Chapter 2

2.2K 228 6
                                    

~~~~
Suara tangisan itu semakin terdengar. Seorang anak kecil masih bersembunyi di balik sofa. Matanya sembab sedangkan kedua pipinya memerah karna tamparan yang ayahnya berikan.

Berkali kali ia menutup kedua telinganya karna ketakutan.

"Eommaa... Bogoshipo" ucap anak kecil itu masih diiringi isakan tangis

****
Jinyoung masih menggengam erat tangan mark di belakang punggungnya. Berkali kali mark menatap nanar namja di belakangnya. Mereka masih berjalan menuju atap sekolah. Tempat dimana mark sering menghabiskan waktu tanpa sepengetahuan orang lain terkecuali jinyoung

"Dasar brengsek !!" maki mark pada namja di belakangnya

"Diamlah !! Kau hampir saja membunuh kim saem !! Aku menyelamatkanmu !! Seharusnya kau berterima kasih" jawab jinyoung masih mengikat tangan mark dengan tangannya. Karna dengan begini mark tidak akan melukainya

Cekklek...
Pintu atap terbuka karna dorongan kecil dari kaki jinyoung. Namja itu mendorong mark dan menghempaskannya ke lantai atap

"Sialan kau !!" bentak mark meringis kesakitan

"Kau lebih sialan !!" balas jinyoung menatap mark tajam

"Dasar namja brengsek !! Berhenti mencampuri urusanku !!" bentak mark keras. Namja itu masih menatap tajam jinyoung

"Itu juga urusanku tuan yien" ucap jinyoung membalas tatapan mark tajam

"Namaku mark !! Bukan yien !! Tuan mark !! Ingat itu" mendengar perkataan mark, jinyoung hanya tersenyum hambar membuat mark semakin kesal

"Jika kau mark seharusnya kau tidak tau tentang pria ini" ucap jinyoung sambil menunjukkan sebuah foto di sakunya. Sebuah foto tergambar seorang pria berjas dengan senyum lebarnya

"Sialan kk..kau" lirih mark pelan. Kepalanya terasa sakit untuk mengingat bagian wajah dari foto itu. Jinyoung sendiri ingin mengetahui lebih dalam mengenai namja di depannya hanya berdiri kebingungan

"Arghh !! Sialan kau park jinyoung !!" mark memegangi kepalanya keras. Sesekali ia menekan dahinya dan menarik rambutnya kasar.

"Ya ... Apa yang kau lakukan ?" tanya jinyoung kebingungan

"Pergi !!! Pergi !! Dasar brengsek akan kubunuh kau nanti !!" mark masih berteriak. Ia terduduk di lantai atap masih dengan kedua tangannya yang menekan kepalanya yang kesakitan membuat jinyoung segera keluar dari atap. Jinyoung pergi dari atap. Rencananya untuk mengetahui latar belakang mark gagal. Ia sungguh bingung dan takut. Wajahnya bersemu pucat. Baru kali ini ia melihat seorang mark tengah kesakitan seperti itu

"Sebenarnya siapa kau ? Apa hubunganmu dengan ayahku" lirih jinyoung dengan nafas tersenggal senggalnya

****
"Yiennah.." panggil seorang pria paruh baya dengan halusnya menunjukkan deretan giginya

"Ne appa. Ada apa ?" tanya anak kecil bernama yien

"Kenapa kau tidak tidur dulu huh? Ini sudah malam.. Kau bisa sakit" tegas ayah yien mengelus pelan kepala anaknya

"Aku menunggu eomma. Eomma kan jarang pergi malam malam. Aku kawatir" balas anak yien kecil polos

"Yiennah.. Kau kawatir dengan eommamu ? Kenapa?" tanya appa yien menarik tubuh anaknya agar duduk di pangkuannya

"Kemarin eomma juga pergi. Ia pulang sore bersama ahjussi sebelum appa pulang" balas yien mengerucutkan bibirnya lucu

"Ahjussi?" mendengar perkataan ayahnya. Appa yien pun kaget. Ia berusaha menepis pikiran negatif dari istrinya

"Iya. Dia memberiku es krim rasa coklat seperti appa biasanya"

"Es krim?" appa yien mengulangi perkataan anaknya. Dahinya berkerut karna tak mengerti

"Iya es krim.. Kata eomma ahjussi itu-* belum sempat yien melanjutkan perkataannya. Sebuah suara mobil berhenti membuat appa yien menurunkan anaknya dari pangkuannya

"Appa mau kemana ? Apa eomma sudah pulang?" tanya yien bingung

"Yienn.. Kau tidurlah. Ayah ada urusan sebentar" appa yien berjalan keluar dari rumahnya. Hatinya tergelak kaget melihat pemandangan di depannya sedangkan yien masih bersembunyi di dalam kamarnya karna penasaran, sesekali ia berusaha melihat keluar jendela

***
Bel istirahat telah terdengar beberapa menit lalu. Terlihat seorang choi da yoon berjalan melewati lorong lorong. Berkali kali ia menolehkan kepalanya mencari letak kantin yang belum ia ketahui sama sekali.

Seharusnya ia mengikuti yemi, tapi ia menolaknya karna yemi harus bersama temannya untuk pendaftaran lomba extraclub bulan depan.

Lorong sekolah semakin sepi. Da yoon melihat sekelilingnya. Bel sekolah pun belum terdengar. Dengan langkah pastinya ia melangkah hingga ujung lorong yang terdapat sebuah tangga disana.

"Apa ini atap?" tanya da yoon pada dirinya sendiri

Yeoja itu pun tersenyum pelan dan berjalan menuju ujung anak tangga itu. Hingga terdapat sebuah pintu besi disana

Ceklek..
Da yoon membuka pintu itu. Tidak dikunci pikirnya. Sorot mata yeoja itu menatab kearah depannya. Terlihat seorang namja yang berdiri di pagar pembatas atap. Rambut coklatnya sesekali bertiup diterpa angin.

Cahaya matahari yang silau membuat da yoon harus mengernyitkan dahinya untuk melihat nama itu.

"Nuguya?" tanya dayoon keras. Ia meletakkan tangannya di depan mata agar dapat melihat lebih jelas wajah namja itu.

Mendengar suara yang asing baginya. Namja itu pun menoleh. Dengan perlahan ia berjalan mendekati da yoon.

Da yoon masih berdiri di tempatnya karna silaunya matahari. Mungkin aku bisa bertanya letak kantin kepadanya batin da yoon membuat yeoja itu tersenyum sendiri

"Ya !! Kau tahu letak kantin disini? Aku murid baru. Bisakah kau membantuku?" tanya da yoon begitu namja itu hampir mendekatinya

Bug..
Sebuah tangan melingkar hingga membuat da yoon terhimpir antara tubuh namja itu dan dinding atap.

"Siapa kau sebenarnya?" ucap namja itu dengan wajah yang tak begitu jelas tapi cukup mengagetkan da yoon karna dari suara berat khas yang ia ketahui. Namja itu adalah .. Mark

Tbc

Who are you ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang