.
.Selesai mandi, Zhan hanya memakai pakaian santai. Dia duduk ditepi ranjang memikirkan hal yang terjadi beberapa hari lalu. Sebenarnya siapa orang yang mirip dengan aktor Wang Yibo itu? Apakah mereka adalah reinkernasi dari kedua orang itu.
Yang dia ketahui dari mimpi-mimpi nya selama ini adalah jika orang yang mirip dengan Yibo itu bernama Lan Zhan. Lalu orang yang mirip dengannya bernama Wei Ying, ia ingat ketika 'Lan Zhan' memanggilnya dengan nama Wei Ying.
Xiao Zhan menyimpulkan bahwa Lan Zhan membenci Wei Ying. Tapi, jika dia membenci Wei Ying kenapa Lan Zhan malah menolong Wei Ying ketika dia jatuh dari tebing? Hal itu sungguh membuat kepala Xiao Zhan berdenyut sakit.
Ketika sedang asik dengan lamunannya, pintu kamar Zhan diketuk oleh seorang pelayan yang memberitahu bahwa makan malam sudah siap dan dia diminta untuk segera turun. Xiao Zhan menjawab bahwa dia akan segera turun setelah bersiap.
Sesampainya di meja makan, Zhan disambut ramah oleh kepala keluarga dan shijie nya. Xuan Lu langsung mengambil nasi dan lauk di piring lalu memberikan piring itu pada Zhan.
"Xuan Lu, dia sudah besar. Sampai kapan kau ingin memanjakannya." Canda nyonya Yu
"Tak apa ma. Aku memang ingin melakukannya" ucap Xuan Lu lembut
"Mama benar jie, kenapa hanya Zhan ge yang kau perhatikan. Aku juga ingin" timpal Zhuo Cheng sambil menyodorkan piringnya
Xuan Lu hanya terkekeh dengan tingkah adiknya yang satu ini
"Sudahlah jangan bercanda lagi. Lebih baik kita makan sekarang" tegur sang kepala keluarga
Setelah ditegur oleh paman Jiang mereka berhenti bercanda dan segera makan. Mereka makan malam dengan khidmat sambil sesekali mengobrol ringan.
Selesai makan mereka berkumpul diruang tengah. Mengobrol layaknya keluarga biasa. Tapi, Zhan tiba-tiba beranjak dari sana dan pergi ke kamarnya. Dengan alasan banyak hal yang harus dikerjakan.
Sebetulnya mereka paham alasan dari Xiao Zhan pergi dari ruang tengah. Dia masih merasa tak pantas hadir dalam keluarga ini. Lalu pergi mengurung diri dengan alasan kerjaannya menumpuk. Padahal mereka sama sekali tak keberatan jika Zhan bergabung dengan obrolan mereka.
Sampai kamar Zhan melihat sketsa design nya sekali lagi, barangkali ada yang kurang. Setelah melihat dia terbaring diatas kasurnya melihat langit-langit kamar. Jika seperti ini dia selalu mengingat orang tuanya.
Xiao Zhan sangat merindukan bercanda dan mengobrol dengan orang tuanya ketika melihat keluarga Zhuo Cheng berkumpul seperti tadi. Dia memejamkan matanya lalu tak terasa dia tertidur pulas.
.
.
."Halo Haikuan, apa kau tahu dimana Yibo" tanya seseorang diseberang telepon. Haikuan yang sedang membaca berkas kantornya terkejut ketika ada yang menelepon nya terlebih itu adalah ayah Wang Yibo.
"Maaf paman aku tidak tahu dimana Yibo. Memang ada apa paman?" jawab Haikuan mengelak tentang keberadaan Yibo
"Haah anak nakal itu tak pulang lagi. Kukira dia ada ditempat mu. Yasudah kalau kau tidak tahu" ucap ayah Wang lalu menetup teleponnya sepihak.
Haikuan menghela nafas kasar setelah menerima telepon dari ayah Yibo. Dia sangat tahu bagaimana hubungan ayah anak itu. Dia berfikir mungkin ayah Wang akan menjadi penghalang dalam hubungan mereka dikehidupan sekarang.
Haikuan berharap agar Wang Yibo dan Xiao Zhan segera mengingat kehidupan mereka sebelumnya. Dan dia akan melakukan segala hal untuk membantu mereka bisa hidup bersama.
Haikuan menelepon Yibo. Dia hanya ingin tahu apa Yibo sudah sampai di apartemen yang dia berikan tadi siang. Ya, Yibo sering pindah apartemen dengan alasan mencari ketenangan diri katanya. Dan juga lari dari pengawasan sang ayah tentunya.
Selesai dari menelepon Yibo, Haikuan beranjak ke gudang di lantai bawah. Mengambil sebuah gulungan yang tampaknya sudah lama. Dia membukanya hati-hati dan melihat lukisan dua orang.
Mereka berdua memakai pakaian merah seperti pakaian pengantin zaman dulu. Haikuan memandang lukisan itu lama. Dengan senyum bahagia terpancar dari wajah keduanya.
Flashback
Lan Wangji berdiri dan mengetuk pintu Hanshi, kediaman sang kakak. Tapi, tak ada jawaban dari seseorang yang ada didalam.
"Xiongzhang aku dan Wei Ying akan menikah. Aku meminta berkat dan kehadiran xiongzhang." ucap Lan Wangji didepan pintu Hanshi.
Tiba-tiba pintu didepannya bergeser dan menampilkan seorang pria yang tampilannya jauh berbeda dari biasanya. Wajahnya pucat, tubuhnya menjadi kurus dan jangan lupakan kantung matanya yang berwarna hitam.
Mata Wangji berbinar saat melihat sang kakak. Setelah insiden yang melibatkan Jin Guangyao, Lan Xichen mengurung dirinya sebagai penebusan dosa. Karena dia menganggap dirinya membantu rencana Jin Guangyao secara tidak langsung. Saat tahu kebenarannya Lan Xichen sangat terpukul dan mengurung dirinya sendiri.
Melihat sosok sang adik, Lan Xichen mengusahakan senyum lembut nya seperti biasa yang terpatri diwajah tirusnya.
"Wangji, aku memberi berkatku untuk pernikahamu dengan tuan muda Wei. Aku juga akan hadir pada pernikahan kalian berdua" ucap Lan Xichen serak tak lupa dengan senyum diwajah pucatnya.
"....."
"Aku tak mengapa Wangji. Kau tak perlu mengkhawatirkan aku" lanjut Lan Xichen seakan tahu apa yang adiknya pikirkan.
"Mn. Wangji pamit." jawab Lan Wangji singkat yang dibarengi anggukan kecil. Lalu dia pergi setelah memberi salam yang dibalas anggukan oleh sang kakak.
Tbc
Segitu dulu zheyeng
Jangan lupa vote and coment
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Akhir Waktu
DiversosMereka harus mengingat semuanya agar segalanya mudah. Mereka harus tahu bahwa benang merah yang terikat ditangan mereka tak akan putus. Namun terkadang takdir suka mempermainkan kehidupan. Mereka harus bisa melewati semua halangan agar bisa bersatu...