"Huffttt.... Lelahnya." Gumam Bintang sembari menyenderkan kepalanya pada bahu Angkasa yang duduk disampingnya.
"Mau makan?" Tanya Angkasa.
"Gue mau susu pisang aja." Sahut Bintang.
Angkasa mengangguk lalu segera menuliskan pesanan adik kembarnya. Saat ini mereka tengah berada dicafetaria sekolah untuk makan siang dan beristirahat sebelum tugas selanjutnya.
"Kalau lo udah capek ijin aja, dari pada nanti lo tepar." Celetuk Kenzo.
"Gue masih kuat Zo! Lo jangan matahin semangat gue dihari pertama sekolah deh!!" Kesal Bintang.
"Ya kan gue ngingetin, lo harus mikirin diri lo sendiri juga!" Sahut Kenzo.
"Udah-udah!! Berisik tau gak?! Kita kesini mau makan bukan berdebat!!" Lerai Vino.
Mereka diam, dan menunggu pesanan masing-masing tanpa ada yang memulai percakapan sedikitpun.
Akkhhhh
Angkasa dengan sigap menegakan badan kembarannya kala mendengar erangan tertahan dari Bintang. Dia mendapati kembarannya tengah meremat dada kanannya dengan kuat.
"Dimana obat lo?" Tanya Angkasa lembut namun tersirat kekhawatiran yang besar didalam hatinya.
"Ta-tas." Sahut Bintang putus-putus.
Skala segera mencari letak tas Bintang, dia menghela nafas gusar kala mengingat jika tas Bintang berada didalam kelas tempat mereka melakukan breefing tadi.
Angkasa langsung merogoh saku celananya dan menghela nafas lega kala mendapati botol obat yang pagi tadi sempat ia pinta dari Bintang ada disakunya.
Dengan cepat, Langit mengambilkan air mineral dan membantu Bintang meminum obatnya.
"Istirahat aja ya? Lo lemes banget soalnya, jangan dipaksain." Kata Angkasa lembut sembari mengusap surai Bintang.
Bintang tak menyahut dan menyamankan senderannya pada bahu Angkasa dan menikmati usapan lembut yang Angkasa berikan. Dia tersenyum tipis dengan ujung mata yang basah membuat Angkasa panik.
"Lo kenapa?! Ada yang sakit?" Panik Angkasa.
Semua teman-temannya juga segera mendekati keduanya kala Bintang tak menyahut namun semakin menangis.
"Gue kangen kakak." Gumam Bintang yang masih bisa didengar mereka semua.
"Lo jangan mikirin yang aneh-aneh dulu Bin, kita tahu gimana perasaan lo, tapi lo harus inget sama kondisi lo, jangan mikir yang aneh-aneh dulu." Kata Skala.
"Apa dia bakal nemuin gue? Secara gue gak bakal bertahan lama." Lirihnya.
"Jangan ngomong begitu!! Lo bukan Bintang yang kita kenal! Seorang Bintang gak bakal nyerah semudah itu!!" Tegas Kenzo.
"Kita bakal usahain kesembuhan lo, jangan mikir yang aneh-aneh!!" Timpal Alvin.
"Kakak lo pasti pulang, mungkin dia lagi cari uang atau lagi berusaha cari alamat lo, secara kalian pisah udah lama, jadi kakak lo pasti lupa alamat rumahnya dulu." Kata Hendra.
"Tapi gue emang udah gak ada harapan lagi, kalian gak lupa kan sama apa yang dikatain dokter dulu? Gue penyakitan!! Gue gak berguna!!!" Teriak Bintang.
Angkasa menggigit bibirnya menahan tangis melihat adik kembarnya benar-benar kesakitan karenanya. Namun, dia bisa apa? Jika ibunya saja tak mengijinkan mereka bertemu?
"Jangan ngomong gitu!! Lo itu kuat, buktinya lo bisa bertahan sampai sekarang! Apa sekarang lo mau nyerah gitu aja sebelum lo bisa ketemu kakak lo?" Kata Leano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang dan Angkasa-nya BROTERSHIP
Novela JuvenilDikala bintang yang harus terpisah dari angkasanya dan disanalah semuanya bermula Apapun akan dilakukan agar bintang tetap bisa bersama angkasa-nya, walau nyawa harus menjadi bayarannya Ini hanya sepengal kisah dua saudara kembar yang harus terpisah...