Awal Yang Baru

163 12 2
                                    

"Angkasa!!!! Balikin ketempatnya S.E.K.A.R.A.N.G.!!!!!"

"Iya!!! Iyaa!! Gue balikin!!! Tapi nanti, wleee!!!!"

"ANGKASA ADRI BRANATA!!!!!!"

"Nama gue Angkasa Adri Sukmajaya!!"

"Mana ada,, nama lo itu Angkasa Adri Branata!!!! Lihat noh di KK!!"

"Astaga! Kenapa lagi sih mereka?" Desah Lena lelah.

"Udah biarin aja, paling rebutan PS, kamu tahukan Angkasa jahilnya gimana kalau sama Bintang?" Sahut Dio.

Lena menatap mantan suaminya itu dengan pandangan lelah. Iya dia paham watak putra sulungnya yang jahilnya minta ampun, tapi tetap saja jika ini bungsunya yang dijahili ia merasa khawatir.

"Tenang aja, Bintang gak bakal kambuh kok, obatnya kan udah ada disini." Celetuk Dio seolah mengetahui isi pikiran Lena.

"Maafin keputusan aku dulu Mas." Cicit Lena.

"Kita udah bahas ini waktu dirumah sakit, sekarang fokus kita adalah mencari dimana Arga sebelum orang gila itu nyakitin salah satu dari kembar." Kata Dio tenang.

Lena mengangguk membenarkan, setelah selama 1 minggu dirumah sakit, Dio memutuskan untuk membawa Lena dan Angkasa kembali kerumah.

Awalnya Lena menolak karena ia yang sudah tidak punya hubungan apapun dengan Dio, namun dengan alasan dua kembar, Lena tak dapat mengelak lagi.

Kembali kedua kembar, suasana dikamar mereka semakin gaduh dengan Angkasa yang tak henti-hentinya menggoda sang adik.

"Angkasa!!!!"

Angkasa tertawa puas saat melihat adiknya yang merengek meminta berhenti. Namun bukannya berhenti Angkasa malah semakin menjadi.

"Mama!!!! Kakak jahilin adek!!!"

"Angkasa!!! Jangan ganggu adek kamu!!! Mama jewer kamu ya?!!!"

Nah lo, suara melengking Lena mampu membuat Angkasa menghentikan aktivitas menggoda adiknya dan beralih menatap jengkel pada Bintang yang tertawa pongah.

"Hishh!!! Lo gak seru!! Mazak gitu aja ngadu ke Mama?!" Protes Angkasa.

"Biarin, lagian siapa suruh ganggu terus?" Sahut Bintang ketus.

"Balikin PS gue sekarang!!!" Sambungnya menunjuk tumpukan PS dilantai dengan wajah galak yang malah jatuhnya menggemaskan dimata Angkasa.

"Iya, iya!!"

Tak ingin membuat adiknya semakin kesal akhirnya Angkasa mengembalikan semua PS yang tadi ia mainkan ketempatnya. Kemudian, ia merangkak keatas ranjang dan duduk disamping adiknya yang kembali berbaring.

"Bintang?"

Tak ada sahutan, namun Angkasa mendengar deru nafas adiknya yang sedikit berat.

"Hei, ada yang sakit?" Tanya Angkasa sembari mengguncang bahu adiknya pelan.

"Se-sak." Rintih Bintang serupa bisikan.

Angkasa dengan segera mendekap tubuh adiknya dan mengusap lembut dada kanan sang adik.

"Nafas pelan-pelan, maaf ya buat lo kambuh lagi." Sesal Angkasa.

Bintang menggelengkan kepalanya sembari semakin merapatkan diri kedalam pelukan kakak kembarnya yang selama ini ia rindukan.

"Jangan minta maaf, gak suka!!" Pekik Bintang.

"Iya, iya, ya udah bobog lagi gih, biar sesaknya ilang." Sahut Angkasa.

Bintang dan Angkasa-nya                                         BROTERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang