lingkungan baru

306 18 10
                                    

"Woy, bangun, lu udah mau telat ini," ucap Arga membangunkan Amora.

Mendengar ucapan Arga. Suntuk Amora langsung terbangun.

"ABANG! " teriak Amora kesal karena Arga menipunya dengan mengatakan dia mau telat, padahal jam masih menunjukkan jam 5.30 pagi.

"Apa salahnya lu bangun sekarang? Daripada telat beneran," celetuk Arga sembari tersenyum.

"Ya engga sepagi ini juga," rengek Amora sembari kembali merebahkan tubuhnya.

"Heh,bangun!" Arga menarik tangan Amora.

"Iya iya, "  titah Amora sembari berjalan ke kamar mandi.

Arga masih menetap di kamar Amora. Dia duduk di kursi panjang untuk menunggu Amora mandi. Saat Arga melihat sekeliling kamar Amora, tiba-tiba pandangannya terhenti saat melihat meja rias Amora yang sudah penuh dengan foto foto Amora bersama Sintia.

Sebenarnya Arga sangat menyayangkan kalau kisah mereka berakhir seperti ini, karena dia benar-benar tahu seberapa tulus persahabatan Amora dan Sintia, namun apalah daya, tidak ada yang bisa melawan takdir.

"Woy, " celetuk Amora tiba-tiba dan membuat Arga kaget.

"Ngapain lu masih di sini? Engga siap siap buat kerja?" tanya Amora sembari mengangkat alisnya.

"Nunggu lu lah, takutnya pas gue keluar dari kamar, lu malah tidur lagi, " jawab Arga sembari menuyur kepala Amora.

"Yaudah, sana, gue mau ganti baju ege! "  usir Amora sembari mendorong tubuh Arga.

Arga pun langsung keluar dari kamar Amora, dia kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya juga.

"Buset, ternyata gue punya abang, gagah juga ya, "  ucap Amora yang terpana akan penampilan Arga yang mengenakan kemeja putih dan jas hitam, serta celana panjang berwarna hitam.

"Baru nyadar? "  tanya Arga dengan nada sombong.

Kini Arga sudah mengantarkan Amora ke kampus barunya. Sebenarnya Amora ingin pergi sendiri namun tidak di izinkan oleh Arga.

Sesampai di kampus. Banyak mahasiswa dan mahasiswi tercengang akan kehadiran mereka. Apalagi para mahasiswi di sana, mereka begitu histeris saat melihat Arga.

"Penggemar lu tuh, " titah Amora sembari tersenyum mengejek.

"Apasih lu! " ucap Arga sembari mengacak rambut Amora.

"Woy, rusak rambut gue!" ucap Amora dengan kesal sedangkan Arga hanya terkekeh.

"Halo, om, " sapa Arga ramah saat mereka masuk ke dalam ruangan Bryan.

"Hai, Arga, Amora, " sapa Bryan balik.

"Apa kabar, Amora? " tanya Bryan sembari tersenyum kepada keponakan yang sudah sangat lama tidak dia temui.

"Baik, Om, " jawab Amora ramah kemudian menyalami Bryan.

"Yaudah, ayo om anterin kamu ke kelas kamu, " ajak Bryan kepada Amora dan di angguki oleh Amora.

Ternyata kelas Amora berada di lantai dua, itu sebabnya mereka harus manaiki tangga untuk sampai di sana.

"Permisi, " salam Bryan kepada dosen yang terlihat sudah mengajar di sana.

"Silahkan masuk, pa, " dosen itu mempersilahkan Bryan, Amora, dan Arga untuk masuk.

"Sebelumnya maaf, karena sudah mengganggu kalian, kedatangan saya kemari untuk mengantarkan keponakan saya yang akan menjadi mahasiswi di sini, Amora, ayo perkenalkan diri kamu!" suruh Bryan kepada Amora.

"Halo, perkenalkan nama gue Kiana Amora Atjana, panggilan gue Amora, salam kenal!" ucap Amora memperkenalkan diri dengan wajah datar.

Setelah melakukan perkenalan. Amora pun di persilahkan untuk duduk. Arga dan Bryan sudah tidak ada lagi di sana, dan kelas berlanjut kembali.

Jam untuk istirahat sudah tiba, sebenarnya Amora sangat lapar tapi dia gengsi buat nanya kantin ada dimana, dan membuat dia lebih memilih untuk tidur.

"Engga ke kantin? " tanya seorang mahasiswa yang bernama Alvaro Darendra.

Amora mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa pemilik suara itu.

"Hah, lu? " Amora kaget karena ternyata laki-laki itu adalah laki-laki yang menabraknya kemarin.

"Kenalin, Gue Alvaro Darendra, sebelumnya maaf untuk kejadian kemarin, " ucap Varo mengenalkan dirinya.

"Iya, gue gamau ke kantin, " titah Amora dengan nada datar sembari memalingkan wajahnya.

"Oke, " jawab singkat Varo kemudian meninggalkan Amora di kelas sendirian.

Sepanjang istirahat Amora hanya tidur, dia tidak memperdulikan keadaan sekitar, yang dia ingin hanya bisa tidur dengan tenang sampai jam kelas berikutnya masuk.

Jam kelas kedua telah usai. Amora berjalan keluar kelas sembari menelfon Arga.

Saat Amora tengah duduk santai untuk menunggu Arga menjemput. Tiba-tiba dia di datangi 4 mahasiswi disana.

"Oh, jadi lu adeknya Arga ya? Boleh kenalan ga? Nama gue Anggel, "ajak Angel berkenalan.

Amora yang tahu kalau mereka mendekati dirinya agar bisa di dekatin sama Arga seketika langsung tersenyum miring kemudian langsung meninggalkan segerombol cewek yang suka Arga itu.

" Buset, sombong amat tu anak! " ucap Anggel kesal.

Kini Amora tengah berada di parkiran. Dia kembali duduk di kursi bawah pohon yang ada di parkiran.

" lama amat anjir, bisa bisa gue di datengin cewek cewek yang suka Arga lagi! " cetus Amora kesal karena Arga tak kunjung datang.

" Huh, gini amat punya abang ganteng, " Amora menarik nafasnya sembari menaruh airpods di telinganya.

Setelah beberapa menit akhirnya Arga datang, tentunya dengan mobil sport berwarna hitam kesayangannya itu.

Amora yang melihat mobil Arga sudah ada di hadapannya, langsung saja naik ke dalam mobil.

Sebenarnya aktivitas Amora tidak terlalu berat, Amora hanya mengikuti 2 kelas kemudian pulang. Namun entah kenapa Amora terlihat kelelahan, seakan-akan dia habis melakukan aktivitas berat.

" kenapa lu? Keliatannya cape banget? " tanya Arga sambil melihat wajah Amora.

" Cape anjir! Ketemu orang-orang baru, bikin gue pusing dan nguras tenaga banget, " jawab Amora sembari menghembuskan nafas berat.

" Sejak kapan lu jadi introvert? " Arga terkekeh kecil karena tidak percaya Amora yang dulunya ekstrovert sekarang menjadi introvert.

" Udah gue bilang kan, waktu itu? Diri gue yang dulu sudah mati, bang, sudah mati sepenuhnya, " titah Amora dengan tatapan kosong.

See you next part guys

Amora(revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang