"Pantes aja sepi, tempatnya aja jelek gini." komentar Jihoon yang sedang makan bersama Junkyu dan Yoshi.
"Syut! Lambe lo kebiasaan banget bikin malu." tegur Junkyu merasa kesal pada teman nya yang sering berkomentar itu."Ya, emang kenapa? Gue bilang bener kan?" tanya Jihoon dan mencoba membela diri.
Dan memang benar jika cafe yang mereka tempati sangat sepi dan kotor.
"Kata gue mah, bentar lagi bangkrut ini." celetuk Jihoon kembali asal.
"Syut! Ngga boleh ngomong gitu ih," kali ini Yoshi yang menegur karena takut terdengar oleh pihak cafe.
"Gue jejelin pisau makan ini aja kali ya, Yosh? Biar dia diem," tanya Junkyu meminta saran dengan tangan sudah memegang pisau yang di sediakan.
"Lo lagi ngawur aja, simpen. Takut ada setan lewat entarnya," Yoshi mengambil pisau di tangan Junkyu dan menyimpan kembali.
"Edan emang si Junkyu. Semaput gue kalo pake itu," dumel Jihoon menatap sinis teman nya itu.
"Gapapa, kan biar diem." balas Junkyu acuh.
"Mati itu mah bukan diem lagi,"
"Diem permanen itu namanya," timpalnya kembali dan membuat Jihoon mendengus.
"Udah diem, makanan datang tuh."
Tak berselang lama, makanan mereka akhirnya tiba. Dan acara berkomentar Jihoon pun kembali berlanjut.
"Ngga worth it banget ini makanan nya," ia mengaduk-ngaduk makanan nya itu.
"Segini doang mah, cuman nyelip di gigi gue." Jihoon mulai menyicip makanan yang dia pesan.
Dan lagaknya itu loh seperti master chef Indonesia yang sedang menyicipi hidangan dari peserta.
"Wle, ngga enak." Jihoon yang hampir melepehkan makanan nya itu. Sudah terlebih dahulu di bekap oleh Junkyu.
"Telen atau gue gantung lo di jemuran nya Mashi," ancam Junkyu membuat Jihoon langsung menelan makanan nya.
Yoshi yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala saja dan makan dengan tenang sebari sedikit menjaga jarak.
"Temen nya, Mas?" tanya seseorang yang duduk tidak jauh dari Yoshi.
"Bukan, hewan ragunan lepas." jawabnya dan tersenyum simpul.
Ia pura-pura tidak mengenali mereka berdua dan lanjut makan dengan tenang.
•
•
•"Gabut," celetuk Junghwan yang sedang membaringkan diri di sofa dengan kepala di bawah dan kaki di atas.
"Main apa gitu loh Bang, biar ngga gabut." sambung Junghwan dan menatap yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Humans United
Historia CortaIni cerita tentang sekumpulan beban keluarga yang bersatu di sebuah rumah indekost.