"Loh, Mang. Baru kemarin jual perabot, hari ini balik jadi tukang sayur lagi?" tanya Mashiho yang sedang berbelanja untuk sarapan pagi.
"Hehe, biasa aja atuh saya mah. Kalo gabut dagang perabot ya balik ke setelan awal." kekeh mang Tatang yang sebenarnya orang kaya gabut.
"Si Mamang ini ada-ada aja, kalo gitu diskonin belanjaan saya ya?" tawar Mashiho dengan senyum sumringan.
"Boleh, boleh. Ambil aja udah itu bungkus," balas mang Tatang dengan cepat.
"Oh, iya. Kemarin juga saya baru liburan di Koriyah yang banyak idol itu loh,"
"Korea, Mang. Bukan Koriyah," koreksi Mashiho mengulas senyum sabar nya.
"Nya atuh, sarua wae eta. Di Koriyah teh, mani ku tiris pisan nya. Untung na mah Mamang mawa sarung eta ti imah," cerita Tatang tentang liburan nya di korea. [Iya atuh, sama aja itu. Di Korea teh, dingin banget ya. Untung nya Mamang bawa sarung itu dari rumah.]
"Iya, Mang. Di Korea emang dingin, banyak salju juga kan."
"Ih, nya! Mamang teh disana hampir buat es sirup pas liat banyak salju disana. Tapi keburu kena geplak Bang Jali," adu Tatang yang mendapatkan geplakan cinta dari sahabatnya yang menemani dirinya pergi ke Korea.
"Kalo Mang Tatang modelan si Jae, Asa sama Hee juga dah gue geplak." batin Mashiho, hanya saja di depan nya ini rejeki yang pasti akan memberikan sesuatu. Maka dari itu Mashiho sok mendengarkan.
"Terus, terus, Mang. Bawa oleh-oleh buat saya sama anak kosan ngga?"
"Oh, ada. Ini saya bawa kepiting besar dari sana. Sok atuh di masak di kosan," Taehyung mengeluarkan sesuatu dari dalam gerobak.
"Woah, gede banget ini mah Mang."
"Iyah atuh. Harga nya juga ngga
maen-maen itu teh," ujar Tatang sedikit sombong.
"Sok lah di bawa, itu belanjaan bawa juga aja ngga usah bayar. Saya lupa ada acara saham di London,"
Setelah mengatakan itu, Mang Tatang segera pergi dari hadapan Mashiho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Humans United
Short StoryIni cerita tentang sekumpulan beban keluarga yang bersatu di sebuah rumah indekost.