.
.Matahari mulai tenggelam. Sinar yang dipancarkannya membuat orang melihat cahaya jingga yang indah. Dibawah pohon rindang seorang pria duduk diatas kursi yang ada dipinggir taman. Pria tersebut sedang berkutat dengan kameranya. Lalu, ia mencoba memotret menggunakan kamera itu. Ia tak sengaja mengambil gambar pria lain sedang bermain skate board. Lalu, melihat hasil jepretannya dan tersenyum.
"hmm, bagus" ucap pria itu.
Segera ia pergi dari taman ketika ia selesai dengan urusannya serta membawa kembali peralatan yang ia bawa. Baru saja ia berdiri seseorang memanggil namanya.
"Zhan ge darimana saja? Aku mencarimu" kata orang tersebut
"Daritadi aku disini mencoba kamera pemberianmu a Cheng" jawab Zhan
"bagaimana? kau menyukainya" tanya zhuo Cheng
"ya aku suka. Kau pintar memilih" jawab Zhan dengan senyuman
"ayo pulang ayah menunggu mu" ajak Zhuo Cheng
"baiklah. Ayo" jawab Zhan. Lalu pergi dari taman dengan Zhuo Cheng
Xiao Zhan nama pria tersebut merupakan karyawan disebuah perusahaan fashion. Ia bekerja disana sebagai desainer. Karya yang dibuatnya selalu sold out bahkan saat baru launching. Xiao Zhan memiliki hobi fotografi karena ia suka mengambil gambar. Tak ayal ia bisa menjadi fotografer dibeberapa acara.
Jiang Zhuo Cheng adalah adik angkat Xiao Zhan. Orang tua Zhan sudah meninggal ketika Zhan remaja. Lalu keluarga Zhuo Cheng mengangkat Zhan sebagai keluarga mereka. Walaupun nyonya keluarga Jiang tidak menerima Zhan tapi sang kepala keluarga menganggap dia sebagai anak kandung. Jiang Zhuo Cheng merupakan mahasiswa jurusan musik semester akhir. Ia sedang menyelesaikan projeck akhirnya sebagai syarat kelulusan.
.
.
.Tak jauh dari taman tersebut, ada pemuda yang sedang bermain skateboard ketika ia mendengar suara kamera. Dia mencari sumber suara yang menganggunya itu. Ketika mata elangnya melihat seseorang yang sedang kamera lalu tersenyum, seketika pemuda tersebut terpana sesaat. Dia melihat pria yang berwajah tampan menjurus ke manis. Dengan senyum manis dan gigi kelinci lucu. Serta badan proposional tinggi semampai. Ah, melihatnya membuat iri.
"sedang apa kau, melamun seperti itu" ucap seorang teman membuatnya sadar
"ahh tidak, aku tidak apa" jawab pria tersebut
Temannya mengikuti arah pandang pria tersebut. Ternyata ia sedang memperhatikan pemuda manis yang sedang mengobrol.
"apa kau menyukainnya?" goda sang teman
"tidak" ucapnya singkat
"benarkah? Ayolah aku tau kau itu seperti apa Yibo" kata teman dengan mengejek
"kubilang aku tidak menyukainya" ucap Yibo kesal lalu pergi meninggalkan temannya itu.
"haiss dasar. Anak itu selalu saja menyembunyikan apa yang dia rasakan". Batin Yuchen lalu menyusul Yibo yang sudah tak terlihat.
Wang Yibo berjalan dengan kesal meninggalkan Yuchen. Sahabatnya itu selalu saja mengganggu entah apapun yang dia lakukan. Tapi, ia terus mengingat wajah pemuda manis tadi mirip seseorang.
"mungkinkah itu dia?" monolognya
"sepertinya tidak mungkin" lanjutnya dalam hati.
Yibo terus berjalan dengan cepat mengabaikan Yuchen yang sedari tadi memanggilnya. Yibo berjalan kearah parkiran untuk mengambil sepeda motornya. Dia meninggalkan skateboardnya di mobil Yuchen. Mengendarai motornya lalu pulang kerumah.
Selama diperjalanan Yibo terus kepikiran pemuda tadi. Wajahnya sangat mirip dengan sosok yang selalu muncul dimimpinya. Bahkan senyum mereka sangat mirip. Membuatnya tak fokus menyetir hingga hampir menerobos lampu merah.
Mimin balek lagi nichh
Sama cerita lama tapi kemasan baru hehe
Sebetul nya mimin bingung nih cerita mo diapain tp yaa lanjut aja dahh......
Jan lupa Vote dan comment yukss😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Akhir Waktu
RandomMereka harus mengingat semuanya agar segalanya mudah. Mereka harus tahu bahwa benang merah yang terikat ditangan mereka tak akan putus. Namun terkadang takdir suka mempermainkan kehidupan. Mereka harus bisa melewati semua halangan agar bisa bersatu...