Chapter 10

120 16 2
                                    

.
.

Tak disadari Haikuan seseorang sedang mengamati mereka lalu tersenyum 'mungkin Zewujun akan mengejar cintanya dikehidupan ini' gumam orang itu.

~

Seharian ini Zhan benar-benar mengabaikan Yibo. Mereka berinteraksi saat memperbaiki kostum dan hanya seperlunya. benar-benar seperti orang asing yang baru pertama kali bertemu. Hal ini membuat udara disekitar mereka menjadi dingin. Benar-benar canggung.

Syuting hari ini selesai, para pemain dan staff membereskan barang-barang mereka. Cukup membawa barang yang dibutuhkan. Tak mungkin kan mereka membawa kamera yang berat itu kemana-mana.

Yibo dan Zhan sudah didalam mobil, yhaa mereka satu mobil untuk pulang pergi ke hotel tempat mereka menginap. Efisiensi waktu alasannya padahal itu hanya dalih Yibo agar Zhan bersamanya. Setelah sampai di hotel mereka langsung menuju ke kamar masing-masing. Untuk membersihkan diri dan mengistirahatkan tubuh lelah mereka.

.
.
.

Suasana saat itu sangat berisik, bunyi pedang saling beradu, darah berceceran, banyak tubuh manusia yang tergeletak. Wei Wuxian berdiri mematung menyaksikan shijie nya mati didepan matanya.

"aa jieee" teriak Jiang Cheng lalu menghampiri tubuh kakaknya yang sudah berceceran darah akibat tusukan pedang.

"AKU TIDAK MEMBUNUHNYA. AKU BERNIAT MEMBUNUH WEI WUXIAN UNTUK MEMBALASKAN KAKAKKU. WEI WUXIAN KAU... KAU MEMBUNUHNYA" teriak seseorang yang telah menusukkan pedangnya pada Jiang Yanli.

Wei Wuxian marah, dia membunuh kultivator tersebut dengan mematahkan lehernya lalu melemparnya begitu saja. Sedang Jiang Cheng memeluk tubuh kakaknya yang sudah tak bernyawa.

"Wei Wuxian ada disana. Bunuh dia" teriak seseorang

Lalu terdengar teriakan dari kultivator lain. Mereka mengutuk dan menyalahkan dirinya.

"Wei Wuxian tanganmu kotor oleh darah sektemu"

"kau membunuh Jiang Fengmian dan istrinya. Sekarang kau membunuh shijie mu"

"kau pantas mati"

"kejam dan tak bermoral"

"Wei Wuxian"

"Wei Wuxian"

"Wei Wuxian"

"Wei Wuxian"

Wei Wuxian marah, telinganya berdengung karena banyaknya suara yang sedang mengutuknya. Dia mendekatkan Chenqing pada bibirnya lalu memainkannya. Nada yang mengerikan terdengar dan tubuh Wei Wuxian mulai diselimuti aura kebencian.

Tiba-tiba dia memuntahkan seteguk darah membuatnya berhenti memainkan Chenqing. Sedangkan Lan Wangji yang sedang bertarungpun berhenti karena khawatir pada Wei Wuxian. Hingga tangan kanannya tertebas padang.

"Wei Wuxian sedang terluka. Cepat bawakan Yin Hufu untukku" teriak seseorang

"Yin Hufu?" teriak yang lainnya

Wei Wuxian menyeringai. Dia terbang ke atas lalu melihat pertarungan dibawahnya

"Yin Hufu" ucapnya lirih lalu mengeluarkan Yin Hufu ditangannya

"jika kalian begitu menginginkannya. Gunakan kekuatan kalian sendiri untuk mendapatkannya" teriaknya. Lalu Wei Wuxian melempar Yin Hufu ke atas lalu menghancurkannya.

Semua orang melihat hal tersebut terkejut namun mereka tetap memperebutkan setengah dari bagian Yin Hufu. Mereka berlomba lomba untuk mendapatkannya. mereka bahkan tak segan untuk Saling membunuh untuk mendapatkan benda terkutuk itu.

Melihat hal tersebut, Wei Wuxian tertawa terbahak-bahak namun setelahmya dia menangis begitu lirih. Lan Wangji hanya memperhatikan Wei Wuxian dari jauh dengan tatapan khawatir.

Tiba-tiba Wei Wuxian terbang ke tepi tebing. Lan Wangji menyusul secepat dia bisa. Wei Wuxian berbalik melihat para kultivator yang masih saling membunuh untuk mendapatkan Yin Hufu. Dia berjalan mundur berniat menjatuhkan dirinya sambil terus menangis.

"Wei Ying, kembalilah" bujuk Lan Wangji.

Tapi, sepertinya Wei Wuxian tak mendengar Lan Wangji. Dia menjatuhkan Chenqing, memejamkan mata lalu menjatuhkan dirinya dari atas tebing. Lan Wangji terkejut melihat hal tersebut. Dia segera berlari untuk menangkap Wei Wuxian tak peduli dengan semua lukanya.

Wei Wuxian terkejut dan membuka matanya melihat sebuah tangan kekar menangkap tangan kanannya. Dia melihat darah yang mengalir deras dari lengan pria diatasnya.

"Lan Zhan" panggilnya lirih. Bisa dilihatnya wajah takut dan khawatir Lan Wangji yang menolongnya. Bahkan dia melihat darah yang mengalir ke tangannya.

"Lan Zhan. Lepaskan" ucapnya lagi. Lan Wangji tetap tak bergeming. Bahkan terihat bahwa Lan Wangji berusaha menariknya ke atas.

Jiang Cheng datang dengan pedang ditangannya. melihat ujung pedang yang menghampirinya, Lan Wangji melirik siapa pemiliknya. Dia melihat jiang cheng datang bersiap menghunuskan pedang kearah Wei Wuxian.

"Jiang Cheng" gumam Wei Wuxian. Jiang Cheng marah. Terlihat dari wajahnya yang mengeras dan nafas yang memburu. Dia menatap Wei Wuxian tajam dan bersiap menghunuskan pedangnya.

"Jiang Wanyin. Berhenti" ucap Lan Wangji. Dia tak bisa tinggal diam melihat Jiang Cheng akan membunuh Wei Wuxian. Melihat Jiang Cheng mengarahkan pedang padanya, Wei Wuxian memejamkan matanya.

Jiang Cheng tidak menusuk Wei Wuxian melainkan batu tumpuan antara Lan Wangji dan Wei Wuxian. Sontak hal tersebut mengejutkan Wei Wuxian. Dia melepas paksa genggaman mereka karena tak mau Lan Wangji ikut jatuh bersama dengan runtuhnya tebing.

"WEI YING" teriak Lan Wangji terkejut karena tak bisa menyelamatkan Wei Wuxian. Masih dalam keterkejutannya , Lan Wangji memanggil nama 'Wei Ying' sekali lagi.

Saat tubuhnya meluncur kebawah, Wei Wuxian memejamkan mata, menyunggingkan senyumnya namun air mata menetes dari sudut matanya.

'Lan Zhan mari bertemu kembali dengan keadaan yang lebih baik lagi. Lan Zhan maaf dan.... Terima kasih' batin Wei Wuxian sebelum tubuhnya jatuh ke kawah panas dibawahnya.

.
.

"Wei Ying" igau Yibo dalam tidurnya. Dia menggerakkan kepalanya kekanan dan kiri dengan keras dan keringat dingin yang mengalir sepanjang pelipis dan lehernya.

Hal serupa juga dialami oleh Xiao Zhan. Dia akhirnya terbangun karena mimpi aneh tadi. Zhan mengusap wajahnya kasar. Beranjak dari kasurnya untuk cuci muka. Selesai mencuci muka, Zhan duduk ditepi ranjang.

Memikirkan tentang mimpi tadi, dia jadi merindukan Xuan Lu kakak angkatnya. Zhan ingin menghubunginya tapi tak mungkin dia menghubungi orang tengah malam begini. Karena Zhan sudah tak bisa tidur lagi jadi dia memutuskan untuk memeriksa kostum yang akan dipakai Yibo nanti.










Hai hai mimin balek lagi
Hehe lama yaaa nungguin mimin ehh maksudnya nungguin cerita ini
Pantengin terus ni ff
Jan lupa vote dan komen yaa

Hingga Akhir WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang