Zidan mode pasrah

106 9 2
                                    

"Baik anak-anak, sampai di sini dulu materi kita hari ini, selamat berjumpa lagi di jam kelas kedua! " pamit Zidan dengan sangat ramah.

"Ke kantin ga?"tanya Varo kepada Amora.

"Engga, gue mau keluar bentar, kalau gue telat masuk bilangin ke Zidan ya! " suruh Amora sembari berdiri dari kursinya.

"Emang lu mau kemana? " tanya Varo heran.

"Nemuin sepupu gue, gue lagi ada urusan sama dia, " tutur Amora sembari tersenyum tipis

Amora pergi menuju kampus Rey. Sesampai di sana Amora langsung jadi perhatian para mahasiswa dan mahasiswi di sana.

"Rey! " panggil Amora datar.

"Rey, ruh sepupu lu," ucap Kalingga yang melihat kehadiran Amora.

"Loh? kok lu ada di sini?" tanya Rey heran saat dirinya melihat Amora berada di belakangnya.

"Ikut gue! " titah Amora sembari langsung menarik Rey menjauh dari teman-temannya.

"Ada apa?" tanya Rey dengan nada bingung.

"Lu punya kenalan hacker ga?" tanya Amora the do poin.

"Punya, emang kenapa?" tanya Rey sembari mengangkat alisnya sebelah.

"Buat cari biodata pelaku penyebab Sintia meninggal, gue akan balas dendam ke mereka!" jelas Amora sembari tersenyum licik.

"Wah, ga nyangka gue, lu bisa sengeri ini kalau udah dendam, tapi gue dukung! Gue akan bantu lu! "sahut Rey tersenyum lebar kepada Amora.

"Really?" tanya Amora sambil menurun naikkan alisnya.

"Yes, yaudah ke kantin dulu yok!" ajak Rey sembari merangkul bahu Amora.

Di sepanjang jalan mereka menjadi pusat perhatian, namun tak sama sekali mereka hiraukan. Mereka terus berjalan menuju kantin. Sesampai di kantin Rey menyuruh Amora untuk gabung bersama teman-temannya.

"Ngapain lu kesini?" tanya Kalingga kepada Amora.

"Emang ngapa? gaboleh?" tanya Amora sembari mengangkat alisnya sebelah.

"Bukan gitu, ya tumben aja gitu loh," tutur Kalingga datar.

"Gausah sokap deh lu! Lu temannya Rey bukan berarti lu temen gue juga!paham? " cetus Amora dengan raut sinis.

"Boset galak amat si, orang cuman mau berteman, " ucap Kalingga sembari tersenyum tipis.

"Udah maklumin aja, Amora masih perlu beradaptasi dengan orang baru, " celetuk Rey yang tiba-tiba muncul dan sudah membawa makanan dan minuman.

Meski Amora bergabung dengan teman-temannya Rey, yang di ajak Amora ngobrol ya cuman Rey.

"Apa? udah jam segini?" tanya Amora dengan nada terkejut saat melihat jam di layar hp nya.

" Yaudah Rey! Gue harus balik ke kampus gue lagi, bayarin punya gue ya!"pamit Amora sembari cengar cenger.

"Dasar, untung sepupu, " tutur Rey saat Amora sudah tidak ada di sana lagi.

Amora berlari menuju kelasnya. Saat Amora ingin membuka pintu kelas, Zidan juga ikut membuka pintu karena dia ingin keluar, dan membuat Amora terjatuh tepat kepelukan Zidan. Teman-temannya Amora yang melihat itu termasuk Varo seketika langsung tercengang.

"IHH!! APAAN SIH LU? " Amora mendorong tubuh Zidan sehingga membuat pelukan keduanya terlepas.

"Kok jadi saya? orang kamu yang tiba-tiba muncul, " titah Zidan datar.

"Tau ah, males!" cetus Amora sembari berjalan menuju kursinya.

"Etsss, siapa suruh kamu boleh duduk hah?" titah Zidan sembari menjewer telinga Amora.

"Haduh haduh! Sakit woy!" Ringis Amora kesakitan.

"Berdiri dulu! Ini sebagai hukuman karena kamu telat masuk kelas! " tegas Zidan sembari melepaskan tangannya dari telinga Amora.

"Berani banget lu ngehukum gue, gue bilang sama om gue nih!" ancem Amora kepada Zidan sembari menyalakan hp nya.

"Ehh, jangan dong! Yaudah duduk!" ucap Zidan pasrah.

"Haha, ketahuan ga berani sama om gue, " titah Amora sembari menjulurkan lidahnya kepada Zidan.

"Huh, sabar Zidan! Lu harus sabar menghadapi anak didik lu yang satu ini!" batin Zidan sembari menghembuskan nafasnya.

"Wooo! Bang Zidan ga adil nih! " tutur teman-temannya Amora yang tidak terima kalau Amora tidak di hukum.

"Hadeh, kenapa jadi serba salah gini sih?"batin Zidan dengan raut pasrah.

"Mohon maaf, bukannya saya tidak adil, tapi saya bisa apa? dia adalah keponakan dari pemilik kampus ini!kalau saya di pecat gimana? kalian mau saya ga ngajar di sini lagi?" tanya Zidan sembari menatap Amora yang bertingkah seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

"Eh, jangan dong!" sahut temannya Amora dengan nada pasrah.

Zidan kembali melanjutkan memberikan materi kepada anak didiknya dengan sangat fokus.

"Oke, sampai situ dulu ya! Sampai jumpa besok! " pamit Zidan kepada anak didiknya.

"Sampai jumpa!" sahut serentak anak didiknya.

"Gue ke rumah Rey aja deh, lagian kalau gue pulang ke rumah mau ngapain? orang bang Arga belum pulang, " batin Amora sembari berjalan menuju parkiran.

Amora sudah sampai di rumah Rey, namun Rey belum datang dari kampusnya, itu sebabnya Amora menunnggu Rey di sofa ruang tamu.

"Woahh! Ada penampakan guys, "ejek Rey saat melihat di rumahnya ada Amora.

"Anjirr! Lu pikir gue setan?"cetus Amora sembari melempar bantal ke arah Rey.

"Bercanda, aelah lu, btw ngapain lu kesini? bukannya pulang? " tanya Rey sembari duduk di samping Amora.

"Ngapain juga gue di rumah? kalau gue sendirian? yang ada gue malah gabut, " tutur Amora datar.

"Kata siapa lu sendirian? kan ada bi Inah ada bodyguard juga, " sahut Rey sembari menurun naikkan alisnya.

"Maksud bang Arga loh! Gua bosan kalau gaada dia di rumah, " ucap Amora sembari menuyur kepala Rey.

"Owalah, oh iya! Gue sore ini mau balapan loh, mau ikut ga?" tanya Rey kepada Amora.

"Ayo! Tapi gue ikut balap juga, gamau tau! " paksa Amora kepada Rey.

"Iyadah serah lu! Kali ini musuh gue gaada, jadi aman-aman aja gue ngajak lu! " tutur Rey sembari tersenyum ringan.

               HAPPY READING GUYS

NAH,UDAH KELIATAN NIH KESESATAN SI REY WKWK

Amora(revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang