XXIV. Berlatih (1)

1.3K 152 10
                                    

Seminggu telah berlalu semenjak Wen Kexing dan Zhou Zishu saling berbicara. Tidak banyak perubahan yang terjadi namun sang kaisar tidak lagi bersikap dingin padanya. Di awali dengan sarapan bersama dan berakhir dengan makan malam. Layaknya keluarga harmonis tanpa ada masalah yang mengganggu.

Tetapi tidak dengan hubungan pribadi, sang kaisar masih saja mengabaikan selir kedua. Tidak ada yang tau alasan sebenarnya, mengapa kaisar belum juga tidur dengan selir Zhou setelah menikah?. Dan tidak ada yang berani bertanya pada sang penguasa Jhuwen.

Sebenarnya Zhou Zishu tidak terlalu memusingkan hal tersebut. Lagi pula dengan keterbukaan kaisar saat beberapa lalu sudah membuat dirinya merasa bahagia. Di dalam hati, ia mengambil keputusan bahwa alasan ya mulia melakukan ini karena dirinya adalah seorang lelaki. Jadi Wen Kexing sedikit tidak nyaman untuk memulai hubungan pribadi dengannya.

Beberapa hari lagi menuju bulan ketujuh, purnama penuh. Itu adalah perayaan hari lahir Jhuwen. Setiap tahun akan diadakan berbagai macam acara di depan istana. Di mulai dari perjamuan anggota istana bersama para bangsawan, pertandingan, pemberian hadiah, dan terakhir adalah penghormatan bagi sang kaisar. Tidak hanya rakyat Jhuwen yang mengikuti pertandingan, tetapi para bangsawan juga turut mengikuti termasuk anggota istana.

Sebagai pelayan pribadi selir kedua, Liu Qianqiao mencoba melakukan yang terbaik. Salah satunya adalah membantu Zhou Zishu berlatih untuk pertandingan perayaan Jhuwen. Situasi ini dapat memanfaatkan pandangan orang lain kepada Zhou Zishu. Sang selir kedua harus menunjukkan potensi yang terbaik sebagai calon ibu dari putra mahkota.

Liu Qianqiao berencana mengajari Zhou Zishu cara memanah. Untuk wanita, pertandingan senjata diwakilkan dengan lomba panah. Latar belakang Zhou Zishu yang dulunya adalah orang biasa, membuat ia sedikit sulit berlatih. Walaupun begitu sang selir berusaha lebih keras agar tidak mengecewakan Luo Fumeng. Sampai sekarang Zhou Zishu masih merasa berhutang padanya.

Setelah berlatih panah, Liu Qianqiao memberikan banyak sekali buku. Zhou Zishu akan berlatih mengingat setiap kalimat penting di dalamnya. Ini adalah cara melatih lomba ilmu pengetahuan. Sama seperti latihan panah, sang selir juga sedikit kesulitan dalam melatih ingatannya. Dia tidak terbiasa dengan bahasa buku yang jarang sekali terdengar.

"Aku berharap tidak mengecewakan mu, Qianqiao" ucap Zhou Zishu pelan.

"Jangan ragu ya mulia. Jikalau ya mulia tidak menang, hamba yakin ya mulia sudah melakukan yang terbaik" jawab Liu Qianqiao menenangkan sang selir.

"Bukankah sangat malu, jika aku kalah dari wanita ?" tanya Zhou Zishu dengan tatapan kosong.

"Ya mulia adalah anugerah bagi Jhuwen. Itu sama sekali bukan apa - apa. Setidaknya sudah mencoba"

"Kau benar Qianqiao. Namun hati ini tetap saja gundah. Baiklah, aku akan berusaha lebih keras lagi" kata Zhou Zishu sambil mengelus rambut pelayannya itu.

Liu Qianqiao membalas dengan senyum tulus.

-----👑-----

"Salam ya mulia. Hamba ingin memberitahukan bahwa persiapan perlengkapan pertandingan sudah selesai" ucap kasim baru yang menggantikan Liu Haikuan kepada Wen Kexing.

"Bagaimana dengan persiapan perjamuan makan ?" tanya Wen Kexing sambil sibuk memegang surat - surat di meja.

"Para juru masak istana sudah mempersiapkan semuanya dengan baik. Kini tinggal menunggu hari purnama penuh".

"Jika semua telah siap, kirimkan undangan untuk kerabat jauh dan kaisar kerajaan lain. Pastikan semuanya lengkap. Aku tidak ingin ada kesalahan" suara Wen Kexing sedikit berat, di akhiri dengan tatapan lelah.

Queen of Omega (WenZhou) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang