Chapter 12

152 18 1
                                        


.

.

.


Flashback on

Seperti biasa, Wang Yibo mengunjungi mansion keluarga Liu. Mungkin karena terlalu sering datang kemari orang-orang di keluarga ini sudah tak asing lagi oleh kehadirannya.

Saat ini Yibo tengah memakan biskuit dan menonton kartun kesukaannya. Karena kesibukan orang tuanya, Yibo lebih suka datang ke mansion ini daripada mansion miliknya. Saat sedang menikmati kegiatannya, Yibo mendengar suara langkah kaki yang sangat dikenalnya, yaitu Liu Haikuan.

"Kuan Ge, kau sudah pulang?" tanya Yibo dengan riang

Yang lebih tua menerima pelukan dengan senang sambil tersenyum diwajah tampan miliknya. Yaa meskipun masih kecil namun ketampanan orang-orang ini mungkin sudah diberikan oleh dewa sejak zaman purba? XDD

Lalu keduanya kembali masuk dan melanjutkan aktivitas masing-masing. Cukup lama Yibo menonton kartun kesukaannya sekarang dia sudah bosan. Akhirnya dia berkeliling di mansion Liu. Meskipun sering berkunjung kemari, namun yang dilakukannya hanya main atau menonton kartun. Jadi sekarang dia berjalan-jalan melihat kemegahan mansion itu.

Sampai akhirnya Yibo sampai di sebuah ruangan yang tertutup rapat. Karena rasa penasaran, Yibo masuk ke ruangan itu. Di dalamnya terlihat seperti ruang penyimpanan yang penuh dengan barang-barang antik. Terdapat guqin, guci, pembakar dupa, lukisan, dan banyak barang antik lainnya. 

Namun yang membuatnya tertarik adalah sebuah seruling hitam dengan rumbai berwarna merah. Benda tersebut dipajang disebuah kotak yang tembus pandang bersama dengan seruling giok berwarna putih/biru langit.

Karena kotak kaca tersebut berada di tempat yang tinggi sehingga dia tidak bisa dijangkaunya, Yibo hanya berdecak pelan.

'kenapa tinggi sekali sih' batinnya kesal.

Yibo masih berusaha mengambil kotak kaca itu. Dia sampai melompat untuk menggapai kotak tersebut. Saat tangan Yibo dapat menyentuh kotak itu, kakinya tak bisa mendarat dari lompatannya. Nyaris saja tubuh kecil Yibo kejatuhan kotak kaca yang berukuran besar tersebut jika seseorang tak menarik belakang bajunya. Yibo terkejut melihat kotak kaca itu jatuh dan pecah berkeping-keping.

"Yibo kau tak apa," tanya Haikuan orang yang menarik belakang baju Yibo

"Ge," suara Yibo bergetar mungkin ia shok atau takut karena merusak barang milik orang lain.

" syukurlah kau tak apa. Apa yang kau lakukan disini, bo?" ucap Haikuan lega namun masih khawatir

"Ge ini punya siapa?" tanya Yibo sambil menunjuk pada seruling hitam dengan rumbai merah

Haikuan mengambil seruling yang ditunjuk Yibo lalu menatapnya sebentar. Dia berjalan menghampiri Yibo dan menyerahkan seruling itu pada Yibo kecil. Saat Yibo menyentuh seruling hitam tersebut, ada semacam sengatan kecil lalu keluar asap tipis berwarna merah kehitaman. Sontak hal itu membuat Yibo melempar saruling tersebut.

Nafas Yibo terengah-engah, tubuhnya bergetar dan dia terlihat ketakutan. Melihat hal itu Haikuan langsung menghampiri Yibo dan menanyakan keadaannya. Karena Yibo tak kunjung menjawab, Haikuan membawanya keluar dari ruangan itu.

Yibo dibawa ke ruang tengah oleh Haikuan. dia masih shok, tatapan matanya kosong. Haikuan masih berusaha menenangkannya. Setelah diberikan minum terlihat Yibo sudah agak tenang, tatapan matanya tidak lagi kosong. Haikuan mencoba bertanya, hal apa yang membuatnya menjadi seperti tadi tapi Yibo hanya menggeleng pelan dan berkata ingin pulang sekarang.

.

.

.

Kini Yibo telah sampai di mansion milik keluarga Wang dengan sang ibu yang menyambutnya. Yibo berusaha terlihat baik di hadapan ibunya karena ia tak ingin sang ibu khawatir.

Setelah Yibo mandi dan makan malam bersama keluarganya tadi, dia langsung pergi ke kamarnya. Sebenarnya Yibo ingin langsung tidur tapi dia teringat kejadian di mansion Liu. Kejadian apa yang ia lihat tadi. Semuanya sangat cepat bahkan Yibo kecil merasakan sesak didadanya ketika mengingat hal itu.

Malam semakin larut suasana pun makin sunyi, kini Yibo tengah larut dalam mimpinya. Dalam mimpinya peristiwa itu terjadi lagi, sama seperti dengan peristiwa yang ia lihat di mansion Liu. Yibo seperti melihat kilasan masa lalu.

Peperangan, darah, mayat lalu berganti dengan penyesalan, kesedihan serta kerinduan dari seseorang yang menggunakan baju putih. Kadang kala keadaan berubah seperti dalam suasana kerajaan.

Semua peristiwa itu berganti dengan sangat cepat seperti iklan yang silih berganti. Hal itu membuat kepala Yibo kecil terasa akan meledak akan rasa sakitnya. Karena hal itu Yibo berteriak di tengah malam mengejutkan penghuni mansion. Terutama nyonya Wang, dia langsung lari ke kamar anaknya.

Sesampainya di kamar Yibo nyonya Wang melihat sang putra sedang menangis dengan memeluk kedua kakinya. Membenamkan wajahnya dibalik lutut kecilnya. Melihat hal tersebut segera nyonya Wang memeluk Yibo sambil menenangkannya. Ketika Yibo sudah tenang dan tertidur pulas nyonya Wang mengecup kening Yibo sayang lalu kembali ke kamar.

Hal tersebut tidak hanya saat malam itu saja tapi berulang sampai beberapa hari. Hingga membuat kecemasan sang ibu semakin besar. Dia akhirnya memutuskan membawa Yibo pada psikiater.
Nyonya Wang menceritakan keadaan Yibo bahwa dia sering berteriak histeris bahkan sampai menangis di tengah malam.

Namun setelah pemeriksaan sang dokter kebingungan, karena hasilnya semua normal tidak ada gangguan apapun pada Wang Yibo. Nyonya Wang pun sama bingungnya. Karena tak menemukan masalah apapun dokter hanya meresepkan obat tidur agar Yibo kecil bisa beristirahat.

Awalnya obat itu bekerja tapi hanya beberapa hari saja hingga Yibo kembali berteriak dan menangis di tengah malam. Melihat hal itu nyonya Wang bertambah cemas namun ia pun tak bisa melakukan apapun.

Suatu hari, ketika keluarga Wang sedang jalan-jalan santai di taman kota. Seorang laki-laki tua menghampiri mereka dan mengatakan hal aneh yang tak bisa dimengerti oleh mereka.

"dia memiliki takdir yang istimewa. Kehidupan yang dijalaninya penuh dengan tantangan. Kalian harus benar-benar menjaganya. Biarkan semesta yang mengatur jalan takdirnya," ucap laki-laki tua tersebut

"kau sudah melihat dan harus mengingatnya nak. Untuk menguraikan benang takdir yang kusut kau harus mengingatnya dan bertemu dengan orang yang ditakdirkan," lanjutnya sambil menatap Yibo dalam dan memberikan sebuah giok berwarna putih dengan bentuk kelinci lalu pergi begitu saja meninggalkan keluarga Wang Zhehan yang kebingungan.

Setelah bertemu dengan lelaki tua aneh tadi, Yibo menjadi sering memimpikan hal aneh berulang kali. Tapi tak seperti sebelumnya ketika dia berteriak dan menangis di tengah malam sekarang Yibo sudah bisa menyaring hal-hal tersebut dan menganggapnya sebagai mimpi yang akan berlalu.

Hingga dia bertemu dengan Xiao Zhan, seseorang yang sangat mirip dengan sosok yang hadir di setiap mimpinya. Yibo sudah tidak bisa menampik bahwa itu hanya mimpi biasa. Bahkan dia berusaha untuk mengingat sesuatu yang dia rasa terlupakan karena teringat pesan lelaki tua aneh yang dia temui sewaktu kecil.

Flashback off

Mendengar cerita Yibo semalaman Lee (nama manager Wang Yibo) tak dapat berkata-kata. Terlalu banyak informasi yang harus dicerna otaknya. Dia butuh istirahat sekarang. Lee berlalu dari kamar Yibo setelah dia menyuruh aktornya itu untuk istirahat karena sekarang sudah terlalu larut.


TBC....

wahh mimin gak nyangka bisa up cepet dan nyampe 1k word 

jangan lupa tinggalkan jejak yaa

see u next chap

Hingga Akhir WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang