14.30
Waktunya semua murid SMA pulang sekolah, Bintang dan remaja lainnya juga tengah merapikan buku mereka dan bersiap untuk pulang.
"Bin, lo pulang duluan sama yang lain ya? Gue mau keluar sebentar." Kata Angkasa.
Bintang menghentikan gerakan tangannya yang tengah memasukan buku kedalam tas dan menoleh kearah sang kembaran.
"Kemana?"
Angkasa mengernyit, "kemana apanya?" Bingung Angkasa.
"Lo." Sahut Bintang.
"Dia nanya lo mau kemana sa?" Kata Alvin menjelaskan.
Angkasa mangut-mangut, memang Bintang banyak diamnya sejak pagi, dia hanya bicara satu atau dua kata dan hanya Alvin yang bisa memahami perkataan Bintang.
"Gue mau keluar sebentar ada yang mau gue beli, kalau lo ikut takutnya nanti lo kecapekan jadi lo pulang duluan aja sama yang lain." Terang Angkasa.
Bintang hanya mengangguk kemudian menyampirkan tasnya dipundak dan berjalan keluar kelas.
Yang lain menghela nafas lelah, entah apa yang sudah terjadi pada Bintang, sisi diamnya kini kembali lagi. Sama seperti kejadian lima tahun lalu.
"Ya udah ayok pulang." Kata Skala segera menyusul langkah Bintang yang sudah menjauh dari kelas.
Angkasa menoleh kearah Vino, "lo ikut gue!"
Vino mendengus malas, dia tahu Angkasa pasti akan membawanya bersamanya, karena bagaimanapun Angkasa tidak bisa mempercayai siapapun selain Vino.
"Terserah! Ayok cepetan atau nggak gue pulang sama yang lain!" Kata Vino melenggang pergi.
Angkasa segera menyusul yang lain, sesampainya diparkiran mobil Langit sudah mulai berjalan meninggalkan area parkiran sekolah.
Skala yang baru saja masuk kekursi kemudi menurunkan jendela mobilnya. "Vin, lo ikut gue atau Angkasa? Langit udah duluan soalnya."
"Gue ikut ni anak aja Kal, kasian kalo gue biarin pergi sendiri takutnya ilang." Sahut Vino.
Angkasa mendelik kesal dan melemparkan kotak tisu didasbord mobilnya yang langsung dihindari oleh Vino.
"Ya udah kalian hati-hati ya! Kita duluan!" Kata Skala lalu melajukan mobilnya.
Angkasa dan Vino segera masuk kedalam mobil dan Angkasa mulai menjalankan mobilnya meninggalkan area sekolah.
Sepanjang perjalanan keduanya hanya diam, sebenarnya Vino masih bingung akan dibawa kemana dirinya ini, tapi hendak bertanya ia tak sampai hati apalagi saat melihat wajah serius Angkasa yang menurutnya sangat mengerikan.
"Kita sebenarnya mau kemana Sa?" Tanya Vino yang akhirnya memberanikan diri setelah sejak tadi hanya diam.
"Gue mau ketemu seseorang, ini menyangkut soal Bintang." Sahut Angkasa.
"Bintang? Kenapa sama kembaran lo?"
"Lo pasti heran kan sama perubahan Bintang seharian ini?" Kata Angkasa balik bertanya.
Vino mengangguk, "iya sih, gue sama yang lainnya heran banget, nggak biasanya Bintang sependiam itu. Kata Langit itu kayak pas kejadian 5 tahun lalu."
"Kejadian 5 tahun lalu? Kejadian apa?"
Vino menggelengkan kepalanya, "gue nggak tahu, pas gue mau nanya Bintang sama lo dateng, jadinya Langit sama yang lain langsung ngalihin topik."
Angkasa tertegun, dia masih tak paham dengan maksud perkataan Vino. Tapi tak memungkiri jika dirinya mencurigai sesuatu hal menyangkut sang kembaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang dan Angkasa-nya BROTERSHIP
Fiksi RemajaDikala bintang yang harus terpisah dari angkasanya dan disanalah semuanya bermula Apapun akan dilakukan agar bintang tetap bisa bersama angkasa-nya, walau nyawa harus menjadi bayarannya Ini hanya sepengal kisah dua saudara kembar yang harus terpisah...