Dosen muda

231 17 5
                                    

Jam kelas kedua telah tiba. Para mahasiswa/mahasiswi pun sudah masuk ke kelas masing-masing.

"Selamat siang anak anak, " salam pa Arif dengan ramah.

"Siang pa, " sahut Amora dan teman temannya.

"Hari ini kita kedatangan dosen baru loh,Zidan silahkan masuk! " suruh pa Arif sembari tersenyum.

"Halo, semuanya, kenalin nama saya Zidan Nugraha, karena umur kita hanya berbeda kisaran 3 tahun, kalian boleh memanggil saya abang/kaka ya! " ucap Zidan memperkenalkan diri saat dia sudah masuk ke dalam kelas Amora.

Zidan Nugraha yang memeliki rambut berwarna hitam, wajah yang mulus, hidung mancung, berkulit putih, serta badan yang sangat tinggi itu ternyata adalah anak dari seorang CEO. Zidan menempuh kuliah di luar negeri dan setelah lulus dia memutuskan untuk kembali ke Indonesia lagi.Bukan hanya itu, selama Zidan kuliah di luar negeri dia banyak mendapatkan prestasi bahkan jadi mahasiswa terbaik di Universitas itu karena kepintarannya.

"Weh, dosen kita ganteng, " celetuk salah satu mahasiswi yang duduk di belakang Amora.

Amora memperhatikan raut wajah Zidan yang tidak asing baginya.

"Perasaan gue pernah ketemu ini orang deh, tapi dimana? " batin Amora sembari mengingat ngingat tempat di mana dia bertemu dengan Zidan.

"Tau ah, ngapain gue mikirin? Mending tidur, " batin Amora kembali kemudian menaruh kepalanya di atas meja.

"Oke, semuanya, mari kita mulai pelajarannya, " titah Zidan tersenyum ramah.

Jam kelas berjalan seperti biasa. Di tengah-tengah Zidan mengajar dia menyadari bahwa ada seorang mahasiswi yang tengah tertidur saat kelas berlangsung. Dan ternyata itu adalah Amora.Tanpa basa basi Zidan langsung menghampiri Amora dan membangunkannya.

"Bangun, di sini bukan tempat untuk tidur! Tapi tempat belajar! " tegas Zidan sembari memukul meja Amora.

Amora yang tengah tertidur nyenyak suntak langsung terbangun. Amora menatap sinis ke arah Zidan.

"Ga bisa apa? Bangunin orang itu pelan-pelan? " cetus Amora sembari mendungakkan kepalanya.

Zidan yang melihat wajah Amora suntak terdiam sejenak, karena menyadari bahwa Amora adalah gadis yang dia sangka ingin bunuh diri kemarin.

Sebelum mereka bertemu di kampus ternyata mereka sudah bertemu, saat itu Amora sedang jalan-jalan dan menikmati angin segar di pinggir pembatas jembatan, namun di tengah-tengah dia menikmati angin segar tiba-tiba tangannya di tarik seorang laki-laki yang menyangka dia akan bunuh diri. Dan laki-laki itu adalah Zidan.

"Kalau pelan, nanti kamu gamau bangun! " titah Zidan dengan raut datar.

"Gue ga budeg! " teriak Amora di telinga Zidan.

"Kamu gunain lu gue ke dosen kamu? Apakah itu tindakan sopan? " cetus Zidan dengan raut sedikit kesal.

"Halah, jadi dosen baru aja, belagu lu! " ucap Amora ngegas kemudian langsung keluar dari kelas tanpa permisi.

Zidan yang melihat kelakuan Amora hanya bisa terpaku. Dia benar-benar tidak percaya bahwa dia mendapatkan murid yang tidak sopan seperti Amora.

"Astaga Tuhan, ujian apa lagi ini? " batin Zidan sembari mengusap wajahnya gusar.

"Maklumin aja bang, sepertinya sifat dia emang seperti itu, soalnya sudah dari awal masuk dia seperti itu, mungkin karena dia keponakan dari pemilik kampus ini, makanya dia bertingkah semena mena ke orang-orang, " ucap Varo kepada Zidan sembari tersenyum.

"Owalah, keponakan dari pemilik kampus ini ternyata, " titah Zidan sembari kembali ke tempat duduknya.

Amora masuk ke dalam kamar mandi dan tanpa sengaja dia bertemu dengan Thea.

"Gimana? Masih mau ngusik gue? " celetuk Amora tersenyum miring sembari membasuh wajahnya.

Thea tidak menjawab ucapan Amora. Dia hanya memandang Amora dengan sinis kemudian beranjak dari kamar mandi.

"Brukkh"

Amora membuka pintu dengan kencang dan berhasil membuat Zidan serta teman temannya yang ada di sana terkejut.

"Masuk itu permisi! Buka pintu juga ga perlu keras keras! Itu tidak supan! " titah Zidan sembari menatap Amora.

Amora sama sekali tidak menghiraukan apa kata Zidan, dia berlalu begitu saja di hadapan Zidan kemudian duduk di kursinya.

"Apa liat liat! " cetus Amora saat menyadari Zidan sedang menatapnya.

"Nama kamu siapa sih? Dari tadi saya lihat lihat ga ada sopan sopannya sama saya, saya ini dosen kamu loh! " ucap Zidan menghampiri Amora dengan raut kesal.

"Kiana Amora Atjana, kenapa? Ga terima?" cetus Amora dengan nada ngegas.

"Jaga sifat kamu dengan dosen! " titah Zidan datar.

" siapa? "

"Saya lah! " jawab Zidan dengan nada sedikit ngegas.

"Yang nanya? " titah Amora terkekeh kecil.

Sebenarnya Zidan masih ingin melawan Amora, tapi dia sadar kalau dia terus melawan Amora, mereka tidak akan belajar. Maka dari itu Zidan pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke tempatnya dan menlanjutkan pelajaran.

"Oke, materi hari ini sampai di sini dulu ya, sampai jumpa lagi, " pamit Zidan kepada murid muridnya saat kelas sudah selesai.

"Sampai jumpa, bang," sahut murid-muridnya dengan serentak.

Saat Zidan ingin keluar dari kelas, tiba-tiba Amora main nyelonong gitu aja mendahului Zidan.

"Astaga! Benar-benar tidak tau di sopan santun! " titah Zidan sembari memusut musut dadanya.

"Sepertinya Tuhan lagi nguji kesabaran gue deh, " batin Zidan sembari berjalan menuju parkir.

"Aelah, kendaraan siapa sih ini? Ngalangin motor gue aja! " oceh Amora sembari menendang nendang roda motor yang menghalangi motornya itu.

Zidan yang kaget melihat motornya di tendang tendang Amora, suntak langsung berlari untuk mencegah Amora.

"Heh, ngapain kamu nendang motor saya? " cetus Zidan dengan kesal sembari menarik tangan Amora ke arah belakang.

"Ohh, motor lu ternyata, makanya kalau parkir tuh jangan ngalangin jalan orang! Udah pinggiran motor lu! " suruh Amora dengan nada datar.

Zidan yang malas berdebat lebih panjang, langsung memundurkan motornya agar motor Amora bisa lewat.

Setelah Zidan memundurkan motornya. Amora yang sudah berada di atas motornya langsung menggas motornya dengan kencang.

"Ya Tuhan, tolong kasih hamba kesabaran yang lebih besar, agar bisa mengahadapi murid yang tidak tau sopan santun itu, " ucap Zidan berdoa.

      See you next time man teman 👋

Amora(revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang