XXVI. Tuduhan

1.2K 141 24
                                    

'Menyesal' adalah sebuah kata yang ada di pikiran Zhou Zishu sekarang. Dia telah terlambat menolong sang kaisar dari bahaya yang baru saja terjadi. Mengingat dengan jelas wajah Wen Kexing yang jatuh dengan kuat menimpah tanah.

Sebelumnya...
Zhou Zishu sudah sadar bahwa dia akan terlambat untuk mencapai anak tersebut. Namun dia tetap berlari dengan sekuat tenaga tanpa melihat keadaan sekelilingnya. Sedikit lagi, mungkin dia bisa beruntung mencapai pembatas jalan. Dengan tergesa - gesa, Zhou Zishu melompat kasar tanpa arah.

Sayangnya semua itu telah sia - sia. Kuda sang kaisar jauh lebih cepat dibandingkan Zhou Zishu. Bahkan untuk tangannya saja, masih tidak bisa menggapai tubuh anak kecil tersebut. Zhou Zishu tertatih dan berusaha bangkit. Sambil menahan kesakitan, ia melihat Wen Kexing memandangnya dengan wajah lemas.

"Ya mulia~" ucap Zhou Zishu sedikit serak.

Namun tubuh Wen Kexing dengan cepat sudah ditutupi oleh banyak orang yang ingin menolong. Berpikir sejenak, lalu mengurungkan niat untuk ikut membantu. Kemudian dengan badan yang masih lemas, Zhou Zishu menarik tangan anak kecil tersebut keluar dari lintasan balap kuda.

"Nona..." panggil anak kecil itu pada Zhou Zishu.

Zhou Zishu pun mengalihkan pandanganya.

"Kau berdarah" ucapnya sambil menunjuk ke arah dagu Zhou Zishu.

"Berdarah ?!" tanya Zhou Zishu ragu, sambil menyentuh dagunya.

"Ssshh..." desis Zhou Zishu kesakitan.

"Ini juga" ucap anak kecil itu lagi sambil menunjuk ke arah tangan Zhou Zishu.

"Bagaimana bisa aku tidak sadar bahwa ini terluka ?!" batin Zhou Zishu.

Sambil meraba - meraba, Zhou Zishu juga merasa kesakitan di daerah dengkul. "Ini semua sangat perih tetapi luka ya mulia jauh lebih parah" sambungnya dalam hati.

Pelan tapi pasti, akhirnya mereka berdua telah sampai di depan istana. Karena merasa sudah aman, Zhou Zishu berhenti berjalan dan bertanya "Adik kecil, kamu seharusnya tidak berada di sini. Mengapa kamu membahayakan dirimu ?".

"Maafkan aku nona tetapi kelinci hilang. Lihat!. Aku menemukan kelinci kecil di sini" ucap anak kecil tersebut sambil mengendong seekor kelinci putih berukuran sedang.

"Adik kecil, jangan lakukan hal seperti itu lagi!. Kamu lihat sekarang sedang ada pertandingan. Jika bukan karena kamu, kaisar tidak mungkin terjatuh dari kuda" kata Zhou Zishu sambil berjalan menjauhkan anak kecil tersebut dari keramaian.

"Iya nona, maafkan aku. Aku janji tidak akan mengulangi perbuatan ini lagi" lirih anak kecil itu dengan mata yang mulai berair.

Zhou Zishu tersenyum dan merapikan pakaian keduanya "Sudahlah, jangan menangis. Aku tidak marah. Namun jika kamu mengulangi lagi, aku tidak bisa menolong kamu".

"Terima kasih nona" mulai tersenyum.

"Bagus. Tetapi ada satu hal lagi, saya bukan wanita!. Jadi kamu jangan panggil saya 'nona'. Itu sedikit memalukan" ucap Zhou Zishu tertawa kecil.

Setelah beberapa saat mencari keberadaan orang tua anak kecil tersebut. Akhirnya Zhou Zishu menemukan mereka. Selesai menjelaskan, orang tua anak itu berpamitan pulang. Tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih dan meminta maaf pada Zhou Zishu. Hal yang tidak diungkapkan, mereka bertiga tidak tau bahwa orang yang sudah menolong adalah selir kedua Jhuwen.

Zhou Zishu berniat kembali ke paviliun sebelum petang tiba. Namun secara tidak sengaja, dia berjumpa Liu Qianqiao yang kemungkinan sedang mencarinya.
"Ya mulia, dari mana saja ?!. Dan mengapa banyak luka di tubuh ya mulia?. Apa yang sudah terjadi?"

Queen of Omega (WenZhou) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang