Chapter 6

2.1K 212 36
                                    

25 oktober 2005

'Kasus pembunuhan dalam keluarga yang melibatkan kematian sang ibu oleh sang ayah. Sedangkan sang anak menghilang ketika kasus penyelidikan'

Beberapa orang masih sibuk berjalan di trotoar kota busan. Jam sudah menunjukkan pukul siang. Namun langit masih gelap seakan hanyut dalam berita duka itu.

****
Seorang pria bertubuh tegap berjalan dengan santainya memasuki sebuah knilik di districk gangnam. Klinik psikologis terbesar di seoul. Banyak dokter hebat yang bermagang disini termasuk dokter Kim. Ia bersahabat dengan tuan park. Park Yong hwa

Pria itu memasuki sebuah ruangan diujung lorong. Sorot matanya menangkap sebuah pemandangan yang sudah dilihatnya akhir akhir minggu ini.

Dokter kim tengah membaolak balikkan kertas dihadapannya. Dan tuan park tahu apa arti kertas itu.

"Sudah selesai?" tanya tuan park tersenyum masih berdiri di depan pintu

"Hampir. Aku hanya masih tidak mengerti dengan anak itu. Kau menemukannya dimana? Apa dia muridmu?" tanya dokter kim bertubi tubi

"Ahh duduklah" ucap dokter kim begitu menyadari tuan park yang masih berdiri

"Dia baik baik saja kan?"

"Kau tahu tentang gangguan psikologis Dissociative Identity Disordera ??" tuan park mengernyitkan dahi tak mnegerti tentang apa yang dokter kim katakan

"Ehem.. Sepertinya anak itu mengalaminya. D.I.D aku yakin itu" dokter kim menjatuhkan beberapa lembar kertasnya di meja dan mulai menatap serius dokter park

"Katakan. Kapan anak itu mengalaminya?" tanya dokter kim serius

"Aku tidak tahu. Aku hanya melihat sikapnya aneh ketika para guru mengatakannya padaku. Tepatnya 3 bualn yang lalu. Dia pernah merubah dirinya 180° dalam sekejap ketika aku menanyakannya tentang perkelahiannya dengan seorang siswa" balas tuan park bingung

"Kau yakin ia baru baru saja mengalaminya?" tegas dokter kim masih serius

"Aku tidak tahu. Aku akan membawanya jika itu serius" jawab tuan park menganggukkan kepalanya

"Sebaiknya kau mengajaknya lebih cepat. Aku tidak tau kau begitu baik kepada muridmu itu. Kecuali jika dia.... Anak dari orang itu?" tebak dokter kim menyinggung

"Benar"

"Ayahnya juga seorang psyco kau tahu? Mana mungkin dia tega membunuh istrinya sendiri di depan anaknya. Itu gila !" dokter kim tersulut emosi mengenai berita beberapa tahun yang lalu di kota busan

"Apa yien psyco?" tanya tuan park mengernyitkan dahi

"Yaa !! Yong hwa ah. Aku berfikir jika.. Mungkinkah anak itu menjadi psyco karna pembunuhan yang ia lihat di depannya beberapa tahun lalu itu?" dokter kim terlihat mulai mengambil kesimpulan

"maksudmu yien? Kau serius? Mm tunggu tunggu. Maksudmu itulah kenapa dia dikucilkan di panti sebelum aku menjemputnya dulu?" tanya tuan park menebak dan hanya dibalas angkatan bahu dokter kim seolah berkata "aku juga tidak tahu"

"Menurutmu aku harus membawanya tinggal bersamaku?" tanya tuan park lagi

"Jika itu terbaik lakukanlah... Kejadian itu bukan seutuhnya kesalahanmu. Bukan salahmu mengajak eomma yien pergi jalan jalan bukankah kalian teman ? Lupakanlah.. Rawat yien jika itu bisa menebus kesalahanmu" dokter kim berusaha menenangkan temannya

Jam telah menunjukkan pukul sore. Tuan park berniat pulang. Ia merasa kasihan pada yien. Bahkan untuk membayangkan yien memiliki penyakit seperti itu tidak pernah terifkir di otak tuan park

Dulu setelah almarhum istri tuan park meninggal, ia berteman baik dengan eomma yien. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Disisi lain karna tuan park sendiri ingin menghilangkan bayang bayang istrinya dari hidupnya

Hingga kejadian mengenaskan itu terjadi. Ayah yien marah dan membunuh istrinya dengan sadis. Keesokannya yien kabur dari rumah ketika tuan park berniat mengasuhnya.

Beberapa tahun kemudian, tuan park menemukan yien di panti yang masih terletak di busan. Tubuhnya sangat kurus dan mengenaskan. Ia dijauhi teman teman sebayanya sehingga membuat tuan park mengasuhnya dan memindahkannya ke kota seoul. Mungkin disana yien bisa melupakan masa lalunya dan hidup berbahagia

Selama bersekolah yien dibantu tuan park. Mungkin itulah salah satu alasan kenapa yien tidak dikeluarkan meski bersikap keras kepada semua guru maupun siswa. Tuan park yang notabennya sebagai kepala sekolah memiliki wewenang untuk tidak mengeluarkan yien.

"Apa aku harus membawamu kembali ke rumahku?" tuan park mengacak rambutnya. Ia masih duduk di kursi mobil

"Rumah yang kau tempati bahkan tidak pantas disebut rumah. Kau sering kabur. Jinyoung pasti mengerti jika aku membawamu bersamanya" lagi lagi tuan park berfikir keras mengenai keputusannya

****

Keesokannya..

Da yoon keluar dari rumahnya dengan wajah senangnya. Kemarin ia mengetahui secara langsung tentang siapa anak kecil dalam mimpinya berkat eommanya

Flashhback

Dayoon berjalan memasuki rumahnya setelah pulang dari sekolahnya. Badannya masih lemas karna ulah para gangster di persimpangan tadi.

"Kau sudah pulang?" tanya seorang wanita paruh baya mengalihkan perhatian da yoon

"Mm" balas da yoon singkat ia berniat pergi mengambil segelas air namun sorot matanya menangkap beberapa album yang tengah dibawa oleh eommanya

"Eomma.. Apa yang eonma lakukan?" tanya da yoon menaikkan salah satu alisnya

"Ahh.. Membereskan foto. Eomma baru akan membeli beberapa figura besok"

"Apa ini foto album masa kecilku?" tanya da yoon lagi

"Iya ini album masa kecilmu" jawab eomma da yoon masih sibuk memindahkan beberapa foto

Sedangkan da yoon sendiri masih melihat lihat beberapa foto. Sesekali yeoja itu terkekeh pelan melihat fotonya yang menurutnya lucu

Yeoja itu masih melihat beberapa foto di album sorot matanya masih setia memandangi setiap inchi dari album itu hingga sebuah foto anak laki laki membuatnya membelalakkan mata kaget.

"Yien" lirih da yoon pelan

"Kau mengingatnya?" tanya eomma da yoon tersenyum melihat foto anak laki laki itu

"Padahal sudah lama sekali ya ? Kau memiliki daya ingat tinggi"

"Eomma.. Memang anak laki laki ini siapa?" tanya da yoon memicingkan matanya

"Dia teman masa kecilmu ketika di busan dulu. Sebelum kita tinggal di luar negri. Bukankah dia tampan ? Dia memiliki senyum yang indah seperti eommanya"

"Astaga.. Kenapa aku bisa lupa ? Bukankah tuan yien. Yatuhan.. Kenapa otakku bodoh sekali bisa melupakannya" batin da yoon dalam hati. Dengan segera ia mengambil foto itu dan memasukkan ke dalam tas.

At this time

Da yoon berjalan menuju balkon rumahnya senyumannya masih sama. Ia sangat senang namun sesuatu di fikirannya masih bersarang semenjak siang tadi

"Jika mark bukan yien kenapa kim saem memanggilnya yien ? Aishh... Aku benar benar ingin mengetahuinya. Sial sial. Mark tuan ? Tuan yien ? Tuan ? Kata itu... Apa sebuah marga?" pikir da yoon menerawang langit

"Kenapa aku ingin sekali mencari tahu tentangmu.. Mark tuan.."

Tbc

Maap banget udah lama ga post. Kemarin sibuk kenaikan. Nilai anjlok sumpak. Ini demi @chocoppai yang kemarin tiba tiba dm. Maap nunggu lama ya readers

Who are you ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang