Chapter 17

876 105 22
                                    

Mark pov

Semenjak kejadian itu aku lebih sering untuk menjauh darinya.  Berangkat di pagi hari dan pulang dengan cepat.  Mengenai les tambahan di sekolahan aku sudah meninggalkannya. 

Gadis itu juga sering bermain dengan jinyoung.  Terkadang jika kami tidak sengaja menatap satu sama lain ia lebih memilih untuk menatapku tajam dan membuang wajah. 

Seperti siang ini,  aku kembali ke Cafe milik  jaebum  dan anehnya dayoon berada di sana...  Dengan jinyoung.  Aku memutuskan untuk kembali bekerja karna kebutuhanku yang benar benar lebih dari perkiraanku.

Membeli buku psikologis tidak berguna dan mengenai obat.  Kakiku sudah lebih baik dari lusa lalu hanya saja ada beberapa bagian yang benar benar terdapat luka dalam. 

*****

Author pov

Yien berjalan menuju perpustakaan dekat restoran tempatnya bekerja.  Deretan rak yang tinggi dengan beberapa lampu kecil yang menghiasi di atas rak membuat laki laki itu harus memicingkan mata untuk melihat buku psikologi pinjamannya.

Karna pekerjaan jaebum ia dapat membelinya, hanya saja untuk sekarang laki laki itu harus menghemat uang sehingga ia hanya bisa meminjam buku dan membacanya di tempat ini.

Laki laki itu menemukannya.  Sebuah buku tebal dengan sampul merah hati yang berada di rak paling atas.  Yien sengaja menyembunyikannya mengingat beberapa hal yang membuat beberapa mahasiswa di dekat daerah sini untuk memburu buku ini.

"ketemu " ucap yien tersenyum dan membawa buku itu di tempat baca.

Manik matanya masih menatap satu persatu kata yang tercetak jelas di depannya.

" mengontrol emosi, amarah, menetralkan detak jantung, dan selalu bahagia"

Deretan kata yang benar benar membuat yien tidak mengerti. Anehnya kejadian 3 hari lalu itu membuat detak jantungnya bertambah dan mark tidak mengambil alih tubuhnya. Jika buku ini benar, seharusnya mark berhasil menguasainya tepat disaat ia mencium dayoon.

"permisi" seorang pria paruh baya tiba tiba muncul dan duduk di depan yien.  Ia tersenyum dan membawa deretan buku yang juga berwarna sama seperti yien. 

Penderita berkepribadian ganda

"boleh aku duduk di sini? "tanya pria itu masih tersenyum

"kau sudah duduk di sana" yien kembali menfokuskan dirinya untuk membaca buku di depannya.  2 halaman 3 halaman laki laki itu semakin ingin mengerti mengenai dirinya hingga membuat pria paruh baya di depannya menatapnya curiga

"kau juga tertarik di psikologi?" tanya pria itu masih menatap buku di genggamannya

Yien menghela nafas besar dan segera mengangguk pelan

"jadi kenapa hal berkepribadian ganda membuatmu tertarik. Jarang orang yang membaca buku ini" tambah pria itu kembali menatap yien.

"mahasiswa juga memburunya" yien membalas masih dengan mata yang fokus membaca.

"itu karna hal yang diharuskan bukan keinginan mereka" mendengar perkataan pria itu membuat yien terdiam.  Ia benar benar terganggu dan kesal.  Sedangkan pria di hadapannya seolah tertarik untuk mengintrogasinya.

"kudengar ada berita pembunuhan di dekat sini beberapa minggu yang lalu.." pria itu menggantungkan kalimatnya.  Sedangkan yien dengan tiba tiba menutup bukunya dan pergi meninggalkan meja baca.  Laki laki itu hampir saja keluar dari perpustakaan jika saja tuan Park,  ayah jinyoung tidak datang dan menghalangi jalannya.

" yien? kau darimana? "tanya tuan Park tersenyum.  Yien hanya terdiam dan menunjuk sebuah rak bertuliskan astronomi membuat pria di depannya mengangguk paham.

"yien" tuan Park kembali memanggil membuat yien menatap pria itu hangat.

"jadi bagaimana tawaran ku?"yien membulatkan matanya kaget.  Laki laki itu sama sekali belum terfikirkan untuk tinggal bersama tuan Park apalagi jinyoung.  Ditambah dengan mark,  laki laki setan itu sangat membenci tuan Park.  Yien bahkan dapat mengingat bahwa sebelum mark menguasai tubuhnya dulu ia melihat sebuah papan mading dengan wajah tuan Park, selebihnya ia tidak sadar dan membiarkan mark menguasainya.  Yang ia ingat terakhir adalah ia bertemu dengan tuan Park di ruangannya.  Benar benar aneh.

"josheohamnida aku sudah nyaman dengan keadaanku.  Terima kasih sudah mengkhawatirkan ku"yien menundukkan kepalanya dan berniat pergi hingga sebuah tangan kembali menarik mark.

Tuan Park kembali ingin menolak tetapi pria itu hanya terdiam hingga seorang pria kembali datang membuat tuan Park menoleh kearah samping mark.

"dokter kim" panggil tuan Park cepat

*****

"jinyoung aku lelah" lirik dayoon pelan.  Gadis itu masih berjalan mengikuti jinyoung   di Taman.  Sedangkan jinyoung hanya tersenyum melihat tingkah dayoon.

"ayolah sebentar lagi kita akan sampai" jinyoung menarik tangan dayoon pelan dan berjalan menuju sebuah pohon mapel.  Laki laki itu duduk tepat di bangku taman dengan dayoon di sebelahnya 

"pfft... Akhirnya" dayoon menduduki bangku dengan kaki yang ia luruskan.  Setelah berjalan menuju restoran, jinyoung mengajak nayeon untuk kembali berjalan jalan di taman.  Sayangnya pikiran gadis itu malah terfokus pada bayangan yien. Ia tidak sengaja bertemu dengan laki laki itu ketika dayoon memesan makanan bersama jinyoung.

"kau memikirkan apa? "tanya jinyoung menatap dayoon dalam

"eoh tidak apa apa" dayoon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"aku kira kau memikirkan yien"

Deg

Dayoon membuatkan matanya kaget.  Gadis itu ingin sekali menarik mulut jinyoung.  Mendengar kata yien membuat gadis itu mengingat ciuman pertama nya.  Digenggamnya erat kedua tangannya di pangkuan gadis itu untuk menahan amarah.

"ah tidak mana mungkin aku memikirkannya" balas dayoon sembari tersenyum jenaka

Gadis itu berbohong.  Berusaha menutupi batinnya.  Ia juga tidak mengerti kenapa harus berbohong dan harus menjauh dari yien.  Karna ketika laki laki mendekatinya jantungnya akan berdetak dengan cepat dan ribuan kupu kupu akan berterbangan di perutnya.

Dan anehnya selama 3 hari ini ketika ia menjauhi yien.  Bayangan laki laki itu semakin menghantuinya. Perasaan kuatir,  sayang dan cinta sebagai teman.  Dayoon juga tidak terlalu mengerti kenapa yien tiba tiba menciumnya dan pergi setelah itu. 

"jangan memikirkannya" ucap jinyoung tiba tiba membuat dayoon kembali menatap laki laki itu

"lidahnya bisa terluka karna tergigit" jinyoung tersenyum di akhir kalimatnya membuat dayoon ikut tersenyum meski paksa.

"aku tidak memikirkannya Park jinyoung"

"kalau begitu jangan pedulikan dia ketika bersamaku.  Pedulikan orang yang dihadapanmu saja.  Dia juga tidak kalah tampan dan baik" mendengar perkataan jinyoung membuat dayoon menatap laki laki itu aneh

"eh apa maksudnya"

"pikirkan aku jangan orang lain"

*****

M

aaf kalo ada typo nama dan lainnya kadang bingung nulis yien eh keketik nya mark :"

Udah ya guys hehe besok lagi.  Btw wdyt kalo jinyoung dayoon  jadian? Wkwkkwkw
Wdyt kalo yien mati?. Gg

Ini bukan review tapi aku cuma nanya. G

Tunggu sampe like diatas 50 dulu ah baru update wkwkwk.

Who are you ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang