Bertemu tapi tak saling kenal

197 16 0
                                    

10 Tahun kemudian

.
.
.

.
.

.
.
.

10 tahun telah berlalu, mereka tumbuh menjadi remaja yang memiliki paras rupawan mewarisi paras sang ayah. Angkasa tumbuh menjadi remaja yang sangat tampan dengan rahang tegas dan wajah tegas persis seperti ayahnya, namun Bintang tumbuh menjadi remaja tampan menyerempet cantik perpaduan sempurna dari wajah ayah dan ibunya.

Mereka tumbuh sehat tanpa kekurangan apapun. Semua keinginan mereka terpenuhi, hanya 1 yang tak pernah mereka dapatkan, bertemu.

Angkasa pergi, dia benar-benar melarikan diri dari rumah setelah menulis note untuk ibunya, dia pergi mencari kembarannya walau ia sempat bingung ingin mencari kemana

Namun, sekali lagi takdir tengah berbaik hati kepadanya, ayah dari sahabat baiknya, Kevino Mahendara, membantunya untuk mempermudah pencariannya.

Rendra, ayah Kevino, menyuruh putranya menemani Angkasa kekota untuk mencari kembarannya. Kevino sendiri dengan senang hati menemani temannya.

"Hati-hati dijalan, kalau ada apa-apa langsung telfon Papa." Kata Rendra.

"Iya Pa, kalau gitu kami berangkat." Sahut Kevino.

Keduanya menyalami tangan pria paruh baya itu, kemudian masuk kedalam taxsi dan perlahan bergerak meninggalkan pekarangan rumah mewah Kevino.

"Mama lo tahu lo pergi?" Tanya Kevino.

"Gak, gue gak bilang langsung, karena lo tahu sendiri Mama gak akan ijinin gue pergi kalau bilang." Kata Angkasa.

"Setidaknya lo udah ninggalin note kan?" Tanya Kevino.

Angkasa hanya mengangguk, pikirannya berkelana memikirkan bagaimana dia bisa hidup dikota besar yang akan ia datangi, serta bagaimana ia akan bisa menemukan adik kembarannya.

"Gak usah dipikirin, nanti Mama udah nungguin dirumah, kita bakal kerumah Mama gue." Kata Kevino seolah paham apa isi pikiran sahabatnya.

"Gue cuma bingung gimana bisa nemuin Bintang dikota segede itu?" Lirih Angkasa.

"Lo lupa? Mama gue kan orang kantoran, nanti kita bisa cari tahu kembaran lo dari nama ayah lo." Kata Vino.

"Thank's Vin, lo udah mau bantuin sampai sejauh ini." Kata Angkasa.

"San's bro. Ini yang namanya sahabat sejati." Bangga Vino.

Angkasa mencebikan bibirnya melihat kelakuan sahabatnya ini. Walau tak memungkiri jika hatinya menghangat mendengar perkataan sahabatnya.

.
.
.

.
.

.
.
.

"Pa, Bintang berangkat dulu ya!!" Teriak seorang remaja sembari tengah sibuk memakai sepatunya.

"Hati-hati dijalan, ingat! Jangan sampai kelelahan!" Sahut sang ayah dari ruang tamu.

"Iya!!!!" Sahut Bintang.

Dia segera berlari kehalaman saat dirinya sudah melihat mobil teman-temannya disana. Mereka saat ini akan berkeliling untuk acara perpisahan sebelum mereka melanjutkan kejenjang selanjutnya.

"Udah siap? Obat gak lupa bawa kan?" Tanya seorang remaja.

"Udah kak, udah siap semua!!" Sahut Bintang antusias.

Bintang dan Angkasa-nya                                         BROTERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang