Chapter 16

118 10 2
                                    

.
.
.

Terlihat dua remaja keluar dari gua dingin dengan keadaan basah kuyup dan kedinginan. Karena kedua tangan mereka saling terikat oleh seutas pita bermotif awan, keduanya tak dapat menyeimbangkan langkah dan akhirnya terjatuh.

Remaja dengan jejak kenakalan terjatuh diatas remaja lainnya. Wajah keduanya begitu dekat. Remaja dibawah menatap tajam orang diatasnya.

"Wei Ying bangun"  desisnya

Sedangkan remaja yang dipanggil Wei Ying terlonjak kaget dan mengerjapkan matanya.

"Ah? Ohh Haha" sahutnya tertawa canggung dan segera bangun dan melepaskan ikatan tangan keduanya.

"Wei Wuxian" sebuah suara terdengar galak namun juga khawatir.

Lalu muncul pemuda dan wanita berpakaian merah dari belakang keduanya. Mereka menanyakan darimana saja keduanya karena membuat satu sekte khawatir karena keduanya menghilang.

"Aku dan Lan Zhan sedang berandam di kolam dingin lalu muncul monster air. Kami baru saja kembali" sahut Wei Wuxian.

"Sudahlah a Cheng ayo kita kembali. Katamu orang-orang mencari kita" ajak nya pada pemuda garang dan merangkul pundaknya. Meninggalkan Lan Zhan dan wanita berbaju merah.

Setelah ditinggal oleh Wei Wuxian dan adiknya, Lan Zhan pun pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada wanita tersebut.

.
.
.

"..... Ao"

"..... Xiao"

"Ner Xiao"

"Desainer Xiao"

Xiao Zhan perlahan terjaga setelah mendengar suara yang memanggil namanya. Zhan melihat nona Luo sedang membangunkannya dengan sedikit mengguncang pundak.

Setelah kesadarannya terkumpul Zhan melihat sekeliling. 'Ternyata masih diruang kostum,' batinnya lalu menghela nafas lega.

Xiao Zhan tersadar ternyata tidak hanya ia dan nona Luo saja, melainkan juga ada manager Lee yang menatapnya bingung dan juga seorang wanita muda dengan dress pendek juga sedang menatap dirinya lekat.

Zhan linglung dan bertanya ada apa mereka berkumpul disini. Jadi ia memutuskan bertanya pada nona Luo, dia berkata bahwa ruang kostum akan dibereskan karena mereka akan segera pindah lokasi syuting.

Zhan arahkan pandangannya pada wanita cantik yang menatapnya lekat sedari tadi. Manager Lee yang peka pun menjelaskan siapa Dilraba dan alasannya kemari. Sang desainer hanya mengangguk paham.

Manager Lee mengajak Xiao Zhan untuk pergi ke ruang tunggu bersama mereka. Sambil mendengarkan penjelasan manager Lee, sesekali Xiao Zhan melihat wanita bernama Dilraba ini melirik pada dirinya.

Membuat sang desainer mengernyitkan alis karenanya. Saat mata keduanya bertemu dengan cepat Dilraba memalingkan wajah. Namun, Zhan tak begitu memperdulikan.

Namun entah mengapa Zhan merasa semakin tidak nyaman ditatap oleh model cantik tersebut. Xiao Zhan hendak bertanya sebelum akhirnya dipotong oleh nona Luo yang mengajaknya merapikan kostum yang akan dipindahkan.

.
.
.

Malam ini cukup melelahkan. Baik untuk para aktor dan kru drama bahkan juga Xiao Zhan yang terlihat letih. Ternyata kepindahan lokasi syuting kali ini tidak memungkinkan mereka untuk kembali ke hotel.

Jadi mau tidak mau mereka harus membangun tenda untuk tempat beristirahat. Tidak seperti yang lainnya terlihat pemuda manis terlihat sibuk di ruang kostum untuk memeriksa kelengkapan.

Mendadak pintu bergerak menandakan seseorang masuk. Xiao Zhan menoleh, sontak terkejut dengan kehadiran aktor senior. Mereka bicara berdua dengan santai ditemani dengan baju-baju bergantungan serta perlengkapan yang berserakan.

"Aku tau bahwa kau bukan orang yang sederhana Xiao Zhan," ungkap sang aktor

"Kau bahkan tidak bisa sembarang membuka identitas asalmu. Kau begitu rapat dalam menutupinya," lanjutnya

Xiao Zhan tertegun, ia tak menyangka bahwa ada orang yang mengetahui identitas yang disembunyikan selama ini

"Kurasa tak masalah jika kau melonggarkan sedikit pertahananmu. Dan saranku jangan terlalu terburu untuknya mengetahui tentang kalian. Kau yang lebih tau apa yang akan terjadi padanya jika ia mengingat," ucap Lin Xi menekankan beberapa kata.

"Kalau begitu saya pamit yang mulia" ucapnya dan berlalu membuat Zhan tertegun

Setelah memberi beberapa peringatan sang aktor pun melenggang pergi. Sedangkan desainer muda tersebut termangu di tempatnya. Tampak baru dipaksa untuk sadar oleh kenyataan bahwa tindakannya akan membawa petaka untuk orang terkasihnya.

'Apa yang harus aku lakukan. Aku sudah muak'  Gumam lirih sang desainer sambil mengusap wajahnya kasar.

Zhan benar-benar bingung, dia berfikir untuk memberitahukan semuanya dan mengakhiri takdir menyebalkan ini sekaligus. Namun, ucapan dari Lin Xi tadi membuatnya sadar akan akibat yang harus ditanggung oleh sang terkasih.











































Hola balik lagi sama mimin
Jangan lupa voment kalian
Mimin tunggu

Hingga Akhir WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang