan, tapi.." 

"Tapi apa?" 

"Gue baru aja ketemu Dimas." Dara menatapku tak percaya, bertahun-tahun aku ngegalau dan bermuram durja gara-gara Dimas, mendengar berita itu tampaknya sama melegakannya  buat Dara. 

"Terus? lo udah nanyain dia soal  kepastian hubungan kalian?" Dara segera menerima es kopi pesanannya, menyeruputnya beberapa kali tanpa mengalihkan padangannya dariku. 

"Dan, plot twistnya lagi, mantan selingkuhan gue jadi bos gue sekarang." 

"Dia mantan selingkuhan lo? terus sekarang dia jadi bos lo? gimana sih Sa? gue gak ngerti." Dara mencicipi es teh milikku.

UNTOUCHABLE EX !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang