Chapter 9

1.3K 182 10
                                    

Dayoon menyerahkan selembar foto itu kepada namja di depannya

Yien mengambil foto itu..

"ini..."

  ~~~~

    Dayoon menatap yien yang berdiri di depannya. Namja itu masih menatap selembar foto itu. 
  
   "apa kau mengenal nya??"  tanya dayoon pada yien

   Yien mengalihkan perhatian nya pada dayoon.

   "apa dia temanmu?"  tanya yien masih menatap dayoon

   Sedangkan dayoon hanya membalasnya dengan menganggukkan kepalanya pelan

   "dia tampan.  Tapi sepertinya aku tidak mengenal nya"  dayoon yang mendengar perkataan yien hanya membulatkan matanya kaget

   "kau yakin?  Namanya adalah yien.  Kau yakin itu bukan-"

   Belum sempat dayoon melanjutkan perkataan nya.  Yien telah memotong perkataan nya

   "kau pikir itu aku?  Jadi kau mendekati ku hanya untuk itu?"  ucap yien secara tiba tiba memotong perkataan dayoon

   "kau benar benar..  Manusia memang sama saja.  Pergilah aku muak denganmu" 

   Yien berjalan pergi meninggalkan dayoon.  Sedangkan yeoja itu masih tidak yakin dengan penjelasan yien. 

   Perlahan tangan dayoon menahan tangan yien.  Ia menarik yien untuk tetap berdiri di depannya

   "yien..  Aku yakin itu kau kan?  Jangan bohong padaku???!!!?"

   Yien tersenyum kecut mendengar perkataan dayoon.  Ia menghempas kan salah satu tangan dayoon yang masih menarik nya

  "jangan pernah memanggilku seolah kau mengenal ku.  Aku yakin jika kau melihatku dari segi lain kau akan membencimu..  Pergilah"

   "yien..  Tapi aku yakin itu kau.  Kenapa kau seperti ini?  Aku tidak akan pernah membencimu"  perlahan air mata dayoon turun bersamaan dengan perkataannya

   Yien masih terdiam di tempatnya melihat yeoja yang tengah berdiri dengan airnya mata yang menetes membuatnya tak tega untuk meninggalkan nya

  "aku pikir kau masih mengingat ku"  lirih dayoon di tengah menangisnya

  "ya..  Jangan menangis..  Kau cengeng sekali" ucap yien berusaha mengembalikan mood dayoon seperti semula.  Sekeras apapun sifatnya ia tetap akan mengalah jika dengan yeoja. Apalagi ia telah membuat yeoja itu menangis karna nya.

  "aku memang cengeng!!!" teriak dayoon keras membuat yien salah tingkah

  "hentikan lah..  Kau memang salah orang.  Aku tidak mungkin mengenalmu ketika kau masih kecil"

  "kau yakin?"

   "apa aku pernah seyakin ini?  Seingat ku aku tidak pernah memiliki teman semenjak kecil karna aku hidup di panti asuhan" ucap yien pelan.  Dayoon yang mendengarnya mulai menghentikan tangisnya

  "Jadi kau bukan temanku?

  " tentu saja bukan.  Namaku tuan yien.  Aku lahir tanggal 4 desember di busan.  Mungkin di busan banyak anak bernama yien" balas yien melanjutkan perkataannya

  "4?  4 apa?...  Ka.. Kau..  Kau yien??. Iya aku ingat.  Kau memang yien.  Kita pernah bermain di lapangan itu kau tahu?  Aku menunggumu lama di rumah dan kau datang" yien terdiam mendengar perkataan dayoon

  Ia berusaha mengingat apa yang dijelaskan yeoja di depannya.  Tetapi ia sama sekali tidak mengingatnya

  Perlahan sakit itu mulai ia rasakan.  Kepalanya sangat sakit.  Sesuatu di dalam tubuhnya seakan ingin keluar.  Ia merasakannya.. 

Mark.  Ia tidak ingin masa lalu itu mengingatkan yien pada masa lalu nya. 

  "arghhhhhh..  Ada apa denganmu pergilah.  Jangan keluar di saat seperti ini.  Arghhhhhh kau menyakitiku brengsek"  teriak yien yang menarik paksa rambutnya.  Ia berjalan mendekati dinding pembatas.  Ia menjatuhkan tubuhnya di dekat dinding itu

  Dayoon yang melihatnya segera memundurkan langkahnya.  Ia menatap yien dengan perasaan takut.

Ia melihatnya..  Sorot mata yien yang seolah berubah

Selintas ingatan tentang perkataan jinyoung mulai meramban di otak sarafnya

"yien adalah psyco. Kau harus tau itu"

"yien.. " lirih dayoon pelan.  Ia berusaha mendekati yien tapi namja itu berusaha mencegahnya

" jangan dekati aku..  Ku mohon.  Pergilah.  Maaf kan aku dayonnah.  Aku melupakannya..  Aku melupakan masa itu"

Deg deg deg

Jantung dayoon berpacu dengan cepat.  Ia sekarang yakin bahwa namja yang tengah kesakitan itu adalah yien teman masa kecilnya. 

Yeoja itu memberanikan diri untuk mendekati yien

"yien..  Tidak papa.  Kita bisa mengingatnya kembali nanti.  Jangan mencoba mengingatnya jika itu menyakitkan.  Untuk sekarang tenanglah.. " dayoon berjalan mendekati yien yang masih terduduk di dekat dinding atap

Seberusaha apapun namja itu mencoba untuk menenangkan dirinya.  Sesuatu di dalamnya seakan ingin menguasainya lebih dalam. 

Mark semakin kuat batin yien dalam hatinya

" pergi!!!!! " teriak yien keras

Deg

Sebuah tangan menarik paksa tangan dayoon. 

" sudah ku bilang untuk menjauh darinya..  Kau sangat keras kepala"



Tbc

Next?  Sorry makin gaje lagi ga mood nulis. 

Jangan lupa voted and coment hehe.. 

Sorry for typo atau kesalahan Nama dll.

Malas koreksi hehe

 

  

Who are you ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang