.
.
.
.Yibo lagi-lagi tersentak bangun dari tidurnya. Mimpi itu lagi. Gambaran yang selalu datang seakan tak akan puas jika tak menghantuinya barang sehari. Segera dia pergi ke kamar mandi hanya untuk membasuh muka.
Sang aktor muda itu memutuskan untuk berjalan sekedar melihat sekeliling tempat syuting. Ditengah aktivitas yang dia lakukan, mata elangnya melihat siluet yang duduk menghadap sungai sambil melempar kerikil.
Sosok itu tampak familiar. Terlihat sedikit melamun. Dengan kaki terendam air sungai. Sesekali memainkan sehingga memercik air.
"Desainer Xiao?" panggilnya ragu
Sosok yang dipanggil sedikit tersentak dan menengok ke asal suara. Pemuda itu lantas tersenyum saat mengetahui orang yang memanggil dirinya.
Yibo memberanikan diri untuk mendekat dan duduk disamping pemuda manis."Apa yang kau lakukan disini?" tanya pemuda manis
"Seharusnya aku yang bertanya. Tidakkah kau beristirahat. Masih terlalu pagi untuk melamun," jawab sang aktor.
Sedangkan pemuda di samping Yibo hanya terkekeh pelan. Kakinya memainkan aliran air sedikit menimbulkan percikan.
"Desainer Xiao ada yang ingin ku bicarakan," Yibo
membuka suara ragu"Jangan terlalu formal. Kau bisa panggil aku Zhan saja," jawab pemuda manis
"Yibo maukah mendengar kisah seseorang?" lanjutnya
Entah mengapa Yibo dapat mendengar rasa bersalah dan rindu dari suara yang dikeluarkan oleh pemuda di sampingnya ini. Dalam diam ia mengangguk pelan. Memperhatikan setiap gerakan Xiao Zhan.
Sedangkan Zhan melihat langit yang mulai dihiasi oleh cahaya dari timur. Menghela nafas pelan lalu tatapannya beralih pada pemuda Wang di samping.
"Dia sosok mulia. Diagungkan dan dipuja oleh orang dimana pun ia berpijak. Membantu tanpa berbicara. Selalu bertindak namun tanpa kata. Taat pada aturan keluarga. Dia sosok yang sempurna menjadi panutan semua orang," Zhan mulai bercerita dengan sedikit semangat saat menggambar sosok ini.
"Tapi dia membuat kesalahan, kesalahan yang sangat besar," suaranya bergetar
Pemuda Wang hanya diam memperhatikan. Yibo bukannya tidak tahu perubahan pada desainer muda tersebut. Namun ia hanya fokus mendengar cerita dari pemuda manis tersebut. Ia juga tak ingin menjeda cerita.
"Dia melanggar aturan keluarga. Melawan senior. Bahkan melawan orang-orang yang memujanya. Hanya untuk melindungi dan membela orang yang tidak pantas. Dia sosok mulia nan agung membela seorang penjahat, musuh dari semua orang," nada
bersalah keluar dari bibir tipis Zhan.Matanya sedikit memerah dengan genangan air didalamnya. Xiao Zhan mendongak sambil memejamkan mata. Menghirup udara panjang dan menghelanya pelan, menenangkan diri dari gejolak emosi.
"Kupikir sudah saatnya kembali. Matahari sudah muncul. Mungkin semua orang sedang ribut mencari peran utama mereka menghilang," ajak Zhan sembari terkekeh pelan.
Setelahnya Zhan bangkit dari duduknya sambil menepuk pelan celana yang dikenakan.
"Desainer Xiao, " panggil pemuda yang masih ditempat
"ya," sahut Zhan heran
Hening beberapa saat hingga Yibo melanjutkan ucapannya.
"Apa yang terjadi pada mereka selanjutnya? Apakah orang yang dibela ini memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari tebing di hadapan sosok agung?"
Tubuh Zhan mematung. Pupil nya bergetar. Bibir nya kelu saat mendengar ucapan pria Wang itu. Darimana...
Darimana Yibo mengetahuinya. Banyak spekulasi di benaknya. Zhan senang namun juga takut di saat bersamaan.
Dengan suara bergetar dan terbata dia bertanya
"Ap- Apakah kau mengingat sesuatu?"
Sejenak Yibo tertegun melihat reaksi pemuda di depannya ini. Akhirnya tebakannya akan mendapat jawaban.
"Tidak. Namun aku mendapat mimpi. Tidak jelas dan terkesan acak. Sedikit banyak aku bisa menebaknya," jelas Yibo
Suara Xiao Zhan tersangkut ditenggorokan ketika mendengar tuturan pemuda didepannya ini. Ingin rasanya ia bertanya lebih banyak. Namun seseorang memanggil keduanya unruk kembali.
Terpaksa Zhan menelan kembali kata yang akan di lontarkannya.
.
.
.
.
.Saat ini suasana cangung menyerang aktor Wang dan penata busananya. Akibat kejadian pagi tadi. Beruntungnya tidak mempengaruhi hasil shoot kali ini.
Hanya saja saat ini mereka terjebak, oleh Zhao Liying yang mengajak keduanya makan siang bersama dengan pemeran lain. Untungnya mereka terlihat lebih benyak bertanya dan berbincang dengan Xiao Zhan.
Mengenai mode busana yang akan dikeluarkannya pada musim ini. Semua orang berkumpul dan tidak sabar menanti hasil karya dari desainer kebanggaan mereka.
Sedangkan Yibo menyantap makanannya dengan tenang sambil mendengar obrolan sekitar. Dia tak menyangka seorang desainer dari butik kecil yang bahkan tak terkenal, ternyata orang yang dikenal oleh semua kalangan.
Sepertinya lingkar pertemanan Yibo masih kurang. Sang aktor memperhatikan pemuda manis itu berintraksi dengan yang lain.
Ia baru sadar bahwa orang yang diperhatikannya sangat manis. Apalagi saat tersenyum. Gigi depannya akan menyembul lucu. Dengan suara tawa khas, entah mengapa membuat pria Wang ini menghangat.
TBC.....
lanjut chapter depan
Kapan-kapan lagi.....

KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Akhir Waktu
RandomMereka harus mengingat semuanya agar segalanya mudah. Mereka harus tahu bahwa benang merah yang terikat ditangan mereka tak akan putus. Namun terkadang takdir suka mempermainkan kehidupan. Mereka harus bisa melewati semua halangan agar bisa bersatu...