"Bi, aku pulang! " salam Amora saat dia masuk ke dalam rumah.
"Iya non, ganti baju dulu gih! Habis itu makan! " jawab Bi Inah tersenyum ramah.
"Syiap, " titah Amora sembari memberi tanda hormat kepada bi Inah.
Orang tua Amora sedang tidak ada di rumah. Mereka sedang pergi ke rumah kerabat yang sedang mengadakan acara aqiqah.
Amora dan Arga juga di suruh kesana, setelah Arga selesai dengan pekerjaannya.
"Bi, Mora udah datang? " tanya Arga menghampiri bi Inah.
"Udah tuan, dia lagi makan, " jawab bi Inah dengan nada lembut.
"Oh gitu, makasih ya bi, " titah Arga tersenyum ringan kemudian berjalan menghampiri Amora.
"Udah lama pulangnya? " tanya Arga yang sudah duduk di samping Amora.
"Baru, makanya gue baru makan, " jawab Amora sembari melanjutkan suapannya.
"Yaudah, habis ini langsung siap siap! Gue mau ganti baju dulu," ucap Arga tersenyum lebar sembari memusut kepala Amora.
Amora dan Arga sudah siap. Mereka langsung masuk ke dalam mobil untuk menuju rumah kerabatnya itu.
"Tadi gue nelfon om Bryan, katanya lu berantem sama senior lu, apa itu benar? " tanya Arga sembari tetap fokus menyetir.
"Iya, dia duluan yang mulai, kan gue jadi kepancing!" cetus Amora dengan raut datar.
"Jangan di lawan! diamin aja, kecuali dia main fisik," titah Arga sembari menatap wajah Amora.
"Enak aja! Kalau dia ngusik gue lewat perkataan maupun fisik tetap gue lawan lah, itu anak kalau di diamin ngelunjak! " ucap Amora dengan nada sedikit ngegas.
"Serah lu dah, yang penting lu ga mulai duluan! " titah Arga sembari ingin memegang kepala Amora namun di cegah Amora.
"Hoby bener megang kepala gue, ini gue udah cape cape ngerapinnya tau! " cetus Amora sembari menatingkan jari tengahnya.
Tidak ada jawaban dari Arga, dia hanya terkekeh kecil mendengar cetusan Amora.
Kini Amora dan Arga sudah sampai di rumah kerabatnya itu. Di sana sudah banyak orang orang yang berhadir.
"Eh, ya ampun Amora, apa kabar? lama banget ya kita ga ketemu, " sapa Andriana saat dia melihat Amora sembari memeluknya.
Wanita yang menyapa Amora itu adalah tantenya Amora dan Arga. Dia merupakan adek dari Nada. Andriana memiliki paras cantik namun sayang, dalam hal percintaan dia tidak beruntung. Dia sudah berpisah dengan suaminya sejak mengandung anak pertama mereka. Jadi sekarang bisa di bilang Andriana adalah single mom.
"Hai tan, kabar aku baik kok! Gimana dengan kabar tante? " sapa balik Amora dengan ramah sembari menanyakan kabar.
"Baik kok sayang, " jawab Andriana tersenyum lebar kepada Amora.
"Lah? Kemana si Arga? " celetuk Amora saat dia menyadari Arga sudah tidak ada di sampingnya.
"Tuh Arga, lagi sama Reyvant," tunjuk Andriana tersenyum ringan.
"Oh iya, yaudah tante, aku mau nyamper mereka dulu ya! " titah Amora tersenyum kemudian langsung menghampiri Arga dan Reyvant.
"Woy, Rey, apa kabar lu? " sapa Amora tersenyum lebar sembari menepuk tangan Reyvant.
Rey yang sedang minum langsung tersedak karena mendengar sapaan Amora. Bukan terkejut dengan sapaannya tapi dia terkejut Amora memakai lu gue, padahal dulu dia paling anti ngomong lu gue.
"Baik, lu sendiri? " jawab Rey dengan nada masih syok.
Rey merupakan anak dari Andriana. Sudah tidak heran jika Rey juga memiliki paras yang tampan. Sifatnya sangat keras kepala sejak dulu dan brandal, saking brandalnya dia membentuk sebuah geng motor yang hobinya tawuran. Sifat dia yang seperti ini tidak bisa sepenuhnya di salahkan kepada dirinya, karena mungkin saja sifat dia begitu karena tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah dan kurangnya kasih sayang dari sang ibu yang selalu sibuk kerja.
"Baik, " jawab Amora singkat sembari meminum minumannya.
"Pasti lu terheran-heran sama Amora yang sekarang gunain kata lu gue, iyakan? " tanya Arga terkekeh kecil.
"Iya, dan sepertinya banyak yang berubah dari Amora yang dulu, " ucap Rey menerka nerka.
"Emang, bahkan sifat Mora yang dulu hampir hilang seluruhnya, sekarang sifatnya kebalikan dari sifat dia yang dulu, " titah Arga tersenyum sembari menatap Amora.
"Sifat gue yang dulu udah mati, jadi gausah di cariin lagi! " cetus Amora dengan raut datar.
"Weh, keren, " ucap Rey terkekeh kecil.
Kini acaranya sudah di mulai, acaranya berjalan dengan lancar dari awal sampai akhir.
"Mora, nanti kapan kapan main ke rumah gue ya! " ajak Rey kepada Amora sembari tersenyum.
"Syiap, yaudah gue duluan ya!" Titah Amora tersenyum manis sembari menepuk punggung Rey.
"Hati-hati kalian, " ucap Rey sembari melambaikan tangan.
"Bang, berhenti di makan Sintia bentar ya! Mumpung jalannya searah,"
"Oke, " jawab Arga singkat sembari tetap fokus menyetir.
Sesampainya di makam, seperti biasa Amora menaburkan bunga tabur dan meletakkan mawar putih di batu nisan Sintia, setelah itu dia mendoakan Sintia.
"Gue pamit ya Sin, nanti gue kesini lagi! Oh ya, sekali kali datang ke mimpi gue dong! " titah Amora tersenyum hampa.
"Yok! " ajak Amora kepada Arga untuk pulang.
"Kenapa keluarga Sintia pindah ya? Mana ga bilang lagi pindah nya kemana, gue kan mau melihat kamarnya Sintia, bertemu mamahnya Sintia beserta keluarga, " celetuk Amora saat mereka sudah di perjalanan.
"Mungkin karena suatu hal, kalau memang takdir lu bisa bertemu dengan keluarga Sintia pasti nanti ketemu, "titah Arga tersenyum sembari menatap wajah Amora.
Happy reading guys!
Sampai jumpa di part berikutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora(revisi)
Teen FictionSebelum membaca follow dulu yok guys>>NO PLAGIAT PLAGIAT CLUB😎