Bremmm
Ckitttttttt
Breemmmm
Bremmmmm
Suara mobil berkejaran saling bersahutan. Angkasa mengerang frustasi saat dirinya tidak bisa menghindari mobil-mobil yang terus mengejarnya.
"Sa, tetap fokus!!! Mobil-mobil itu biar kita yang urus!!" Kata Vino melalui earphone.
"Ok."
Dan benar saja, mobil yang dikendari Vino dan Skala menabrak bagian belakang mobil-mobil yang sedari tadi mengikuti Angkasa sehingga mobil-mobil itu kini berbalik mengejar mereka.
Angkasa segera menambah kecepatan mobilnya menuju lokasi adik dan ibunya berada. Dio mungkin sudah sampai disana dengan helikopter pribadinya.
"Angkasa, dengar Papa?"
"Iya Pa,"
"Kita harus putar arah, Papa udah sama Bintang, tapi kita dikepung, Papa minta kamu segera putar arah, dan jemput kami diperbatasan barat hutan."
"Ok."
Angkasa segera memutar stir mobilnya dan bergerak secepat angin kearah yang diperintahkan ayahnya. Tidak sampai 10 menit, dirinya sudah sampai disana dan terkejut melihat banyaknya mobil musuh menghadang jalan mereka.
"Shit!!! Ini jebakan. Guyss.... Putar balik dan kita berpesta!!" Kata Angkasa.
"Copy that's captain!!!"
Dan benar saja, setelah para anak muda itu berkumpul, mereka menghajar para musuh tanpa ampun membuat mereka semua kuwalahan hingga melarikan diri.
Dorr
"ANGKASA!!!!!!!"
Arrgghhh
"Kejar mereka Andre!!!! Habisi semuanya!!!!" Teriak murka Dio saat melihat putranya tertembak.
"ANGKASA!!!!!" Teriak Bintang dan melepas paksa pelukan ibunya.
"Sa? Lo de-denger gue?" Tanya Bintang sembari membaringkan kepala kembarannya dipahanya.
"Lo gak pa-pa?" Tanya Angkasa.
"Hiks... Bodoh!!! Lo bodoh!!! Tahu musuh bawa senjata kenapa gak ngehindar?! Kenapa?!!" Teriak Bintang disela isakannya.
"Gu-e gak papa, ini gak sampai organ dalam gue yang kena." Kata Angkasa mencoba menenangkan adik kembarnya.
"Tapi tetep aja lo ketembak!!! Ini lo ketembak Angkasa!!!!" Teriak murka Bintang. Wajahnya sudah memerah dan nafasnya mulai tersenggal-senggal.
"Hei, hei, dengerin gue, gue baik-baik aja Bin, ini kena bahu gue, bentar lagi ambulance datang dan gue bakalan baik-baik aja. Tenangin diri lo, berenti nangis, ntar dada lo sakit." Kata Angkasa sembari memeluk adik kembarnya yang mulai kesusahan bernafas.
"Gue baik-baik aja." Bisik Angkasa.
"Hiks..... Ta-takut." Isak Bintang.
"Sstttt.... Tenang ok? Semuanya baik-baik aja." Kata Angkasa terus mengusap punggung adik kembarnya walau kini bahunya mulai terasa semakin sakit.
Tak berselang lama, ambulance datang, Angkasa segera diberikan pertolongan pertama pada luka tembaknya. Sedangkan Bintang, tidak bergerak seincipun dari samping kembarannya.
Angkasa yang diberi obat bius mulai mengantuk, disela-sela kantuknya ia terus menatap wajah adik kembarnya yang sudah pucat.
"Sus, brankatnya bisa buat dua orang gak? Adik saya juga sakit." Kata Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang dan Angkasa-nya BROTERSHIP
Novela JuvenilDikala bintang yang harus terpisah dari angkasanya dan disanalah semuanya bermula Apapun akan dilakukan agar bintang tetap bisa bersama angkasa-nya, walau nyawa harus menjadi bayarannya Ini hanya sepengal kisah dua saudara kembar yang harus terpisah...