Chapter 11

1.7K 191 33
                                    

"kau berharap aku adalah yien atau namja itu? "

Deg

Seluruh tulangku seakan keluar dari dalam tubuh ku. Yien berkata aneh. Apakah benar dia mark?

***

Dayoon masih berdiri di tempatnya. Ketakutan itu tiba tiba saja merasukinya

" yien... Apa maksudmu? " tanya dayoon pelan

" jinyoung pasti sudah menjelaskan nya kan? " lanjut yien sambil berjalan mendekat

" mm... Mark? " tebak dayoon pelan. Yien menghentikan langkahnya

Namja itu menatap dayoon dengan tatapan yang sulit diartikan

Sementara disisi lain dayoon berusaha menatap mata namja itu. Sebuah mata hitam terlihat di mata yien.

Perlahan dayoon membuang nafasnya pelan

"yien jangan menakutiku"

Ucap dayoon memukul pelan yien. Tapi dengan cepat yien menangkap tangan yeoja Itu

"kau tahu aku? "

" tentu saja.. Matamu tidak pernah berbohong" balas dayoon tersenyum pelan

"aku masih tidak mengerti"

"aku selalu memperhatikan matamu. Mark tidak memiliki mata hitam yang indah sepertimu" lanjut dayoon yang membuat yien mengernyitkan dahinya keras

"tapi bagaimana Mark... " dayoon menggantungkan kalimatnya. Dilihatnya yien yang masih menundukkan kepalanya

" ku mohon jauhi aku dayoonah" ucap yien secara tiba tiba

"yien... "

" sebaik apapun kau bisa membedakan ku dengannya. Kau tidak akan pernah lolos dari nya. Dia semakin kuat dari yang aku duga" dayoon yang mendengar perkataan yien hanya menatapnya dengan tatapan khawatir

"apa yang membuatnya menguasai mu dengan mudah?? " tanya dayoon pada yien

" kekerasan dan... Masa lalu"

"tapi bagaimana bisa? " tanya dayoon mengerutkan dahinya bingung

" dia tidak ingin musnah. Dia ingin menguasai ku. Baik dari masa lalu bahkan sekarang"

"aku tidak mengerti" ujar dayoon menggelengkan kepalanya pelan

"suatu saat kau akan mengerti. Kau harus mendengar kan perkataan jin young untuk menjauhi ku"

"yien!!! " tiba tiba saja seorang pria paruh baya berjalan mendekati yien. Dengan kacamata yang bertengger di hidung membuatnya sesekali membenarkan letak benda itu ketika ia sedang berjalan.

" Park ahjussi" lirik mark pelan. Sekilas ia menatap Dayoon yang tengah bingung sekaligus aneh menatap seorang kepala sekolah yang begitu ramah kepada murid bermasalah seperti Yien.

"kau disini? Bukankah kau ada pelajaran bahasa siang ini? Kenapa kau membolos... Dan..? " ucapan pria itu terputus ketika menatap seorang yeoja yang tengah berdiri di samping Yien. Jarang sekali ia melihat adegan seperti ini. Karna setahunya Yien tidak pernah tertarik untuk bersosialisasi.

" dia hanya teman sekelas ku. Teman Jinyoung juga" balas Yien seakan tau apa yang dipikirkan oleh pria di depannya

"ah begitu... Kau sudah memiliki teman rupanya"

Deg

Tiba tiba saja hati Dayoon merasa tercekat mendengar perkataan Park Yonghwa. Yang setahunya menjabat sebagai kepala sekolah di sini.

"mm.. Bukan begitu. Dia hanya tidak sengaja berjalan di dekatku. Kurasa sebentar lagi Dayoon akan memasuki kelas. Benarkan? "

Dayoon mengerjapkan matanya aneh. Ia bingung ingin membalas apa

Dan entah sadar atau tidak. Kedua tangan Yien mendorongnya menjauh dari tubuhnya

" kembalilah ke kelas. Aku yakin pelajaran akan dimulai" perintah Yien sembari mendorong kecil punggung yeoja di depannya

"kau yakin dia hanya lewat di dekatmu? Aku merasa bahwa yeoja itu mengenalmu dengan dekat" tanya pria paruh baya itu menatap yien untuk meminta penjelasan lebih

"iya"

Namja itu terdiam. Ia mengakui bahwa sedikit ruang di hatinya masih tersimpan nama yang selalu ingin ia temui. Dayoon benarkah itu kau? Aku merindukanmu

Dan seketika batinnya berkata. Mata namja itu masih menatap punggung yang semakin menjauh tak sadar bahwa sedari tadi park saem memanggilnya keras

"yien!! " panggil Park saem untuk sekian kalinya membuat yien terperanjat

" ne? "

" jadi bagaimana? " tanya park saem menaikkan salah satu alisnya

Yien masih mengerutkan dahinya bingung

" ayo tinggal bersamaku"

******

Hujan deras mengguyur kota seoul di sore hari. Awan yang gelap itu menutupi sinar matahari sore. Membuat helai an daun terbang terpisahkan dari ranting nya karna angin membawanya pergi.

Yien pov

"ayo tinggal bersamaku"

Kata kata itu terus terngiang di kedua telingaku. Hari ini aku lebih memilih berdiam diri di kelas yang membosankan ini daripada kembali ke rumah.

Jam tambahan bagi siswa buruk seperti ku mungkin cukup melelahkan. Beberapa jam menatap papan tulis dengan spidol hitam yang menghiasi nya membuatku mengantuk. Hujan memang berpengaruh di sini. Kedua mataku sangat tidak fokus. Sesekali ketatap sebuah bangku di depanku.

Dayoon sudah pulang beberapa jam yang lalu. Tentu saja bersama Jinyoung

Jika dipikir. Namja itu sepertinya menyukai Dayoon. Sorot matanya sangat berbeda ketika menatap yeoja itu.

Tiap kali Dayoon menulis. Aku selalu memperhatikannya. Bukan apa, hanya saja aku salah menangkap sorot mata Jinyoung yang tak sengaja menatap Dayoon dengan senyuman anehnya.

Apa aku cemburu?



Tbc

Eh eh gaje

Gapapa lah

Asal MARK senang

Huhuhu..

Jangan lupa voted ya

Who are you ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang