chapter 4

1.9K 205 13
                                    

"Apa dia terkategori seorang psyco?" tanya da yoon terdiam
.
.
.

'Jika mark memang seorang psyco. Apa hubungannya dengan anak bernama yien itu? Kenapa aku merasa bahwa anak itu terasa tak asing bagiku?'

Selintas pikiran masih mengantui da yoon membuatnya melamun memikirkan tentang namja bernama mark itu
~~~
"Haha.. Aku hanya bercanda. Mana mungkin mark seorang psycopath" balas jinyoung tersenyum jail membuat da yoon dengan segera memukul keras tangan jinyoung

"Yaa !! Kau membuatku takut" teriak da yoon kesal ia pun berjalan mendahului jinyoung

"Yaa tunggu aku" panggil jinyoung berlari mengikuti da yoon

"Kau marah?" tanya jinyoung menyamakan langkahan kaki da yoon. Yeoja itu masih enggan membalas pertanyaan jinyoung. Ia benar benar kesal kali ini hingga langkahan kaki da yoon berhenti ketika jinyoung menarik tangan yeoja itu

"Apa lagi?" tanya da yoon masih menunjukkan wajah datarnya

"Kurasa kau salah jalan" ucap jinyoung yang seketika membuat da yoon salah tingkah

"Ne?" tanya da yoon menyakinkan

"Kau berjalan kearah yang berlawanan dari halte" jawab jinyoung tersenyum. Namja itupun berjalan berniat menunjukkan halte yang ada di dekat sekolah. Sedangkan da yoon mengikutinya di belakang jinyoung

"Kau yakin akan pulang sendiri?" tanya jinyoung memastikan. Namja itu sesekali melihat wajah da yoon yang masih enggan untuk mengucapkan banyak kata

"Ne. Kau mengkawatirkanku?" tanya da yoon menghadap jinyoung membuat namja itu secara tidak sadar mengalihkan perhatiannya. Ada rasa berdesir di hatinya ketika da yoon menatapnya

"Mm.. Bukan begitu.. aish... Sudah kubilang aku masih punya tanggung jawab sebagai ketua kelas" sanggah jinyoung membuat da yoon akhirnya tertawa karna melihat wajah jinyoung

"Apa yang lucu?" tanya jinyoung menaikkan salah satu alisnya

"Kau" jawab da yoon masih menahan tawanya

"Aku?"

"Ya.. Kau. Kita baru berkenalan siang tadi. Dan kau sudah 2 kali membantuku kkkkk.. Apakah ini takdir?" ucap da yoon masih diselingi tawanya

"Takdir?" jinyoung mengulangi perkataan da yoon. Lagi lagi hati kecilnya berdesir menbuatnya merasakan geli di dadanya. Entah apa yang membuatnya seperti ini. Tapi ia sangat nyaman sekali

'Apa yang dia katakan? Takdir? apa dia.. Ah tidak mungkin. Mana mungkin da yoon menyukaiku. Aishh.. Apa aku terlalu berharap. Ayolahh.. Apa maksud dari semua ini. Aku hanya bertemu dengannya hari ini dan ... Dan aku merasa nyaman. Yaaaa !! Park jinyoung sadarlah !!"  hati kecil jinyoung seolah berkata pada dirinya membuatnya dengan segera membuyarkan semua perkataan itu dan menggelengkan kepalanya berusaha menyadaran dirinya

"Kau kenapa?" tanya da yoon berhenti tertawa

"Ahh anni.. aku tidak papa. Nah.. Itu halte yang aku maksud. Kau bisa menunggu bus disana. Aku... Aku.. Mm aku harus pulang. Ada hal lain yang harus aku lakukan. Kau tidak papa kan?" tanya jinyoung yang masih salah tingkah membuat da yoon mengernyitkan dahinya.

"Gwaenchana. Terima kasih telah mengantarku" balas da yoon menganggukkan kepalanya

***
DAYOON POV

Sudah 15 menit aku duduk di kursi halte. Aku lapar, beberapa kali perutku berbunyi meminta jatahnya. Bahkan, aku  lupa mengisi perutku ketika istirahat tadi. Sialan pikirku.

Who are you ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang