Permainan akan segera di mulai

112 9 0
                                    

Cahaya matahari sudah menembus dinding kamar Amora. Arga masuk ke dalam kamar Amora untuk membangunkan Amora.

"Mora, bangun, sarapan dulu! " ujar Arga membangunkan Amora dengan nada lembut.

"Huaaa, iya," sahut Amora sembari menggeliat.

"Hari ini lu ngampus? kalau kondisi lu belum memungkinkan, yaudah ga usah ngampus dulu, " titah Arga dengan sedikit khawatir.

"Gue gapapa kok, gue ngampus aja, "ucap Amora sembari tersenyum tipis.

" yaudah, kalau gitu mandi dulu! Baru sarapan! " suruh Arga tersenyum kemudian keluar dari kamar Amora.

Amora kini sudah sampai di kampusnya. Dan seperti biasa Varo selalu datang lebih awal di banding Amora.

"Gue turut berdukacita ya, "ucap Varo sembari menatap Amora.

"Terimakasih, " jawab Amora singkat tanpa menghadapkan wajahnya ke Varo.

Kini para mahasiswa dan mahasiswi sudah berdatangan karena memang sebentar lagi kelas akan di mulai.

Di sepanjang pa Angga menyampaikan materi. Amora tidak bisa fokus. Pikirannya sekarang benar-benar tidak bisa di deskripsikan.

"Okey anak-anak, sampai di sini dulu materi yang saya sampaikan, sampai jumpa, " pamit pa Angga dengan ramah.

"Mau ke kantin bareng? " ajak Varo kepada Amora.

"Engga!" cetus Amora kemudian langsung meninggalkan Varo.

Amora tengah duduk di taman kampus dengan tatapan kosong. Di tengah-tengah lamunannya itu, Amora kembali teringat akan mimpi malam tadi. Di mimpi itu Amora bermimpi melihat para pelaku penyebab kematian Sintia sedang asyik berpesta pora dan bertingkah seakan-akan mereka tidak pernah melakukan kesalahan.

"Apa itu gambaran hidup mereka sekarang? kalau memang iya, gue akan menghancurkannya, yakali gue biarin mereka bahagia di atas keterpurukan gue! " batin Amora sembari tersenyum miring.

"Mora, heyy! " Zidan melambai lambaikan tangannya di hadapan wajah Amora yang sedang ngelamun.

"Apaan sih! "cetus Amora yang tersadar dari lamunannya.

"Kenapa kamu di sini? kamu ga ke kantin? " tanya Zidan sembari duduk di samping Amora.

"Males," cetus Amora dengan raut datar.

"Oh iya, saya turut berdukacita atas meninggalnya kedua orang tua kamu, " ucap Zidan berbela sungkawa.

"Terimakasih, " sahut Amora tanpa menghadapkan wajahnya ke arah Zidan.

"Nih, saya ada roti dan susu terima ya! Setidaknya dengan ini perut kamu ada isinya," titah Zidan sembari menaruh roti dan susu di tangan Amora.

"Apa ini? kok lu tiba-tiba baik? ada maunya ya? " tanya Amora menatap curiga kepada Zidan.

"Engga lah! Kamu itu keponakan dari pemilik kampus ini, nanti kalau kamu kenapa-kenapa semua dosen yang kena, "jawab Zidan sembari terkekeh kecil.

"Ohh, yaudah terimakasih! Oh iya, gue ga masuk kelas kedua, gue lagi ada urusan, " titah Amora dengan datar.

"Emang mau kemana? " tanya Zidan heran.

"Kepo! " cetus Amora kemudian langsung meniggalkan Zidan.

Amora sudah tidak ada di kampus karena dia ingin pergi ke pemakaman Sintia.

"Ini sudah waktunya Sin! Gue akan balas perlakuan mereka terhadap lu!mereka harus merasakan apa yang lu dan gue rasakan!" titah Amora tersenyum miring saat sudah berada di makam Sintia.

Saat Amora sudah pergi dari pemakaman Sintia, di tengah perjalanan menuju motornya tiba-tiba ada cewek yang menabraknya.

"Ehh, sorry mba!" ucap cewek itu kepada Amora sembari ingin membantu Amora berdiri.

"Loh? Amora, ini serius lu?" tanya cewek itu terkejut saat melihat orang yang dia tabrak adalah Amora teman SMP nya dulu.

"Siapa lagi?" tanya Amora sembari mengangkat alisnya sebelah.

"YA AMPUN!! PLISS UDAH LAMA YA, KITA GA KETEMU," ucap cewek itu sembari memeluk Amora.

"Btw,clu masih ingat gue kan? " tanya cewek itu lagi kepada Amora.

"Ingat lah, lu Naeva kan? "Jawab Amora sembari tersenyum tipis.

" syukur deh, lu masih ingat gue, oh iya, kenalin dia Arkana cowok gue,"ucap Naeva memperkenalkan cowoknya.

"Amora, " ucap Amora memperkenalkan diri sembari mengajak salaman.

"Arkana, " sahut Arka sembari bersalaman dengan Amora.

"Amora, kita udah lama ga ngobrol, ngobrol yok!" ajak Naeva dengan penuh antusias.

"Ayo, tapi gausah ajak cowok lu!" titah Amora dengan datar.

"Hehehe maaf ya sayang, dia orangnya emang gitu, yaudah kamu pulang duluan aja! " suruh Naeva kepada Arka. Dan di balas anggukan oleh Arka.

Amora dan Naeva sudah berada di sebuah cafe yang tidak begitu jauh dari pemakaman Sintia. Mereka terus berbincang bincang santai saat di sana.

"Nae, gue mau ngomong sesuatu, " ucap Amora sembari memakan kentang.

"Ya tinggal ngomong aja, ngapain pake bilang segala?" sahut Naeva sembari meminum coffee.

"Lu ada info kaga? tentang pelaku penyebab Sintia meninggal? ya contohnya seperti di mana sekarang mereka tinggal dll gitu?" tanya Amora serius.

"Mau ngapain lu tanya tentang mereka? jangan bilang lu mau bales dendam? " jawab Naeva menerka nerka.

"Emang," jawab Amora singkat sembari tersenyum miring.

Naeva langsung tersedak saat mendengar ucapan Amora.

"Ini beneran lu? lu ga sakit kan? " tanya Naeva sembari memegang jidat Amora.

"Bingung kan lu? Amora yang lu temui sekarang bukan Amora yang lu kenal dulu, Amora yang itu sudah lama mati! Dah, sekarang jawab dulu pertanyaan gue! "titah Amora kepada Naeva.

"Gue cuman tau tempat tinggal Jenggala sih, dan asal lu tau! Adeknya sekampus dengan gue! " ucap Naeva dengan santai.

"Hah? serius?" tanya Amora terkejut.

"Serius lah, mau gue bantu ga?" tawar Naeva kepada Amora sembari tersenyum tipis.

           HAPPY READING GUYS

Kira-kira apa yang bakal mereka lakukan? 🤔

Amora(revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang