➤ Ribut

3.1K 553 398
                                    

"Gue ngga mau tau nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue ngga mau tau nih. Pulang sekolah lo ribut sama gue!" Haechan tampak santai dengan wajah terlibat tengil.

"Oke, minggu siang!" balas nya tidak takut sama sekali.

"Eh, kok lo yang ngatur sih." bisik Renjun pada Haechan yang asal menentukan jadwal.

"Oke, minggu siang!" terima Jaehyuk tanpa berpikir panjang.

"Kok siang sih? Jangan siang anjir," kali ini Heeseung yang berbisik pada Jaehyuk.

"Alberto gue belum di permak, ban nya masih botak." sambungnya kembali.

"Udah lo diem aja," senggol Jaehyuk pada teman nya itu.

"Oke, minggu siang!" putus Haechan dengan beberapa mahasiswa mahasiswi kampus memperhatikan.

"Eh, jangan siang. Ada kondangan nanti di Bu Jamilah, lumayan makanan nya bisa di bungkus." ujar Jaemin pada teman nya itu.

"Nah, iyah tuh. Mayan kagak makan mie mulu, bisa usus buntu gue di jejelin mie mulu." sahut Jeno menyetujui.

"Agak sorean kalo gitu," timpal Jaehyuk kembali.

"Jangan sore, rumah Pak Mamat ada ngeringung." kali ini Asahi yang menyahuti.

"Sebenernya gue cape bilang ini, tapi lo nonis goblok." Mashiho menoyor gemas kepala Asahi.

"Gapapa anjir. Mayan besek nya isi sembako, bisa menuhin dapur kosan." Asahi mendumel sebari mengusap-ngusap kepala nya.

"Oh, oke. Gue ikut juga," dan berakhir Mashiho yang ikut.

"Ingfo nya ngab, gue mau join juga." ujar Haechan yang malah ikut-ikutan.

"Eh! Kita kan rival! Ngapain ikut-ikutan lo Bang!" seru Jaehyuk pada Haechan.

"Elah, Jae. Masalah perut nih, emang tega liat tetangga melarat makanin rumput depan kosan."

"Barter deh kita barter. Entar gue bungkusin makanan dari kondangan nya Bu Jamilah, gue kresekin merah." sahut Renjun mencoba bernego.

"Bungkusin kerupuk udang nya yang banyak ya, Bang." dan berakhir Jaehyuk yang request.

"Tenang, komplit udah."

"Deal ya ini, deal."

"Iya, deal udah ini."

"Nah, gini dong sohib."

Akhirnya mereka malah saling berpeluk-pelukan dan merangkul menuju jalan yang sesat.



"ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR!"

"ANYING SIA BELEGUG YEDAM!"

"YA ALLAH, YEDAM! AING TEH MASIH HAYANG HIRUP! YEDAM SIA GOBLOK!" [Ya Allah, Yedam! Gue teh masih mau hidup! Yedam lo goblok!]

Di tengah jalan yang begitu sulit, suara Sunghoon terdengar sangat menggelegar saat mereka melewati jembatan hampir reyot dimana, di bawah mereka adalah sungai yang mengalir deras.

"SABAR, GOBLOK! ULAH GIDIK-GIDIK BAE ARI MANEH! KEK NA RAGAK IE URANG!" [Sabar, goblok! Jangan gidik-gidik aja lo! Nantinya jatoh kita!]

"ANYING SIA HEH! GEUS AING PAEH IE MAH PAEH!" pasrah Sunghoon yang sering kali di ajak ngeprank maut. [Anying lo heh! Udah gue mati ini mah mati!]

"DOA NA NU BENER GEBLEK!"

"BISMILLAH, ALLAHUMA LAKAMSUMTU ..."

"DIA NONIS NYA ANYING! ULAH SAMPE KU URANG SURUNGKEUN YEAH TI MOTOR!" emosi Yedam pada Sunghoon yang sering kali lupa jati diri. [Lo nonis ya anying! Jangan sampe gue dorong yeah dari motor.]

"NYA KAN MINTA BANTUAN DUA TUHAN BIAR SELAMAT!"

"GEUS LAH ANYING! PASRAH AING TEH!" Yedam hanya pasrah saja pada teman nya yang agak-agak ini.



"

YEAY! YEAY! BALIK!"

"YEAY! YEAY! BALIK!" Jungwon nampak sangat gembira karena akhirnya mereka pulang.

Dan seperti saat itu, mereka kembali berjalan ke kosan karena tidak ada yang menjemput.

"YEAY! YEAY! BAL ..." saat masih melompat-lompat kecil itu. Jungwon berakhir menyusruk ke depan karena tersandung batu.

Riki, Junghwan, Jeongwoo dan Haruto mencoba menahan tawa mereka saat melihat Jungwon dengan tidak elitnya mencium aspal jalan.

Jungwon segera bangun dari posisi jatuhnya itu dan berdeham kecil. "Ekhem, ekhem ... gada yang liat kan?" tanya nya dengan wajah datar dan melirik teman-teman nya itu.

"Ngga ada, cuman kita." jawab Junghwan mencoba menahan tawa.

"Bagus," Jungwon segera berjalan cepat mendahului mereka. Dan saat itu lah tawa mereka pecah.

"BUAHAHAHAHA, BELINGSATAN BANGET SIH KAYAK UTEK-UTEK." tawa Jeongwoo pecah sebari menggeplak-geplak pundak teman nya yaitu Haruto.

"Sakit, goblok! Sakit!" geplak balik Haruto dan Jeongwoo masih saja tertawa.

Sanpai akhirnya, "Ih, Bang! Jorok lo anjir! Gigi lo kepentuk pundak gue!" dumel Riki mendorong Jeongwoo menjauh.

Dan berakhir lah mereka bertiga pergi meninggalkan Jeongwoo yang masih saja tertawa.

"Aduh, kasian sekali. Mana masih muda," hingga seorang bapak-bapak dengan sarung seperti kemben, peci sedikit sengklek dan kumis baplang nya geleng-geleng kepala melihat Jeongwoo.

 Mana masih muda," hingga seorang bapak-bapak dengan sarung seperti kemben, peci sedikit sengklek dan kumis baplang nya geleng-geleng kepala melihat Jeongwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hollaaa
Long time no see, Prend. Ada yang kangen author up ini ngga?? 😳

Muewhehe, maaf ya lama ga up. Dan ini update singkat sebagai permulaan lagi, heheww. 😁✊

Btw sekedar info cerita ini juga, cuman slice of life humor yg tiap chap beda. Anggaplah ini cerita selingan gabut klo mood aja buat nya. Dan nanti bakal ada cerita tetap yg bakal author buat. 😳😳😳

Hm, apa ya kira-kira?? 🤔

Tapi tergantung nanti juga sih klo ga mager, muewhehe. Author juga lagi sibuk ujian, hehe. 😚👋

Buat para prend yang lagi ujian juga, SEMANGAT YA PREND! buat kakak-kakak prend yang lagi kuliah atau kerja juga SEMANGAT SELALU YA! 😻💗

Have a Nice Day. 💙🦋

Humans UnitedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang