Sebuah tangan menarik paksa tangan dayoon.
" sudah ku bilang untuk menjauh darinya.. Kau sangat keras kepala"
*****
Yeoja itu masih menatap kosong namja di depannya. Ia tidak yakin dengan apa yang baru saja ia lihat.
"yien.. Bukan psyco kan? " tanya yeoja itu pada namja di depannya
" aku tidak yakin untuk menjawab itu. Apa yang kau lakukan dengannya tadi?" balas namja itu. Park jinyoung
"entahlah.. Jinyoung ah... Apa yang harus aku lakukan? "
" kau hanya perlu menjauhinya. Aku mengkhawatirkan mu jika kau selalu menempel dengannya seperti itu" seluas senyum kecut terlihat di sisi bibir jinyoung. Dayoon masih terdiam di balkon kelas. Ia menatap hamparan lapangan luas di depannya. Yeoja itu membiarkan angin menerbangkan rambutnya yang tergerai bebas
Sementara di sisi lain jinyoung yang menatap dayoon dari arah samping merasakan detak jantung yang semakin tidak terkontrol dari biasanya
"apa aku mulai mencintainya? " batin jinyoung masih menatap dayoon pelan
" kau tidak bisa melakukannya padaku jinyoung ah" ucap dayoon membuat jinyoung membulatkan matanya kaget
"a.. Apa maksudmu?" tanya jinyoung meminta penjelasan
"apa dia tahu? " batin namja itu berfikir
" dia temanku.. Jika dia menderita seperti itu. Aku juga harus berada di sampingnya. Sekeras apapun kau melarangku. Aku sangat berterima kasih memiliki teman yang perhatian denganku. Tapi yien sangat membutuhkan ku" terang dayoon jelas
Terlihat jinyoung yang mulai merenungkan penjelasan dari yeoja di sebelahnya
"Apakah aku terlalu memaksa? " tanya jinyoung kemudian
" tidak. Jangan beranggapan seperti itu. Aku tahu kau baik" balas dayoon tersenyum manis
"tapi dia bisa saja membunuhmu"
Senyuman kecil itu lagi lagi terukir di wajah dayoon.
"aku tidak peduli"
"kau harus peduli dengan dirimu sendiri!!! Apa yang akan kau lakukan jika dia menambahkan mu di bagian korban pembunuhan nya!!! " teriak jinyoung berusaha menahan emosinya. Ia menggenggam keras tangannya. mungkin jinyoung terlalu cemburu melihat dayoon yang sangat memperhatikan yien
Benih benih cinta mulai tumbuh di diri seorang Park jinyoung
" jinyoung ah.. "
" kau juga harus memperdulikan dirimu sendiri dayonnah.. Ku mohon jangan membuat dirimu menjadi seperti ini" lirih jinyoung mengakhiri perkataannya
"oo.. Oo.. Kurasa aku melihat adegan yang menyenangkan di kelas ini. Kemana yang lain? "
Seorang namja tiba tiba datang dengan senyuman anehnya
Jinyoung mulai mendekati dayoon. Tersirat wajah gelisah di dalam tubuhnya
" yien apa yang kau lakukan di sini? " tanya jinyoung pelan. Sekilas ia melihat dayoon yang menatap jinyoung tak percaya
" aku ingin menemui dayoon" balas namja yang tiba tiba menatap dayoon hangat. Ia tersenyum manis
"Bagus mark kau sialan!!! " batin jinyoung berteriak berusaha memberi tahu dayoon
" yien.. Dayoo-" perkataan jinyoung terputus ketika tiba tiba saja dayoon menjawab pertanyaan dari yien
"ayo kita bicara"
"dayoon!!! Kau gila " teriak jinyoung meraih tangan dayoon. Berusaha menahannya pergi
" jinyoung kau tidak perlu khawatir dengan dayoon. Aku tidak akan membunuhnya" ucap yien yang lagi lagi membuat jinyoung menahan emosinya
"kau dengarkan? Yien akan menjagaku" dayoon tersenyum. Ia melepaskan tangan jinyoung dan mulai pergi meninggalkan balkon kelas bersama mark
"dayoon kau salah. Dia adalah mark.. Bukan yien" lirih jinyoung pelan sesaat setelah mereka pergi
******
Dayoon Pov
Aku berjalan mengikuti langkah namja itu. Aku tidak yakin bahwa dia masih yien. Perlahan Kutatap kedua matanya. Tapi aku tidak menemukan sorot mata lainnya.. Itulah kenapa aku mau bersamanya
Langkah kaki yien berhenti di sebuah pohon besar. Tempat aku dan jinyoung menghabiskan waktu bersama ketika jam olahraga tadi.
Yien berbalik menampilkan senyum anehnya.
Perlahan ia mulai mendekati ku..
"kau berharap aku adalah yien atau namja itu? "
Deg
Seluruh tulangku seakan keluar dari dalam tubuh ku. Yien berkata aneh. Apakah benar dia mark?
Tbc need more??
Sorry dikit.
Hmm.. Wattpad buat nulis lewat ponsel mulai susah. Harap Koment and voted.. Ooo.. Dayoon akan mati. Gg kok wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are you ??
Hayran KurguSebelum kejadian itu terjadi kehidupan yien benar benar bahagia. Teman sahabat kedua orang tua yang ia sayangi. Semua ada untuknya. Hingga ayahnya melakukan hal gila dengan alasan tertentu yang membuatnya harus berpisah dengan orang yang ia cinta...