II. Takdir

2.9K 379 42
                                    

Jauh dari keramaian kota, Zhou Zishu hidup di desa kecil yang dikelilingi oleh hutan. Desa itu bernama "丢失了" (diushile) yang artinya desa yang hilang. Dahulu nama desa ini bukan diushile. Tetapi karena jaraknya yang jauh dari kerajaan. Banyak warga desa yang berpindah ke kota. Akibatnya, warga desa menjadi berkurang. Yang tersisa hanya beberapa anak muda dan lansia (lanjut usia).

Sebagian besar mata pencarian warga desa ialah bertani. Untuk kebutuhan hidup, warga desa hanya mengandalkan hasil dari lahan dan hutan. Tidak ada alat tukar di desa ini. Semua bisa dibeli, jika kalian menukarnya dengan barang berguna lainnya atau barter.

Lalu bagaimana kehidupan Zhou Zishu selama ini ?

flashback

Pada usia Zhou Zishu yang 10 tahun, sang ibu menikah lagi dengan seorang pria bermarga "Lie". Sebelum ibunya menikah, mereka berdua hidup sendiri tanpa ada orang yang mereka kenal. Namun suatu saat ketika mencari makanan di hutan. Mereka bertemu dengan tuan Lie. Setelah itu, akhirnya mereka berdua sepakat untuk menikah.
Lalu tuan Lie mengajak ibu dan anak itu untuk tinggal di desa Diushile. Zhou Zishu pun berganti marga menjadi Lie yaitu "Lie Zishu". Sampai sekarang tidak ada yang tau jika Zishu adalah anak yang bermarga Zhou. Ibunya merahasiakan hal ini pada semua orang termasuk ayah tirinya.

8 tahun telah berlalu, ibu Zhou Zishu meninggal dunia. Sang ibu mengalami sakit pada pembuluh darah. Akibatnya ia terkena penyakit jantung. Seketika itu juga nyawa ibunya tidak bisa terselamatkan.

Tetapi walaupun kedua orang tuanya telah meninggal. Dirinya masih menyisakan seseorang di rumah. Orang itu adalah ayah tirinya. Tuan Lie dikenal sebagai orang yang sangat baik dan pekerja keras. Hanya saja semua itu berubah setelah ibunya wafat. Lambat laun tuan Lie semakin menunjukkan sifat aslinya. Ia sering sekali memarahi Zhou Zishu dengan berbagai alasan yang tidak jelas. Dia tau alasan mengapa ayah tirinya memperlakukannya seperti itu. Yaitu karena ibunya telah tiada. Orang yang diinginkan tuan Lie hanya ibunya Zhou Zishu. Tuan Lie tidak menginginkan Zhou kecil yang bukan darah dagingnya.

Zhou Zishu tidak ambil pusing tentang hal ini. Ia tetap tinggal di desa Diushile walaupun tempat itu seperti desa mati. Dia telah berjanji pada ibunya. Agar selalu menjaga dan merawat ayah tirinya seperti orang tuanya sendiri.

flashback end

Cerita berpindah pada kerajaan Jhuwen. Sekarang Wen Xiang sudah berusia 5 tahun. Xiang tetap menjadi satu - satunya anak dari kaisar Wen. Wen Kexing sedikit khawatir dengan hal ini.

Sang kaisar telah berusaha dalam 3 tahun terakhir. Wen Kexing masih belum percaya dengan adanya kutukan oleh orang Zhou. Ia berpikir bahwa itu hanya omong kosong. Karena itu penasehat kerajaan beserta para menteri sepakat membuat rencana. Yaitu menyuruh kaisar untuk meniduri gadis pilihan kerajaan. Wanita yang melahirkan seorang putra akan diangkat menjadi selir kedua kerajaan Jhuwen. Tetapi jika melahirkan seorang putri, bayi tersebut akan langsung di musnahkan. Hal ini bertujuan agar kerajaan Jhuwen tidak mengalami perpecahan. Sesuai dengan rencana Wen Kexing diawal. Dia melakukan ini demi mendapatkan pewaris takhta.

Dari 8 wanita, hanya ada 3 orang yang mengandung anak kaisar. Setelah menunggu waktu untuk melahirkan. Teryata ketiga bayi tersebut berjenis kelamin perempuan. Tanpa membuang waktu, bayi - bayi tersebut dibunuh tanpa adanya pembelaan. Rencana tersebut telah gagal. Dia tidak ingin lagi membunuh bayi - bayi yang tidak bersalah. Wen Kexing pun memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana ini.

Pada akhirnya sang kaisar percaya akan kutukan Zhou. Ibu angkatnya yaitu nyonya Luo memberi saran untuk memanggil seorang pria yang terkenal akan kesaktian dan sihirnya. Penyihir itu bernama Wuxi. Hidup jauh dari dunia yang penuh kejahatan. Dengan bantuan nyonya Luo, akhirnya dia pergi menemui Wen Kexing. Kaisar ingin meminta bantuan Wuxi untuk mendapatkan seorang putra. Wuxi pun pergi menghadap Wen Kexing.

Queen of Omega (WenZhou) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang